Pengungsi Afghanistan di Batam Ancam Bakal Demo Lagi, Kecewa Aksi Tak Berbuah Hasil
Aksi demo pengungsi Afhganistan di Batam kali ini lagi-lagi tak berbuah hasil. Mereka pun kecewa. Pengungsi ancam akan kembali demo besok hari
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Aksi demonstrasi pengungsi Afghanistan telah usai menjelang siang hari, Kamis (6/1/2022). Tepat pukul 13:40 WIB, massa demo sudah membubarkan diri dari depan sebuah perumahan di Batam.
Puluhan massa aksi demo itu membubarkan diri dengan tertib dan tidak lupa memungut sampah-sampah yang ditimbulkan dari kegiatan siang itu.
Sejumlah pengungsi pun menunggu kendaraan bis di pinggir jalan untuk membawa mereka kembali ke kediaman masing-masing, di Hotel Kolekta, Lubuk Baja, Batam, dan Rudenim Sekupang.
Seorang pengungsi, Ali Akbar, menyatakan kekecewaannya karena aksi mereka lagi-lagi tidak membuahkan hasil. Tidak ada satu pun perwakilan International Organization for Migration (IOM) yang menemui para pengungsi di Perumahan Royal Grande Batam Center, Kamis itu.
"Mereka sedang ada di Hotel Kolekta," ujar Ali Akbar.
Lantas kenapa para pengungsi berdemo di Batam Center?
Ali Akbar menjelaskan, para pengungsi selama ini kesulitan menemui perwakilan IOM untuk menyampaikan aspirasi dan menuntut kejelasan terkait pemulangannya ke negara ketiga. Pasalnya, perwakilan IOM di Batam jarang mengunjungi tempat-tempat pengungsian seperti Hotel Kolekta atau Rudenim Sekupang.
Ali mengungkapkan, perwakilan IOM tersebut baru datang ke tempat pengungsian jika ada aksi demo oleh para pengungsi di kawasan Batam Center.
Baca juga: Pengungsi Afghanistan Ungkap Alasan Demo di Depan Perumahan Royal Grande Batam
Baca juga: DEPRESI Terjebak di Batam, Pengungsi Afghanistan : Bantu Kami karena Kami Juga Manusia
Hal itu menjawab alasan selama ini aksi demo pengungsi Afghanistan jarang mendapat perhatian dari IOM dan UNHCR di Batam.
"Kalau kami demo, mereka (IOM) malah ke Kolekta untuk mendata siapa-siapa saja yang ikut demo," ujar Ali.
Setelah gelaran aksi demo hari ini, yang juga tidak membuahkan hasil, Ali mengaku rombongannya akan kembali menggelar aksi serupa besok hari di tempat yang sama.
"Kalau tidak ada jawaban, kami akan demo lagi besok, di sini juga," tambah Ali.
Demo di Depan Perumahan
Sebelumnya diberitakan, sejumlah pengungsi Afghanistan kembali menggelar aksi unjuk rasa.
Tak seperti biasa demo di depan gedung DPRD atau kantor Walikota, pengungsi tersebut memilih melakukan aksi unjuk rasa di depan Perumahan Royal Grande, Jalan Blk. E No.5, Kelurahan Teluk Tering, Kec. Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau.
"Kami memilih berunjuk rasa kesini karena Kantor IOM (International Organization for Migration atau Organisasi Internasional untuk Migrasi) yang bertanggungjawab kepada pengungsi ada di dalam (Perumahan Royal Grande). Di Makasar semalam ada teman kami meninggal 2 orang dalam kurun waktu 24 jam," ujar Salah Seorang Pengungsi, Ali Akbar, Kamis (6/1/2022) sekira pukul 12.30 WIB.
Pihaknya menginginkan bertemu dengan Perwakilan IOM (United Nations High Commissioner for Refugees) di Kota Batam. Dalam aksinya mereka juga membagikan selebaran yang berisikan tuntutan mereka.
"Kami merasa ditahan oleh organisasi-organisasi di negara Indonesia," ujarnya.
Selain itu, pengungsi Afghanistan juga membantah bahwa UNCHR mengatakan seluruh pengungsi Afghanistan harus ditempatkan di Australia.
Padahal pihaknya meminta dipindahkan ke negara ketiga, di negara yang bisa menerima pengungsi Afghanistan.
"Kami tak bilang kami harus ke Australia. Kami hanya ingin dikirim ke negara ketiga, negara yang bersedia menerima mereka agar hidup secara layak dan manusiawi," kata Ali.
Dalam aksi ini, apabila pihak IOM tidak menemui mereka, pengungsi memilih untuk meninggalkan tempat tinggalnya. Dan hidup di jalan atau di tempat-tempat umum.
"Kami tak peduli lagi dengan bantuan UNHCR. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa kami akan tinggal di jalanan. Kami butuh hidup layak. Apalagi sudah 10 tahun luntang lantung di negara Indonesia," tuturnya.
Ia menambahkan ada sebanyak 500 pengungsi Afghanistan di Kota Batam sudah 10 tahun.
Ironisnya mulai dari tahun 2017 hingga 2022, baru 2 orang yang dikirim ke negara ketiga.
"Mereka dikirim ke Amerika. Berapa lama lagi kami harus menunggu," ujar Ali.
Pantauan Tribunbatam.id, pengungsi Afghanistan tersebut menggunakan payung, baliho tak putus asa menyampaikan aspirasinya. Dalam aksinya, mereka juga diawasi oleh polisi dan Sekuriti Perumahan Royal Grande.
Sempat Ricuh
Aksi demo yang dilakukan pengungsi Afghanistan di depan Perumahan Royal Grande, Batam Center, Kamis (6/1/2022) sempat ricuh.
Kerumunan demo yang menggunakan sebagian lajur jalan masuk perumahan ini mengakibatkan arus keluar masuk kendaraan menjadi tersendat.
Hal ini membuat para satpam perumahan yang berjaga menjadi berang.
Petugas memperingatkan para pengungsi untuk mengatur barisannya sedemikian rupa agar tidak menghalangi akses masuk perumahan.
Namun, peringatan tersebut tidak diindahkan oleh para pengungsi.
Sebagian pengungsi pun beradu mulut dengan satpam perumahan, bahkan sempat terjadi aksi dorong.
Seorang satpam bahkan terlihat menendang kaki salah seorang pengungsi.
Ketika diteriaki oleh satpam, beberapa di antara pengungsi pun melempar protes dengan cara berlutut dan berbaring di atas aspal tepat di tengah jalur masuk perumahan.
Saat itu, rombongan massa demo pun melebar hingga menghalangi seluruh akses keluar masuk perumahan. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami/Roma Uly Sianturi)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google