WAKIL KETUA DPRD BATAM MENINGGAL
Tangis Keluarga Iringi Pelepasan Jenazah Ruslan Ali Wasyim, Dimakamkan di TPU Sambau
Isak tangis keluarga mengiringi pelepasan jenazah Ruslan Ali Wasyim menuju peristirahatan terakhirnya. Ruslan meninggal setelah sempat dirawat di RSBP
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kediaman almarhum Ruslan Ali Wasyim di Perumahan Costarica, Batam Center ramai dihadiri oleh para kerabat, tetangga hingga tokoh masyarakat yang hendak melepas kepergian, Rabu (20/10/2021).
Sekira pukul 10:00 WIB, hujan deras turun di sekitar lokasi rumah duka. Meski demikian, hujan tidak menyurutkan para pelayat berkabung di bawah tenda-tenda putih yang disediakan.
Sementara itu, di sepanjang kawasan perumahan, jalanan dipenuhi dengan karangan bunga.
Adapun di tengah-tengah hadirin tampak tokoh masyarakat Ismeth Abdullah; Nur Syafriadi; Ketua DPD Golkar Kepri, Ahmad Ma'ruf Maulana; Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin; Wakil Ketua I DPRD Kota Batam, Kamaludin, beserta sejumlah anggota DPRD Kota Batam dan Anggota DPD Partai Golkar Kepri.
Pelepasan diiringi tangis haru dari keluarga dan juga kerabat.
Di lokasi rumah duka juga telah disiapkan ambulans milik DPD Golkar Kepri yang siap siaga mengantar almarhum ke tempat peristirahatan terakhir.
"Beliau adalah sosok yang humoris, karakter dan ketokohannya sangat berkesan bagi kita semua. Kami segenap keluarga besar DPRD Kota Batam berduka cita sedalam-dalamnya," ujar Kamaluddin mengucapkan sambutannya.
Hingga berita ini ditulis, jenazah almarhum tengah dalam perjalanan menuju kampung halaman di kawasan Teluk Bakau, Nongsa.
Di lokasi ini jenazah akan disolatkan pada sekitar ba'da dzuhur, kemudian dikuburkan di TPU Sambau Nongsa.
Profil Ruslan Ali Wasyim
Sebelumnya diberitakan, kabar duka datang dari Partai Golkar Batam.
Mantan Ketua DPD II Golkar Batam Ruslan Ali Wasyim (52) meninggal dunia.
Pria yang juga Wakil Ketua DPRD Batam itu tutup usia Selasa (19/10/2021) malam di RSBP Batam karena sakit jantung.
Meninggalnya Ruslan Ali Wasyim meninggalkan duka mendalam bagi orang-orang dekatnya. Termasuk rekan-rekannya di DPRD Batam dan Partai Golkar.
Diketahui, di kancah politik di Batam nama Ruslan cukup dikenal masyarakat.
Ia sudah tiga periode menjadi wakil rakyat di DPRD Batam.
Karier politiknya dimulai dari nol. Mulai dari partisan, menjadi anggota hingga menjadi ketua Partai Golkar Batam.
Baca juga: Ruslan Ali Wasyim Meninggal Dunia, Ketua DPRD Batam: Kami Merasa Kehilangan
Baca juga: Sosok Ruslan Ali Wasyim di Mata Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Kepri
Di DPRD Batam pun begitu. Ia mulai sebagai anggota, terakhir ia menjabat Wakil Ketua II DPRD Batam.
Dari usianya muda, pria kelahiran 7 Juli 1969 itu sudah menjadi sosok yang mandiri dan terbiasa bekerja keras.
Pasalnya sejak kecil Ruslan sudah jauh dari orangtuanya. Saat masih duduk di Sekolah Dasar, Ruslan tak lagi tinggal bersama orang tua.
Maklum saja, saat itu sekira tahun 1975, sekolah dasar baru ada di kawasan Sekupang. Sementara keluarga Ruslan tinggal di kawasan Batu Besar, Nongsa.
Saat SD, ia tinggal bersama sang paman dan jarang pulang ke Batu Besar lantaran transportasi dan komunikasi saat itu masih sulit.
Setelah tamat SD, pada tahun 1982, Ruslan bersekolah di SMP Tanjung Uban.
Saat sekolah SMP 1 Tanjunguban itu lah Ruslan juga mengenal kehidupan keras di pasar.
Masuk STM
Setelah tamat SMP, Ruslan kemudian melanjutkan jenjang pendidikan ke jenjang SMA. Pilihannya SMA 1 Tanjungpinang di tahun 1985.
Namun orang tuanya meminta Ruslan pindah sekolah ke SMK 1 Batam, yang saat itu jadi SMK pertama dibuka.
Namun tak lama setelah itu, Ruslan pindah ke SMA Kartini Batam. Akhirnya tahun 1988 Ruslan tamat di SMA Kartini.
