HUMAN INTEREST
Dari Boat Pancung Ridwan Sukses Kuliahkan 4 Anak, Ucap Syukur Bisa Bertahan
Ridwan, penambang boat pancung di Tanjungpinang bersyukur bisa bertahan di pandemi covid-19. Dari pekerjaan ini, ia bisa kuliahkan 4 anaknya
Penulis: Novenri Halomoan Simanjuntak | Editor: Dewi Haryati
TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Langkah kakinya mondar-mandir tepat di muka gerbang Pelabuhan Pelantar II Tanjungpinang.
Lirikan matanya pun tampak liar, seolah menanti calon penumpang yang hendak menyeberang.
Namanya Ridwan. Sudah 35 tahun, pria paruh baya itu menjalani profesi sebagai penambang boat pancung.
Ia mengantarkan penumpang ke tiga kawasan mulai dari Senggarang, Kampung Bugis dan Pulau Penyengat.
Teriknya sinar matahari, tak menyurutkan semangat bapak empat anak ini menambang boat pancung, demi memenuhi kebutuhan hidup.
Namun apa daya, pundi-pundi rupiah yang diharapkannya saat ini tak sesuai kenyataan.
Imbas pandemi covid-19 membuat penghasilannya sebagai penambang boat pancung berkurang.
Ditambah lagi dihadapkan dengan cuaca ekstrem jelang akhir tahun.
Baca juga: KUOTA Premium Dibatasi, Pengemudi Boat Pancung Batam Menjerit
Baca juga: Pengguna Boat Pancung di Batam Menurun, Hingga Siang Baru 5 Kapal yang Jalan
Kondisi ini turut mempengaruhi turunnya angka penumpang yang menggunakan jasa angkutannya.
Jangankan untung, balik modal saja kadang tidak terpenuhi dengan biaya operasional dan bahan bakar minyak yang digunakan Ridwan untuk mengangkut penumpang.
"Kalau sekarang bisa dibilang agak susahlah. Pendapatan kita gak menentu. Kadang ada dapat Rp 70 ribu kadang kalau ramai dapat Rp 100 ribu sampai seharian mangkal di sini," ujar pria 58 tahun itu, Selasa (14/12/2021) kepada Tribunbatam.id.
Dikatakannya, sebelum pandemi covid-19 dan penerapan PPKM, penghasilan yang biasa dibawa pulang dapat mencapai Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu dalam sehari.
"Saat keadaan normal dulu penumpang selalu ramai naik boat, lumayanlah. Tidak hanya tarif per orang, tapi juga sampai carter pulang pergi, khususnya ke Senggarang dan Pulau Penyengat," ungkap RIdwan.
Meski dihimpit keadaan ekonomi, lelaki yang menetap di Kampung Bugis itu mengaku tetap bersyukur dapat bertahan hingga sekarang mengandalkan keterampilan yang ia tekuni sejak muda itu.
Pasalnya, berkat menambang boat, keempat anaknya kini berhasil ia sekolahkan hingga ke jenjang kuliah.