Inilah Kelompok Orang Paling Rawan Terjangkit Virus Corona Varian Baru, Simak Kata Peneliti WHO
Vaksinasi yang sudah tergolong tinggi di Indonesia tak serta merta membuat RI terbebas dari virus corona varian baru Omicron dan kini makin merajalela
TRIBUNBATAM.id - Vaksinasi yang sudah tergolong tinggi di Indonesia tak serta merta membuat RI terbebas dari virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan, siapa pun tanpa terkecuali harus tetap waspada terhadap virus Covid-19 varian Omicron.
Terlebih kepada kelompok orang yang dianggap paling rawan terjangkiti varian Omicron.
WHO pun memperingatkan bahwa Omicron sangat berbahaya bagi kelompok ini.
Pemimpin Teknis Covid-19 WHO dr Maria Van Kerkhove mengungkapkan kekhawatirannya kepada orang-orang yang menganggap Omicron tidak berbahaya.
Pernyataan itu muncul buntut adanya anggapan bahwa gejala yang ditimbulkan Omicron cenderung ringan.
"Jadi, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah Omicron lebih parah atau tidak, tetapi kami memiliki beberapa laporan awal bahwa itu tidak terlalu parah. Sekarang, jangan tertipu. Bahkan jika kita memiliki virus yang menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, virus ini dapat menyerang populasi yang rentan," ujar Maria, melalui unggahan YouTube WHO, Jumat (17/12/20210).
Baca juga: Cara Deteksi & Mengobati Gejala Omicron pada Balita, Varian Terbaru Covid-19 Banyak Serang Anak-anak
Baca juga: Ibu kota Kepri Deteksi Varian Omicron, Kadinkes: Penularannya Lebih Cepat Dibanding Delta
Mencegah Terjangkit Omicron
Mirip dengan varian lain, virus Omicron bisa ditangani dengan menerapkan protokol kesehatan dan memperluas cakupan vaksinasi.
"Sekarang ada banyak penelitian yang sedang dilakukan yang melihat efektivitas vaksin terhadap Omicron. Dan studi ini sedang berlangsung. Kami belum memiliki gambaran yang lengkap, tetapi yang kami tahu adalah bahwa lebih baik divaksinasi daripada tidak," ungkap Maria.
Faktor utama yang berperan besar saat ini adalah menghindari transmisi virus dengan cara menjaga diri sendiri dan orang lain.
Langkah yang bisa dilakukan untuk menghadapi Omicron, yaitu:
- Menjaga jarak fisik
- Memakai masker dengan ukuran yang tepat
- Menjaga kebersihan tangan
- Menghindari keramaian
- Mengatur sirkulasi udara dan ventilasi tempat kita tinggal, bekerja, atau tempat belajar.
Baca juga: 19 Pasien Covid-19 di Batam Terkonfirmasi Positif Omicron, Pasien Baru Tambah 62 Orang
Baca juga: BEGINI Cara Menentukan Apakah Pasien Omicron Wajib Isolasi di RS Atau Boleh di Rumah
Orang-orang Paling Rawan Terkena Omicron
Seperti yang sudah disampaikan WHO sejak awal, kelompok apa saja yang mudah terinfeksi Omicron dan risiko tinggi kematian yang menghampiri.
Mereka adalah orang-orang yang sudah lanjut usia (lansia) dan mereka yang memiliki komorbid.
"Dan kami tahu orang-orang dengan kondisi yang mendasarinya, orang lanjut usia, jika mereka terinfeksi varian SARS-CoV-2, termasuk Omicron, mereka berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah," kata Maria.
Hal yang bisa dilakukan ialah mencegah angka penularan di semua populasi, mulai dari yang sudah divaksin maupun belum.
Pasalnya, lonjakan kasus Omicron berpotensi sangat memengaruhi sistem kesehatan. Mirisnya, tidak semua negara memiliki kapasitan dan sistem kesehatan yang lengkap.
"Lebih banyak kasus berarti lebih banyak angka rawat ina dan lebih banyak rawat inap dapat menempatkan sistem kesehatan yang sudah terbebani menjadi tidak terkendali," ujar Maria, seperti dilansir dari laman kompas.com.
"Namun, sekali lagi, jika kita memiliki lebih banyak kasus, lebih banyak kasus berarti lebih banyak rawat inap.
Dan jika sistem perawatan kesehatan terbebani, orang akan mati karena tidak mendapatkan perawatan sesuai yang mereka butuhkan," lanjut dia.
Baca juga: Satgas Covid-19 Kepri Sebut Puncak Omicron Mei 2022, Bukan Hari Besarnya yang Salah
Baca juga: 5 Gejala Omicron yang Wajib Diketahui, Demam Tak Termasuk?
.
.
.
(*/ TRIBUNBATAM.id)