BATAM TERKINI
INI Masalah yang Dihadapi Pemko Batam saat Ingin Bangun Drainase Baru Atasi Banjir
Walikota Batam Hm Rudi mengungkapkan kendala yang dihadapi Pemko Batam jika ingin membangun drainase baru untuk mengatasi banjir di Batam.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Wilayah Kota Batam rentan mengalami banjir di sejumlah titik saat musim hujan melanda.
Salah satu upaya mengatasi persoalan ini adalah membuat drainase baru yang lebih besar, sehingga bisa menampung curah hujan dalam jumlah besar.
"Kalau jumlahnya sudah banyak, alirannya tak sesuai, maka air akan mengalir ke tempat yang rendah dan akibatnya banjir. Itulah yang terjadi di Kota Batam saat ini," ujar Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam Muhammad Rudi di kantor Pemko Batam lantai IV, Senin (3/1/2022).
Sementara untuk membuat drainase ini, Rudi mengaku memiliki kendala yang sulit, penyelesaiannya tidak mudah dan melalui proses panjang.
Adapun kendalanya, lahan-lahan di Kota Batam sudah memiliki PL semua, termasuk lahan yang peruntukkannya untuk drainase.
"Saya duduk di Kepala BP Batam baru 2 tahun. Tak mudah menyelesaikan persoalan itu," kata Rudi.
Salah satunya lahan di wilayah Batu Aji, dan Tembesi.
Yang tadinya lahan tersebut diperuntukkan untuk drainase, namun lahan tersebut sudah ada PL-nya.
Baca juga: DAFTAR Persiapan BP Batam Realisasikan Pelabuhan Batu Ampar sebagai Hub Logistic Internasional
Baca juga: 11 Syarat Ajukan Poligami ke Pengadilan Agama Batam, Termasuk Melampirkan Jumlah Kekayaan
"Ini yang harus saya dudukkan. Mana yang menjadi fungsi aliran air, kalau sudah ada PL harus kita dudukkan. Tak bisa main cabut saja, kita dudukan bersama rapatkan," ujarnya.
Dalam hal ini, Rudi meminta PL tersebut harus dikembalikan kepada pemerintah dalam hal ini BP Batam.
Sehingga pembangunan drainase di daerah tersebut bisa dikembalikan.
"Bagaimana penyelesaiannya? Kita minta lahan itu dikembalikan," tegasnya.
Ia tampak menyesalkan, rata-rata lahan tersebut sudah 10 hingga 20 tahun tidak digunakan.
Oleh sebab itu pihaknya akan menarik lahan tersebut sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku.
"Membangun rakyat tak kasih, ditarik kembali rakyat tak mau. Harus ada prosesnya kita lewati. Kalau proses sudah dilewati, maka proses hukum jadinya. Kita tarik dengan resmi. Saya akan coba bagaimana caranya," paparnya.
Ia menambahkan sebenarnya pihaknya selalu berupaya mengurai titik banjir di Kota Batam.
Namun selalu ada titik banjir baru yang bertambah. Hal ini lantaranya masih banyaknya pembangunan di Batam.
"Kita sudah selesaikan setengah, ada titik baru yang muncul. Hal ini lantaran kita masih pembangunan. Dia tidak pernah akan berkurang. Semua daerah yang membangun pasti daerah resapan air ditutup dan membangun drainase cadangan untuk aliran air. Sehingga tak mampu menampung air hujan," katanya. (TRIBUNBATAM.id/ Roma Uly Sianturi)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google