BATAM TERKINI

Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Masih Tinggi, Ini Langkah Jaringan Peduli Migran Batam

Jaringan Peduli Migran Batam gelar berbagai kampanye untuk menekan kasus kekerasan perempuan dan anak, khususnya di Batam

Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Ronnye Lodo Laleng
Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Masih Tinggi, Ini Langkah Jaringan Peduli Migran Batam. Foto bersama seusai melakukan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak Kota Batam tahun 2021, Sabtu (18/12/2021) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Batam masih terus terjadi.

Menurut data yang dihimpun hingga akhir tahun 2021, beberapa catatan menunjukkan angka kekerasan antara lain, kekerasan seksual 33 kasus, dengan jumlah korban anak 33 dan dewasa 9.

Selanjutkan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) 39 kasus dengan jumlah korban 1 orang anak-anak dan 38 orang dewasa.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 9 kasus dengan jumlah korban 3 anak dan 9 dewasa, eksploitasi ekonomi 7 kasus dengan jumlah korban 18 anak dan 5 dewasa.

Lalu kekerasan fisik 63 kasus dengan jumlah korban 60 anak dan 3 dewasa, penelantaran 3 kasus dengan jumlah korban 4 anak, PMI Bermasalah (Undocument korban) 22 kasus dengan jumlah korban 22 orang dewasa.

Untuk menekan angka ini, Jaringan Peduli Migran, Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Batam mengadakan berbagai kegiatan kampanye.

Kampanye kali ini diikuti oleh 10 jaringan lembaga masyarakat selama kurang lebih 5 tahun terakhir. Jaringan lembaga ini kerap peduli terhadap isu migran, perempuan dan anak di Batam khususnya, Kepri dan Indonesia pada umumnya.

Baca juga: Dalam 3 Bulan, 22 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Terjadi di Tanjungpinang Selama 2021

Baca juga: Konflik Sosial di Kepri saat Ini Didominasi Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

10 Lembaga tersebut adalah Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoran Migran Perantau (KKP PMP), Yayasan Embun Pelangi (YEP), Rumah Faye (RF), Yayasan Dunia Viva Wanita (YDVW), Yayasan Lintas Nusa (LINUS), Yayasan Layanan Informasi Bantuan Advokasi Kemanusian (LIBAK), Bina Mandiri, Gembala Baik (PKBM), Yayasan Insan Sehati Sebalai (YISS) dan Pusat Pembelajaran Keluarga Gurindam Provinsi Kepulauan Riau (PUSPAGA).

Ketua Panitia Romo Alexander Dato' mengatakan, kegiatan kampanye ini dilakukan berbarengan dengan Hari Migran Internasional yang jatuh pada Sabtu, 18 Desember 2021.

“Bertepatan dengan Hari Migran Internasional, kami menjadikannya sebagai puncak dari kegiatan kampanye yang dilakukan jaringan ini," ucap Romo Alexander Dato.

Dikatakannya, kegiatan hari anti kekerasan terhadap perempuan dan anak ini telah dimulai sejak tanggal 25 November hingga 18 Desember 2021.

“Kami sudah mengawali kegiatan ini dengan seminar pandangan agama-agama. Kami bersyukur acara ini berlangsung dengan baik dan melibatkan semua agama di Indonesia. Semoga ini menjadi pijakan kita bersama bahwa tidak ada satu agamapun di Nusantara ini yang mengizinkan umatnya melakukan kekerasan," kata Romo.

Kegiatan kampanye Hari Anti Kekerasan terhadap perempuan dan anak ini telah mengambil berbagai bentuk-bentuk kegiatan. Di antaranya, seminar pandangan agama-agama tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak dan beberapa kegiatan lainnya.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepri, Dewi Kumalasari sangat mengapresiasi dan bangga kepada Jaringan Peduli Migran Batam atas kepedulian dan memberikan perhatian kepada kaum perempuan dan anak.

“Hal seperti ini sangat positif. Apalagi sudah dilakukan secara rutin selama 10 tahun belakangan ini. Ini merupakan salah satu prestasi yang luar biasa,” kata Dewi.

Ia juga mengajak masyarakat yang ada di Kepri dan Batam sebagai agen penyuluh untuk turun bersama-sama dalam upaya meminimalisir kekerasan terkhusus bagi perempuan dan anak.

“Ayo sama-sama kita sebagai agen penyuluh untuk turun bersama-sama dalam upaya meminimalisirkan kekerasan terkhusus kepada kaum perempuan dan anak. Jadikan diri kita menjadikan pelapor dan pelopor yang cerdas dalam rangka ikut penanganan kasus persoalan di masyarakat,”harap Dewi.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator KKKPPMP Romo Paschal yang juga tergabung dalam jaringan ini, menyampaikan sikap dan dukungannya.

“Kita semua diajak untuk membangun sebuah budaya baru dalam memandang dan menghormati setiap manusia, khususnya kaum perempuan dan anak. Menghormati manusia berarti kita menghormati Tuhan yang telah menciptakan manusia itu sendiri," ujar Romo Paschal.

Ia mengajak jangan ditunda-tunda lagi dan inilah saatnya peduli terhadap anak agar Indonesia semakin maju dan menjadi rumah yang layak anak atau ramah anak.

"Mari kita lindungi dan selamatkan anak dari predator-predator anak. Ayo dukung supaya hukum ditegakan secara tegas bagi pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak," tutupnya.

(TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved