Tersangka Kasus PMI Ilegal Kembali di Tangkap, Polda Kepri Janji Beberkan Hasil Perkembangan

Polda Kepri berjanji akan merilis penangkapan pelaku dalam kasus penyelundupan manusia yang mengakibatkan 21 orang meninggal dunia.

Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id/ALAMUDIN
Kabid Humas Polda Kepri Kombes pol Harry Goldenhart 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Polda Kepri berjanji akan merilis penangkapan pelaku dalam kasus penyelundupan manusia yang mengakibatkan 21 orang meninggal dunia.

Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt saat dikonfirmasi Tribunbatam.id, Minggu (2/1/2022) mengatakan besok hasil perkembangan kasus ini akan di ekspose Polda Kepri.

"Besok akan kita Rilis, hari ini saya hanya mengatakan kalau ada penangkapan," sebutnya

Diketahui, pelaku yang ditangkap tersebut bernama Susanto atau yang akrab dipanggil Acing.

Penangkapan yang dilakukan oleh Direskrimum tersebut dilakukan dikawasan Tanjunguban, Kabupaten Bintan.

Sebelumnya, Anggota Polres Bintan menyelidiki pemilik boat yang mengangkut puluhan Pekerja Migran Indonesia yang tenggelam di perairan Tanjung Balau, Johor Bahru, Malaysia, Rabu (15/12/2021).

Boat yang dilaporkan bergerak dari Tanjunguban, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri ini dilaporkan terbalik dan karam di perairan Malaysia sekira pukul 04.30 WIB.

Data yang dihimpun Basarnas Tanjungpinang hingga Jumat (17/12/2021) mencatat 18 penumpang dinyatakan meninggal dunia.

Kemudian 22 selamat dan 20 orang masih dalam pencarian.

Kapolres Bintan, AKBP Tidar Wulung Dahono langsung memerintahkan anggota Satpolairud Polres Bintan untuk mengecek sejumlah pelabuhan.

Baca juga: 7.000 TKI (PMI) Daftar Pulang ke Indonesia, Sigit Minta Kapasitas Rusun di Batam Ditambah

Baca juga: 1.339 PMI Jalani Karantina Panjang di Rusun Batam, Cegah Varian Baru Corona

Dua pelabuhan menjadi atensi mereka.

Selain Pelabuhan Gentong di Kecamatan Bintan Utara, Pelabuhan Sei Kecil di Kecamatan Teluk Sebong juga menjadi fokus mereka pada Rabu (15/12) malam.

Hal ini lantaran dicurigai masih ada aktivitas pengiriman TKI secara non prosedural atau ilegal dari Tanjunguban, Bintan ke Malaysia.

"Anggota langsung bergerak begitu mendapat informasi ada TKI ilegal berangat dari pelabuhan itu. Setelah dicek, tidak ada aktivitas di sana," ungkapnya.

Tidar pun masih menyelidiki siapa pemilik boat yang nekad mengangkut 60 Pekerja Migran Indonesia ke negeri jiran Malaysia saat dini hari itu.

Polres Bintan bahkan telah berkoordinasi dengan instansi terkait, mulai dari pihak imigrasi, TNI AL hingga Bea Cukai.

"Langkah pertama kami cek ke lokasi. Anggota Polair mengecek di situ apa bener ada. Kalau memang masih ada kita tindaklanjuti karena dibilang di situlah tempat berkumpulnya. Namun, saat kami ke lokasi tidak ada,"terangnya.

Langkah beritkutnya lanjut Kapolres Bintan itu adalah dengan berkoordonasi dengan tim terpadu.

Termasuk dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Malaysia.

Baca juga: Jalur Gelap Malaysia - Kepri Antar Nyawa TKI, BP2MI Bentuk Tim Investigasi Khusus

Baca juga: 7.000 TKI (PMI) Daftar Pulang ke Indonesia, Sigit Minta Kapasitas Rusun di Batam Ditambah

Ini menurutnya penting untuk memastikan identitas korban untuk mengetahui apakah benar masyarakat sini atau mereka hanya melintas.

Tidar juga menambahkan, terkait kepemilikan boat, pihaknya akan meminta informasi dari KJRI.

Sebab Polres Bintan tidak akan tahu kepemilikan kapal motor yang mengangkut TKI ilegal ke Malaysia tersebut.

"Tapi kami tetap menyelidiki dengan berkoordinasi dgn tim terpadu," sebutnya.

DATA Basarnas

Basarnas Tanjungpinang menyebut jika ada 60 Pekerja Imigran Indonesia (PMI) dalam boat yang tenggelam di perairan Tanjung Balau, Johor Bahru, Malaysia, Rabu (15/12/2021) sekira pukul 04.40 WIB.

Boat pancung yang diketahui bergerak dari Tanjunguban, Kabupaten Bintan ini dilaporkan terbalik dan karam di perairan Malaysia sekira pukul 04.30 WIB.

Kepala Kantor Basarnas Tanjungpinang, Slamet Riyadi melalui Humas Basarnas Tanjungpinang, Agung Satria mengungkap dari data sementara terdapat 18 penumpang dinyatakan meninggal dunia.

Kemudian 22 selamat dan 20 orang masih dalam pencarian.

Baca juga: Dari Boat Pancung Ridwan Sukses Kuliahkan 4 Anak, Ucap Syukur Bisa Bertahan

Baca juga: Pegawai Basarnas di Jakarta Tewas Dibegal saat Tunggu Ojol di Pinggir Jalan

"Atas peristiwa itu Tim SAR Gabungan pada Kamis, (16/12/2021),pukul 10.00 WIB,melaksanakan koordinasi bersama MRSC Johor Bahru, Malaysia," ungkapnya, Jumat (17/12/2021).

Petugas Siaga Komunikasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang berkoordinasi koordinasi bahwa akan dilaksanakannya Pembuatan Posko SAR Gabungan di wilayah Dermaga UPP Tanjung Uban, Kabupaten Bintan.

Hal itu untuk untuk mengantisipasi korban hanyut memasuki wilayah Perairan Indonesia berdasrakan SAR MAP.

Selanjutnya, pada pukul 11.00 WIB, Tim Rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjung Pinang berjumlah 6 (enam) orang bergerak menuju Dermaga UPP Tanjung Uban menggunakan RIB Tanjung Pinang dan Rescue Carier untuk melaksanakan pembuatan Posko Gabungan dengan Jarak 27 NM Radial 306°

Pada 11.15 WIB, dari Tim Rescue Pos Pencarian dan Pertolongan Batam berjumlah 6 (enam) orang juga bergerak menuju Dermaga UPP Tanjung Uban menggunkan RIB Batam mendukung pelaksanaan pembuatan Posko SAR Gabungan dengan Jarak 28 NM Radial 101°.

“Adapun unsur SAR Gabungan yang terlibat antara lain, KanSAR Tanjung Pinang, MRSC Johor Bahru, TNI AL, Bakamla Batam, Polair Polda Kepri, UPP Tanjung Uban dan HNSI Bintan dengan alut yang dipergunakan KM Tegas (Malaysia). Kemudian Petir 50 (Malaysia), AW 139 (Malaysia), RIB 04 Tanjung Pinang, RIB 03 Batam, KN Sarotama, KN Belut Laut 406 dan SB Polair XXXI -1006.(TribunBatam.id/Alfandi Simamora)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Berita Tentang Bintan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved