KEPRI TERKINI

BMKG Ungkap Dampak Fenomena La Nina bagi Indonesia, Wilayah Kepri Terdampak?

Fenomena La Nina akan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, serta membuat musim hujan terjadi lebih lama. Ini penjelasan BMKG

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
Tribunnews
BMKG Ungkap Dampak Fenomena La Nina bagi Indonesia, Wilayah Kepri Terdampak?. FOTO ILUSTRASI la nina 

"Kita berada di daerah khatulistiwa, jadi dampaknya tidak signifikan. Kalau badai La Nina cenderung basah, jadi nanti di wilayah yang lebih kering, hujannya akan meningkat," ujar Suratman, Jumat (22/10/2021).

Menurut Suratman, Batam tidak memiliki musim kemarau atau pun hujan yang signifikan.

Baik badai La Nina yang bersifat basah maupun El Nino yang bersifat kering hanya akan berdampak besar pada wilayah Indonesia Bagian Tengah.

Sementara itu, di wilayah Kota Batam, cuaca biasanya terpengaruh oleh cuaca-cuaca lokal atau regional seperti terjadinya pusaran angin di wilayah Kalimantan bagian barat atau Laut Cina Selatan.

"Batam juga biasanya terpengaruh angin utara, dampaknya hujan lebat sama angin kencang. Kalau selain itu kita nggak pengaruh, wilayah ini (Batam) termasuk enak juga," tambah Suratman.

Baca juga: 46.000 Warga Batam Belum Divaksin, Puskesmas Diberi Waktu hingga 14 November

Baca juga: SMKN 8 Khusus Farmasi Gandeng Sejumlah Klinik di Batam, Agar Lulusan Bisa Langung Kerja

Lantas apa sebenarnya badai La Nina itu?

La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi.

Dwikorita menjelaskan, fenomena La Nina terjadi ketika Suhu Muka Laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan hingga di bawah suhu normal.

Pendinginan ini berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah.

Selain itu, angin pasat (trade winds) berembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudera Pasifik dari Amerika Selatan ke Indonesia.

Hal ini menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat.

Karena massa air hangat berpindah tempat, maka air yang lebih dingin di bawah laut Pasifik akan naik ke permukaan untuk mengganti massa air hangat yang berpindah tadi.

Hal ini disebut upwelling dan membuat SML turun. Kondisi ini akan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, serta membuat musim hujan terjadi lebih lama.

Sehingga, La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan musim hujan di Indonesia terjadi, selain angin muson.

"Dengan kata lain, Indonesia saat ini lebih hangat, di sana lebih dingin, sehingga terjadi anomali atau perbedaan. Secara teori apabila perbedaan itu mencapai minus 0,5 maka itu dinyatakan sebagai ambang batas terbentuknya La Nina," jelasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved