WARGA Pulau Jaloh Trauma Melaut Gegara Buaya, Berharap Bantuan Pemerintah

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Setelah seorang warga Jaloh bernama Jati menjadi korban keganasan buaya beberapa hari yang lalu, hingga saat ini warga Pulau Jaloh mengaku masih trauma dan tidak berani melaut atau mencari kayu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Hal ini disampaikan oleh Ketua RW Arifin saat dihubungi melalui telepon seluler Kamis, (30/12/2021).

Dia mengaku sudah hampir 10 hari terhitung sejak 20 hingga 30 Desember 2021 tidak ada warga berani beraktivitas di laut.

Ia berharap pemerintah Kota Batam bisa membantu warga Jaloh mengingat saat ini mereka tidak mendapatkan uang lantaran tidak melakukan aktivitas apapun di laut.

"Bagi pemerintah tolong bantu kami minimal beras 10 atau 20 kilogram, untuk masyarakat Jaloh bertahan hidup beberapa hari ke depan," harap Arifin.

Ia mengaku selaku perangkat setempat merasa kasian karena masyarakat saat ini serba sulit.

Masyarakat tidak mendapatkan penghasilan ataupun uang masuk untuk membeli makanan.

Baca juga: DAFTAR Nama dan Jabatan 38 Pejabat Baru di Pemprov Hasil Rotasi Gubernur Kepri

Baca juga: LG Bantu Cuci Pakaian Korban Erupsi Semeru, Gratis!

"Saya sebagai RW jujur saja saya merasa beban moral terhadap masyarakat saya yang sangat membutuhkan bantuan," jelas Arifin lagi.

Kejadian beberapa hari yang lalu menjadi peristiwa yang tidak dilupakan oleh dirinya dan juga masyarakat pada umumnya.

Arifin menambakan selama 40 tahun belakangan ini tidak pernah ada kejadian seperti ini. Dan baru kali ini saja terjadi.

"Baru kurang lebih 4 bulan ini buaya-buaya ini bermunculan di wilayah perairan Jaloh ini. Sebelumnya memang ada buaya hanya saja cuma satu ekor dan buaya tersebut adalah buaya penunggu sungai menurut kepercayaan kami," katanya.

Dia sangat berharap semoga pemerintah lebih jeli lagi mengatasi persoalan mengenai buaya ini.  

Kesaksian Warga

Sebelumnya, warga Jaloh berhasil menangkap seekor buaya yang diduga memangsa Jati bin Gawang beberapa waktu lalu di Sungai Gading, Jaloh, Kecamatan Bulang, Kota Batam.

Buaya yang sempat menghebohkan warga Jaloh ini berhasil ditangkap Rabu, (28/12/2021) sekira pukul 21.00 WIB, di perairan sekitaran sungai Gading.

Kejadian penangkapan seekor buaya ini dibenarkan oleh Arifin, Ketua RW 03 Jaloh. 

"Benar, tadi malam warga ramai-ramai tangkap buaya di laut," kata Arifin pada Kamis (30/12/2021).

Buaya yang meresahkan warga tersebut diperkirakan memiliki panjang kurang lebih emapat meter. 

“Kecil ini buayanya, kurang lebih empat meter. Masih ada yang lain bukan satu itu saja," ujarnya.

Menurutnya, diperkirakan kurang lebih ada sekitar lima sampai enam ekor buaya yang berada di perairan Pulau Jaloh saat ini.

"Belum aman ini, masih belum habis buayanya. Kalau sepengetahuan saya, ini saya lihat sendiri, kurang lebih 5 sampai 6 ekor," katanya.

Baca juga: BUAYA yang Diduga Terkam Tetua Pulau Jaloh Batam Diburu dan Ditombak Warga hingga Tewas

Baca juga: DAFTAR Nama 4 Peserta Lolos Hasil Prakualifikasi Lelang SPAM Batam, Siapa Saja?

Arifin, mengatakan, pasca kejadian mengenaskan yang menimpa warganya, Jati bin Gawang, pada 21 Desember 2021 lalu, masyarakat Pulau Jaloh takut untuk beraktivitas di laut.

"Takut kami, nanti kejadian lagi. Mau nebang kayu, mau malaut, tak ada yang berani karena buaya sering timbul," katanya.

Ia berharap, masalah buaya yang saat ini ada di wilayahnya menjadi perhatian dari pemerintah.

"Sangat meresahkanlah, saya rasa ini masalah sangat serius. Semoga buaya-buaya ini cepat habis dan pemerintah juga turut membantu penanganannya. Semogalah segera normal seperti dulu," kata Ketua RW 03 tersebut.

Sebelumnya pada Senin, 20 Desember 2021, Jati bin Gawang, diduga dimangsa oleh seekor buaya di sungai Gading, Jaloh, Bulang, Batam saat akan mencari kayu.

Saat ditemukan oleh warga Selasa (21/12) 4.00 WIB, tubuhnya sudah dalam kondisi tidak utuh. Bagian perut ke bawah dan satu tangan korban sudah habis dimangsa buaya. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng/Beres Lumbantobing).

*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Kepri