BANJIR DI BATAM
Jalan Batam Ini Kerap Banjir Setiap Hujan Lebat, Warga Ungkap Penyebabnya
Warga Batam mengeluhkan kondisi jalan dekat tempat mereka tinggal yang kerap banjir setiap hujan lebat turun. Apa penyebabnya?
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Warga sejumlah perumahan di Marina Raya, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang, Batam mengeluhkan kondisi saluran air yang kecil.
Hal ini yang menurut mereka menjadi penyebab banjir yang kerap kali terjadi di situ.
Gorong-gorong di jalan menuju Marina Raya, tepatnya 500 meter dari simpang Merlion, Marina merupakan terusan air dari wilayah Sei Temiang beberapa perumahan di Marina Raya.
Kondisi gorong-gorong yang kecil, ditambah lagi kondisinya sudah teebenan hampir setengah membuat, air cepat meluap, karena tidak sanggup menampung air hujan.
Saat air meluap akses warga yang tinggal di perumahan Marina Raya, baik warga perumahan Oase, perumahan Rhabayu 1 dan 2 serta perumahan Marina Raya terisolir.
Kondisi air meluap di jalan menuju Marina Raya tersebut sudah terjadi sejak beberapa tahun belakangan, sejak pembangunan menggeliat di Marina Raya.
Baca juga: Pemko Batam Disebut tak Beri Bantuan Apapun ke Korban Banjir Kampung Aceh, Ini Jawaban Wawako
Baca juga: Performa Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 Banjir Pujian, Ini Kata Shin Tae-yong
Kondisi gorong-gorong kecil, jalan menuju Marina Raya, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang, Kota Batam selalu banjir setiap kali hujan deras turun.
Warga Perumahan Rhabayu, Rendi mengatakan sejak pembangunan di wilayah Marina menggeliat, banjir semakin sering terjadi.
"Kalau air pasang bersamaan dengan hujan lebat, pasti jalan banjir," ucap Rendi, Jumat (7/1/2022).
Dia juga mengatakan jika jalan sudah banjir, warga terpaksa harus mutar dari jalan Sei Temiang.
"Jalan dari Sei Temiang itu, kondisinya masih tanah. Jadi pengguna mobil pasti tidak berani melintas," kata Rendi.
Warga Perumahan Oase, Taufik mengatakan, saat air pasang naik dan hujan lebat turun warga selalu was-was.
"Takut juga kita, soalnya kalau hujan deras turun satu jam saja dan bersamaan denganair pasang, pasti banjir," katanya.
Dia berharap gorong-gorong di jalan menuju Marina dibesarkan.
"Ya minimal kalaupun meluap, tidak lama dan tidak terlalu dalam, agar kendaraan bisa tetap melintas," kata Taufik.
LAHAN Drainase Berubah Kaveling
Banjir di Batam saat malam pergantian tahun sebelumnya masih membekas, khususnya bagi warga Sumber Sari RT 02 RW 07, Kelurahan Sei Langkai, Kecamatan Sagulung.
Baca juga: Langganan Banjir Rob, Akses ke Rumah Warga di Pasar Baru Tanjungpinang Tergenang Air
Baca juga: Sepatu Sekolah Hanyut Terbawa Banjir, Anak-anak Kampung Aceh Batam Butuh Bantuan
Awal tahun mereka justru malah disibukkan dengan membersihkan permukiman tempat tinggal mereka.
Aktivitas warga sehari-hari pun jadi terganggu.
Warga terdampak banjir di sana pun menyoroti fungsi row jalan dan drainase yang berubah fungsi menjadi kaveling.
Seorang warga di sana, Effendi Galingging bahkan mengungkap jika praktik itu sudah berjalan lebih kurang 3 tahun.
Menurutnya, tidak ada izin Badan Pengusahaan (BP) Batam sebagai pemilik lahan di Batam terkait kegiatan itu.
"Bahkan sudah ada yang membangun rumah di sana. Sementara itu jalan umum," ungkapnya, Senin (3/1/2022).
Effendi mengaku, selama ini banyak warga yang keberatan dengan adanya alih fungsi lahan tersebut.
Pembangunan kaveling menurutnya menyebabkan sulitnya akses jalan bagi kendaraan warga dan angkutan lainnya.
Terhitung sudah ada sembilan rumah yang dibangun di lahan tersebut.
Baca juga: TAHUN Ini, Pemko Batam Lanjutkan Proyek Penanganan Banjir
Baca juga: PDI-P dan PBB Bagikan Sembako bagi Korban Banjir di Kampung Aceh dan Mangsang Batam
Sementara bukti jual beli kaveling yang dimiliki penghuni hanya berupa kwitansi tanpa adanya surat kepemilikan.
Warga pun menduga ada permainan antara pihak pengembang PT Nasada Surya Abadi dengan oknum yang memperjualbelikan lahan tersebut.
"Mereka beli lahan itu langsung sama warga di sini, ditanda tangani RT/RW dan pihak pengembang di sini. Jadi istilahnya, mereka itu bagi-bagi kaveling. Padahal tahu kalau lahan yang dijual itu adalah ROW jalan, berdasarkan PL-nya," jelas Effendi.
Sementara itu, salah seorang pemilik kaveling, Rosmauli Sinaga, mengaku bingung karena tidak dapat mengurus dokumen kepemilikan lahan.
Padahal ia sudah mendirikan bangunan di atas lahan tersebut.
Saat ini ia hanya mengantongi kuitansi pembelian dari pengembang dan surat pernyataan hibah dari RT/RW setempat.
"Awalnya pengembang menjanjikan jalan itu akan dipindah. Tapi sekarang kan sudah dibikin parit, gimana mau dibikin jalan lagi? Jadinya tidak ada lagi jalan yang dijanjikan pengembang," ungkap Rosmauli Sinaga.
Direktur Lahan BP Batam, Ilham Eka Hartawan, ketika dikonfirmasi, masih belum dapat memastikan apakah lahan tersebut dialokasikan untuk jalan atau kaveling perumahan.
Ia mengakui, saat ini kesulitan mengawasi adanya pembalakan lahan kaveling liar di beberapa wilayah Kota Batam.
Baca juga: Banjir Batam Menyiksa Warga, Alih Fungsi Drainase Jadi Kaveling Menuai Sorotan
Baca juga: Pemko Batam Disebut tak Beri Bantuan Apapun ke Korban Banjir Kampung Aceh, Ini Jawaban Wawako
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Direktorat Pengamanan (Ditpam) BP Batam untuk menindaklanjuti hal tersebut terkait adanya dugaan aktivitas ini.
"Beberapa sudah kami laporkan ke Ditpam BP Batam. Sudah ada yang dipasang papan peringatan di lahan itu," ujar Ilham.
Namun, papan peringatan yang dipasang Ditpam BP Batam tersebut menurut Ilham banyak yang tidak diindahkan dan bahkan hilang.
Terakhir kali, pihaknya memasang papan peringatan di lokasi lahan Patam Lestari, Kecamatan Sekupang, Batam.
Ia pun meminta agar warga melaporkan temuan penyalahgunaan alih fungsi lahan ke BP Batam.
Laporan tersebut nantinya dapat langsung ditindaklanjuti dengan mengecek ke lapangan.
"Warga kalau bisa lapor ke Direktorat Pertanahan atau ke Ditpam BP Batam supaya bisa kami tindaklanjuti," ujar Ilham.(TribunBatam.id/Ian Sitanggang/Hening Sekar Utami)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Banjir di Batam