KARIMUN TERKINI
Seorang Warga Karimun Meninggal Kena DBD, Selama 2 Minggu Tambah 42 Kasus Baru
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Karimun, mengalami lonjakan secara signifikan di awal tahun 2022. Bahkan, seorang pasien DBD meninggal
Penulis: Yeni Hartati |
KARIMUN, TRIBUNBATAM.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Karimun, mengalami lonjakan secara signifikan di awal tahun 2022.
Sebanyak 42 kasus DBD terjadi hanya dalam dua pekan dan adanya satu kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi menjelaskan, kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Karimun tersebut.
Kasus tertinggi ditemukan di Kecamatan Karimun dengan 14 kasus, menyusul Kecamatan Meral dengan 13 kasus dan Kecamatan Tebing 9 kasus.
Sementara itu, Kecamatan Kundur Utara 3 Kasus, dan Kecamatan Kundur, Kundur Barat dan Moro masing- masing satu kasus.
"Peningkatan kasus DBD di Kabupaten Karimun memang kerap terjadi di awal tahun. Bukan hanya, tahun 2022 akan tetapi terjadi peningkatan di tahun 2021 lalu," ucap Rachmadi.
Racmadi menambahkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan melibatkan unsur kelurahan untuk mewaspadai kenaikan kasus tersebut.
Masyarakat diharapkan dapat menerapkan 3M Plus dalam rangka mencegah terjadinya penebaran atau penularan kasus.
Baca juga: Warga Batam Berburu Minyak Goreng Murah, Rela Panas-panasan Gendong Anak Kecil
Baca juga: WARNING BMKG! Warga Diminta Waspadai Angin Kencang dan Gelombang Tinggi di Perairan Lingga
"Langkah 3M ini masih ampuh dalam mengantisipasi. Sehingga, kami menekankan agar masyarakat selalu memperhatikan hal ini dan menerapkan 3M Plus," tambahnya.
Diketahui, 3M ini yakni selalu menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi.
Kedua, menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain-lain.
Ketiga, mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Sementara dalam penanganannya, Rachmadi menegaskan kepada masyarakat untuk selalu waspada dengan melakukan pemeriksaan dini apabila menemukan gejala-gejala DBD pada keluarga khususnya anak.
Hal itu bertujuan, agar dapat mencegah terjadinya keterlambatan penanganan yang dapat mengakibatkan kematian kepada penderita DBD.
"Masyarakat harus curiga, apabila menemukan gejala- gejala segera bawa kerumah sakit," terangnya.