3 Metode Diet untuk Menurunkan Berat Badan, Ada yang Menggunakan Teknik Berpuasa
Cara terbaik untuk mengurangi berat badan adalah melakukan diet. Setiap metode diet sebenarnya bereaksi dengan cara berbeda untuk setiap orang.
TRIBUNBATAM.id - Mempunyai tubuh ideal pastinya menjadi dambaan semua orang, terutama wanita.
Namun, banyak orang mengeluh lingkar pinggang yang bertambah lebar dan tubuh makin gemuk selama Pandemi Covid-19.
Pasalnya, aktivitas lebih banyak dilakukan di dalam rumah, dan keterbatasan untuk beraktivitas di luar.
Cara terbaik untuk mengurangi berat badan adalah melakukan diet.
Banyak metode diet yang bisa dicoba dan diterapkan.
Setiap metode diet sebenarnya bereaksi dengan cara berbeda untuk setiap orang.
Terkadang, ada yang berhasil menurunkan berat badan dengan diet keto namun adapula yang justru jatuh sakit karena diet tersebut.
Baca juga: 5 Jenis Kacang-kacangan yang Bisa Membakar Lemak Perut, Cocok Banget untuk Diet
Baca juga: Lagi Diet? Ini 5 Makanan Pengganti Nasi yang Rendah Kalori dan Menyehatkan
Bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan, berikut metode diet yang bisa diterapkan beserta manfaatnya :
Diet keto menerapkan pola makan yang kaya akan lemak dan mengurangi makanan mengandung karbohidrat.
Tubuh biasanyamengunakan glukosa dari karbohidrat sebagai energi.
Dalam diet keto, kita tak lagi mengonsumsi karbohirat.
Jadi, energi akan didapatkan dari proses pembakaran lemak.
Hal ini akan meningkatkan metabolisme, menjaga tingkat gula darah, dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Diet ini sangat cocok untuk penderita diabetes tipe 2 atau epilepsi.
Namun, diet keto bisa memicu "keto flu", yaitu kumpulan gejala seperti sembelit, susah tidur, sakit kepala, dan sebagainya.
Keto flu biasanya terjadi saat awal mula kita mempraktikan jenis diet ini.
* Puasa Intermiten
Puasa intermiten atau intermiten fasting merupakan pola diet yang menerapkan jendela makan dalam waktu tertentu.
Baca juga: Awet hingga 9 Bulan, Ini 4 Cara Simpan Daging Ayam di Kulkas dan Freezer dengan Benar
Baca juga: Jangan Abai, Ini 10 Gejala Penyakit Ginjal yang Rentan Menyerang Wanita, Waspadai Otot Sering Kram
Nah, salah satu metode intermiten fasting yang terkenal adalah 5:2.
Dalam metode tersebut, kita bisa makan normal selama lima hari lalu melakukan puasa selama dua hari.
Pola diet ini juga terbukti mampu meningkatkan metabolisme, meningkatkan kadar insulin dan hormon pertumbuhan, serta meningkatkan produksi sel induk.
Namun, metode diet ini bisa memicu heartburn, dehidrasi, memicu peningkatan stres dan gangguan tidur.
* Diet Paleo
Metode diet ini meniru pola makan nenek moyang kita pada zaman paleolitikum, di mana orang-orang lebih banyak mengonsumsi makanan utuh daripada makanan olahan.
Jadi, kita hanya bisa makan buah, daging tanpa lemak, ikan, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Selain bagus untuk menurunkan berat badan, pola diet ini juga dipercaya dapat menyeimbangkan tekanan darah.
Namun, riset dari Australia yang diterbitkan dalam European Journal of Nutrition, membuktikan mereka yang menjalani diet paleo memiliki tingkat biomarker darah yang tinggi.
Tingginya tingkat biomarker darah ini terkait dengan penyakit jantung.
Diet paleo juga berefek negatif bagi kesehatan usus. (*)