KEPRI TERKINI
BMKG Ungkap Dampak Fenomena La Nina bagi Indonesia, Wilayah Kepri Terdampak?
Fenomena La Nina akan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia, serta membuat musim hujan terjadi lebih lama. Ini penjelasan BMKG
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
Lebih lanjut, hal ini akan menyebabkan terjadinya aliran massa udara basah, tetapi bukan sirkulasi yang kencang seperti terjadinya badai tropis.
Pasokan aliran massa udara dari Samudera Pasifik menuju ke wilayah Kepulauan Indonesia dan mengakibatkan terjadinya penambahan atau peningkatan curah hujan, karena akan meningkatkan pembentukan awan-awan hujan dengan tambahan massa udara basah.
Di mana akhirnya penambahan pembentukan awan-awan hujan dan massa udara basah tersebut akan meningkatkan pula curah hujan.
"Berdasarkan hasil monitoring, La Nina lemah, meskipun masih lemah, harus waspada bila nanti menjadi moderat, maka dampaknya akan lebih dari saat ini," kata dia.
Mengukur La Nina
Fenomena La Nina bisa diukur dan dikelompokkan menjadi beberapa macam.
Dua cara yang bisa digunakan untuk mengukur La Nina adalah dengan sea surface temperature (SST atau suhu permukaan laut) dan southern oscilation index (SOI atau indeks anomali tekanan permukaan di selatan).
Pembagian pertama dengan cara SST akan mengelompokkan fenomena ini sebagai berikut:
1. La Nina lemah, jika SST bernilai lebih besar dari -0,5 dan berlangsung selama 3 bulan berturut-turut.
2. La Nina sedang, jika SST menunjukkan nilai -0,5 sampai -1 dan berlangsung minimal tiga bulan berturut-turut.
3. La Nina kuat, jika nilai SST lebih kecil dari -1 selama setidaknya tiga bulan berturun-turut.
Cara kedua adalah dengan SOI, yang mencatat perbedaan tekanan udara permukaan di daerah Pasifik Timur dengan tekanan udara permukaan daerah Indo-Australia.
Cara ini bisa mengukur La Nina dan El Nino sekaligus tergantung hasil perhitungannya.
SOI diukur lebih lama dari SST, SOI diukur selama enam bulan.
Jika angkanya +5 sampai +10 maka tahun tersebut akan disebut dengan tahun La Nina.