Setelah tamat SMA, banyak teman-teman Ruslan memilih merantau ke Jakarta, Jogja dan lainnya, namun tidak dengan Ruslan. Ia memilih bekerja di Batam demi adik-adiknya yang masih butuh biaya sekolah.
Hobi Main Bola
Wakil Ketua II DPRD Batam, Ruslan Ali Wasyim juga hobi main bola.
“Dulu, kalau musim kompetisi tiba, saya paling dicari sama bos-bos,” kenang Ruslan mengawali ceritanya bersama Tribun Batam, Rabu (3/2/2021).
Awal karirnya dimulai sekira tahun 1987. Saat itu Ruslan memulainya sebagai pemain antar kampung (tarkam).
Minimnya akses untuk menjadi seorang pesepakbola profesional kala itu, merupakan kendala utama dirinya serta rekan-rekan satu angkatan.
“Zaman dulu yang penting main. Tak seperti sekarang, yang aksesnya sudah luas,” katanya lagi.
Sebagai pemain tarkam, beberapa tim pernah dibelanya. Salah satu tim paling berkesan baginya adalah PS. Batubesar.
Sebab, di tim ini, Ruslan pernah berkesempatan menjelajahi berbagai pulau hanya untuk bermain sepak bola. Mulai dari Pulau Sambu, Pulau Air Raja hingga Tanjunguban.
Pada masa itu, akses transportasi laut masih menjadi primadona di Batam maupun Provinsi Kepri.
“Saya mulai aktif main itu umur 16 tahun. Biasanya cuma dikasih uang jajan sama manager sekira Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu. Zaman itu, nominal segitu sudah besar. Soal bayaran tak terlalu ambil pusing,” tambah dia.
Berpostur tinggi besar, Ruslan selalu dipercaya untuk mengawal barisan pertahanan oleh pelatihnya dulu. Sebab, keberadaannya membuat penjaga gawang merasa nyaman.
Tidak hanya dari segi fisik saja, kemampuan Ruslan untuk mengambil tendangan bebas (freekick) pun menjadi nilai tambah baginya untuk terus bermain sebagai pemain reguler di tim.
Untuk mempertahankan staminanya, Ruslan muda tak segan-segan untuk melakukan latihan fisik secara mandiri. Seperti berlari dengan mengikatkan ban di kakinya hingga berbagai latihan keras lainnya.
Menurutnya, model latihan itu hanya mengandalkan ‘bakat alam’.
“Postur saya besar, jadi pelatih minta saya jadi stopper. Kalau duel sama lawan, saya menang terus. Apalagi kalau duel udara,” paparnya sembari tertawa mengingat masa mudanya dulu.
Pemain Timnas Indonesia seperti Marzuki Nyak Mad, Heri Kiswanto, dan Aji Santoso adalah sosok yang menginspirasinya untuk terus bermain sepak bola. Selain ketiga pemain Timnas itu, Ruslan juga mengidolakan pemain-pemain di Benua Eropa seperti Franco Baresi, Paolo Maldini, Juergen Kohler, Lothar Matthaus, dan Marco Van Basten.
Selama bermain sebagai pemain tarkam, kedua orang tuanya menjadi sosok yang paling mendukung. Ayahnya, Ali Wasyim, sampai pernah menghadiahi sepatu merek Adidas Lapalata.
Padahal, harga sepatu tersebut cukup mahal di masa itu.
Sedangkan almarhumah ibunya, walau kerap marah akibat Ruslan tak pernah kenal waktu saat main sepak bola, namun dia menjadi pendukung paling keras untuk memberinya semangat selama bermain di stadion.
“Saya ingat betul, almarhumah ibu itu pernah menyembunyikan sepatu saya kalau lagi musim kompetisi. Ibu itu penonton paling setia. Kalau saya main, dia yang berteriak paling keras,” ujar Ruslan lirih.
Ia ingat betul kenangan tentang sosok ibunya itu walau telah lama pergi menghadap Yang Maha Kuasa.
Karier sepak bolanya sebagai pemain tarkam pun terhenti sejak keikutsertaannya di dunia perpolitikan Batam. Di situ, Ruslan mampu menjadi perwakilan masyarakat Nongsa yang notabene tanah kelahirannya sendiri.
Kini, pemain tarkam bernama Ruslan itu dapat membuktikan jika hasil tak akan mengkhianati kerja kerasnya di masa muda.
Selain Wakil Ketua II DPRD Batam, ia juga dipercaya menjadi Wakil Ketua KONI Batam dan berkesempatan untuk memimpin organisasi olahraga yang paling dicintainya sebagai Ketua PSSI Batam.
“Anak muda tak boleh berhenti berusaha. Yakin jika semuanya akan ada hasilnya selama tak kenal kata menyerah,” tutupnya.
(*/tribunbatam.id/Hening Sekar Utami/Ichwan Nurfadillah)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google