Perahu Tenggelam di Bengawan Solo, Bawa 17 Penumpang hingga Aksi Heroik Novi Andi

Perahu penyeberangan Tuban-Bojonegoro tenggelam di Sungai Bengawan Solo, Rabu (3/11) lalu. Perahu yang dikemudian Kasian membawa sekitar 17 penumpang

Editor: Dewi Haryati
SURYA.CO.ID/M Sudarsono
Proses evakuasi korban kapal tenggelam di Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Kamis (4/11/2021). 

TUBAN, TRIBUNBATAM.id - Sebuah perahu penyeberangan Tuban-Bojonegoro tenggelam di Sungai Bengawan Solo, Rabu (3/11/2021) lalu sekira pukul 09.30 Wib.

Tepatnya di Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.

Perahu itu dilaporkan membawa sekitar 17 penumpang dan memuat sekitar 7 sepeda motor.

Perahu dikemudian Kasian (60), warga Kanor, Bojonegoro.

Dilansir dari Surya.co.id, tragedi berawal saat kapal penyeberangan itu terbalik lalu tenggelam akibat dihempas arus kencang sungai.

Dalam insiden ini, setidaknya ada 10 orang dikabarkan selamat dan mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Rengel.

Sementara itu, penyebab perahu penyeberangan Tuban-Bojonegoro itu terbalik lalu tenggelam di Sungai Bengawan Solo terungkap.

Baca juga: DIDUGA Terserat Arus, 2 Bocah Warga Tanjungpinang Tenggelam saat Berenang di Sei Pulai

Baca juga: Pasca Temuan Perahu, Pemkab Lingga Terima Tawaran Kerja sama Balai Arkeologi Sumut

Hal ini disampaikan Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta saat mengunjungi lokasi perahu tenggelam di Desa Ngadirejo, Kamis (4/11/2021).

Menurut Nico, dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), penyebab kejadian perahu tenggelam karena arus sungai yang sangat deras.

Kemudian kapal melintasi arus air, sehingga arus yang sangat kuat menyebabkan perahu terbalik dan penumpang terjatuh.

"Ini baru terjadi, karena biasanya perahu melambung tidak langsung lurus, jadi menyusuri sungai dulu baru belok. Penyebabnya arus yang kencang," ujar Nico di lokasi.

Ia menjelaskan, dengan adanya perahu penyeberangan ini masyarakat terbantu. Meski begitu, semestinya tetap mengutamakan keselamatan.

Disinggung apakah arus kencang ada kaitannya dengan beton pancang yang akan dibangun jembatan, Nico menjawab yang tahu ahli teknik.

Sebab, arus di tengah-tengah beton pancang ini juga deras. Jika biasanya lambat, kini bisa jadi cepat apalagi curah hujan tinggi.

"Nanti bupati bersama jajarannya akan membuat aturan mengenai penyeberangan, harus dipatuhi. Bisa harus ada manifes data penumpang, juga tak kalah penting pelampung sehingga penyeberangan sesuai standar," pungkasnya.

Halaman
123
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved