5 Kabar Baik Tahun 2022 tentang Varian Omicron, Ada Obat Melawannya?
Hingga memasuki 2022 belum ada tanda-tanda kapan Covid-19 sirna dan di penghujung 2021 malah Covid-19 muncul dengan varian barunya yakni jenis Omicron
Analisa pertama berasal dari Afrika Selatan, yang menunjukkan mereka yang terinfeksi Omicron lebih rendah jumlahnya untuk mendapat perawatan di rumah sakit, dibandingkan pasien dengan varian lainnya, pada periode yang sama.
Juga, setelah dirawat di rumah sakit, orang yang terinfeksi Omicron memiliki risiko gejala serius yang lebih ringan dibandingkan mereka yang terinfeksi Delta.
Baca juga: Omicron Alert, People are Urged to Reduce Mobility during Christmas and New Year 2022
Baca juga: Singapura Makin Awas Covid-19 Varian Omicron, Turis 10 Negara Ini Dilarang Masuk
Kasus ini sepertinya disebabkan oleh semakin tingginya tingkat imunitas populasi.
Di negara lainnya, penelitian yang memisahkan antara mereka yang terinfeksi dengan Omicron dan jumlah pasien yang masuk ke ICU kemudian meninggal karena Covid-19 juga bisa menjadi gambaran.
Meski masih sulit menentukan apakah varian baru ini tidak terlalu menular atau apakah ini merupakan efek dari kekebalan populasi (efek infeksi sebelumnya dan vaksinasi), atau keduanya.
Di Afrika Selatan, dilaporkan 65 persen lebih sedikit yang menjalani rawat inap; di Skotlandia 60 persen dan Inggris 40 persen.
Laporan terbaru dari Imperial College London menyimpulkan bahwa orang yang terinfeksi Omicron sepertinya lebih sedikit untuk mendapatkan penanganan rumah sakit dibandingkan varian Delta.
Badan Keselamatan Kesehatan Inggris, dalam laporan penilaian resiko varian tersebut, menyatakan Omicron masuk kategori "risiko relatif sedang" kemungkinan rawat inap untuk Omicron dibandingkan dengan Delta (meskipun ini diakui bahwa masih belum ada data terkait tingkat keparahan waktu di rumah sakit atau kasus kematian).
Omicron lemah menginfeksi sel pernapasan
Dilansir dari situs kompas.com, setidaknya ini terlihat dalam permodelan sel dan percobaan pada binatang.
Memang benar bahwa belum ada data pada manusia, tapi beberapa penelitian pendahulu menunjukkan bahwa varian Omicron berkembang biak lebih buruk di sel paru-paru, yang bisa menjadi indikasi perkembangannya yang lebih rendah.
Baca juga: Kasus Covid-19 Omicron di Indonesia Naik, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya
Baca juga: Langkah Pemerintah Cegah Omicron di Indonesia : Jangan ke Luar Negeri Dulu
Namun, situasi tentang Omicron masih sangat rumit, terutama karena peningkatan kasus yang pesat dan berpotensi menyebabkan sistem kesehatan kolaps.
Jika sebelumnya 1 banding 100 kasus berakhir di rumah sakit, sekarang - berkat vaksin - skalanya menjadi 1 banding 1.000 kasus.
Tapi jika jumlah kasus meningkat secara eksponensial, tetap akan berdampak terhadap angka rawat inap dan sistem kesehatan bisa ambruk, seperti yang telah kita lihat sebelumnya.
Jadi, kita harus sangat hati-hati. Bagaimanapun, berita ini, meskipun masih pendahuluan, adalah kabar baik, dan izinkan kami untuk memunculkan rasa optimistis.