Fakta tentang Dimethyl Ether (DME), Calon Pengganti LPG sebagai Bahan Bakar
Dimethyl Ether atau disingkat DME ke depan bakal menggantikan peran LPG, di mana ditargetkan pada 2035 secara perlahan DME mengambil peran dari elpiji
TRIBUNBATAM.id - Dimethyl Ether atau disingkat DME ke depan bakal menggantikan peran LPG.
Saat ini Liquified Petroleum Gas (LPG) menjadi primadona dan sumber energi panas untuk banyak kebutuhan.
Ditargetkan pada 2035, DME secara perlahan akan mengambil peran konsumsi LGP.
Tujuan substitusi LPG dengan DME adalah untuk mengurangi impor LPG yang cukup besar.
Menurut Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Sujatmiko, dengan cara ini negara bisa menghemat devisa dan meningkatkan kemandirian energi.
Baca juga: Pertamina Pastikan Pasokan BBM dan LPG Aman Meski Tangki di Cilacap Terbakar
Baca juga: Sebelum Menyesal, Ini Tanda-tanda Gas LPG 3 Kg Sebaiknya Tidak Dibeli?
Lalu apa sebenarnya DME dan seperti apa bentuknya? Berikut TRIBUNBATAM.id rangkum fakta-fakta tentang DME:
Efisiensi DME
Dalam uji coba yang dilakukan, efisiensi kompor LPG berkisar 53,75-59,13 persen dan efisiensi kompor DME sekitar 64,7-68,9 persen.
Sebagai tambahan informasi, proyek coal to DME dilakukan oleh PT Bukit Asam yang bekerja sama dengan PT Pertamina dan Air Conduct di Tanjung Enim, Sumatera Selaan.
Sesuai rencana, proyek gasifikasi batubara akan mengonsumsi 6 juta ton batubara per tahun, dengan target produksi DME sebesar 1,4 juta ton per tahunnya.
Kegunaan DME
Awalnya, DME digunakan sebagai solvent, aerosol propellant, dan refrigerant.
Namun seiring waktu, DME sudah banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, keperluan rumah tangga, dan genset.
DME di Indonesia pun diproyeksikan dapat menjadi substitusi dari gas elpiji yang selama ini digunakan dalam kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Harga Baru LPG 3 Kg, Ibu Rumah Tangga Wajib Tahu: Berikut Hitungan Baru Ditetapkan Pemerintah
Baca juga: Beli Gas LPG 3 Kg di Tanjungpinang Dijatah, Pakai Kartu Kendali, Ini Ketentuannya
Sumber DME
DME berasal dari berbagai sumber, baik bahan bakar fosil maupun yang dapat diperbarui.
Diklaim tak merusak ozon, DME tidak menghasilkan particulate matter (PM) dan NOx, tidak mengandung sulfur, dan mempunyai nyala api biru.
Dilansir dari kompas, DME mempunyai kesetaraan energi dengan LPG berkisar 1,58-1,76, dengan nilai kalor atau panas sebesar 30,5 MJ/kg.
Karakteristik DME
DME merupakan senyawa bening, tidak berwarna, yang ramah lingkungan dan tak beracun.
Senyawa ini mempunyai kemiripan dengan komponen elpiji.
Namun, panas yang dihasilkan oleh DME sedikit lebih rendah dibanding LPG.
DME terdiri dari propan dan butana, sehingga penanganannya dapat diterapkan seperti gas elpiji.
Baca juga: LPG 3 Kg Tak Sembarangan Dijual, Ini Cara Dapatkan Kartu Sembako untuk Syarat Beli Gas Tahun Depan
Baca juga: Cara Dapatkan Kartu Sembako untuk Syarat Beli LPG 3 Kg Tahun Depan, Gas Melon Tak Sembarang Dijual?
Harga DME
Dilansir dari kontan, sejauh ini belum ditetapkan harga pasti penjualan DME, dan penetapannya perlu mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan berbagai pihak.
Adapun biaya produksi DME terdiri atas tiga komponen biaya, yaitu biaya pasokan batubara, biaya pemrosesan (gasifikasi), dan biaya transportasi.
Kendati begitu, disebutkan bahwa batas atas harga DME tak boleh melampaui harga LPG saat ini, tetapi juga tidak terlalu rendah.
DME adalah hasil olahan batubara
DME merupakan hasil olahan atau pemrosesan dari batubara berkalori rendah.
Program gasifikasi batubara atau DME, dapat meningkatkan nilai tambah batubara.
Sebenarnya, proses gasifikasi batu bara tidak hanya menghasilkan DME, melainkan juga bahan bakar lain dan bahan baku industri kimia.
Baca juga: Gas Elpiji 12 Kilogram Langka di Natuna, Penyalur Sebut Terkendala Transportasi
Baca juga: Pertamina Siagakan Ribuan Gas Elpiji 3 Kg di Bintan, Cegah Kelangkan saat Ramadhan
.
.
.
(*/ TRIBUNBATAM.id)