5 Kabar Baik Tahun 2022 tentang Varian Omicron, Ada Obat Melawannya?
Hingga memasuki 2022 belum ada tanda-tanda kapan Covid-19 sirna dan di penghujung 2021 malah Covid-19 muncul dengan varian barunya yakni jenis Omicron
Jika 2020 merupakan tahun virus, 2021 merupakan tahun vaksin dan harapan; maka 2022 adalah awal mulai berakhirnya masa pandemi.
Vaksin melindungi dari Omicron
Orang dengan dua dosis vaksin lebih kecil kemungkinan diharuskan rawat inap, bakan ketika vaksin mereka mulai kehilangan perlindungan terhadap infeksi.
Ini mungkin karena kebanyakan vaksin memberikan respon seluler yang tidak berpengaruh terhadap varian ini.
Ada data yang menunjukkan bahwa dosis ketiga dari vaksin messenger RNA (mRNA) memiliki kemampuan menetralkan kekuatan dari Omicron.
Baca juga: Indonesia Catat 19 Kasus Covid-19 Varian Omicron, 11 Kasus Imported Case dari 4 Negara
Baca juga: Prevent the Spread of Omicron, the Quarantine for Overseas Travelers been Tightened
Vaksin ini menggunakan kode genetik virus corona yang diinjeksikan ke tubuh, dan memicu badan memproduksi protein virus, yang diharapkan cukup untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Ditambah lagi, vaksin universal baru melawan SARS-CoV-2 dan semua variannya, termasuk Omicron, saat ini sedang dikembangkan.
Ada obat melawan Omicron
Majalah Science dalam halaman depannya menampilkan obat Paxlovid, obat oral antiviral yang mampu menghambat struktur protease virus.
Kemampuan obat itu diklaim mampu mengurangi risiko keparahan Covid-19 lebih dari 90 persen.
Obat ini sudah mendapat izin edar dari FDA.
Paxlovid adalah penghambat satu dari protease SARS-CoV-2, yang disebut dengan 3CL.
Pengobatan ini dikombinasikan dengan penghambat protease, rtonavir, yang digunakan dalam pengobatan HIV.
Baca juga: Heboh Varian Omicron, Sudah Masuk RI, Ini 6 Fakta Harus Diketahui
Baca juga: Singapura Antisipasi Covid-19 Varian Omicron, Serukan Warga Suntik Vaksin Booster
Karena varian Omicron tak memiliki mutasi pada protein-protein yang ditargetkan Paxlovid, kemungkinan besar obat ini sama efektifnya untuk varian baru tersebut.
Setidaknya dalam laporan yang dilansir perusahaan Pfizer, uji in vitro (uji kandidat obat yang dilakukan pada cawan berisi virus/bakteri) telah membuktikannya.