NATUNA TERKINI

Natuna Dikenal Daerah Migas, Tapi Daerah Ini Belum Berlaku Harga Pertalite Satu Harga

Natuna sudah lama sebagai daerah penghasil migas. Tapi mengapa daerah ini belum berlaku Pertalite satu harga?

TribunBatam.id/Muhammad Ilham
Warga Natuna saat mengisi BBM di SPBU belum lama ini. 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Warga Kecamatan Pulau Laut sampai saat ini belum tersentuh oleh program pemerintah Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga secara keseluruhan.

Akibatnya warga masih membeli bahan bakar jauh lebih mahal dari harga nasional.

Kondisi ini terbilang ironis, terlebih dengan status Natuna yang sudah banyak dikenal sebagai daerah penghasil migas.

Apa yang terjadi di sana ini dibenarkan anggota DPRD Natuna dari Daerah Pemilihan Dua (Dapil 2), Azi.

Saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Natuna dengan Pertamina dan Pemkab Natuna di kantornya, kemarin, ia menyebutkan sejumlah kecamatan di Natuna sudah tersentuh oleh program ini karena layanan transaksi BBM satu harga sudah ada.

Baca juga: Harga Pertalite di Natuna Tembus Rp 10 Ribu Per Liter, DPRD Dorong Ada Pertamini

Baca juga: Stok BBM Pertalite di Karimun Kosong Hampir Sepekan, Ini Kata Pengelola SPBU Poros

"Tapi di Kecamatan Pulau Laut memang sudah ada BBM satu harga, tapi yang ada cuma solar, sementara Pertalite belum ada," kata Azi.

Menurutnya, penyebab ketiadaan Pertalite satu harga itu karena tidak ada lembaga penyalur di wilayah kecamatan paling utara NKRI itu.

"Jadi kalau warga mau mendapatkan pertalite mereka harus membeli ke agen minyak, tapi tentu dengan harga yang tidak satu harga. Warga sudah lama mendambakan ini," imbuh Azi.

Sementara Camat Pulau Laut, Bambang Erawan membenarkan kondisi ini. Ia menuturkan, dulu BBM 1 harga yang meliputi BBM jenis solar dan premium pernah beredar di Pulau Laut.

Cuma karena tidak ada ekspedisi yang berani mengangkut BBM jenis premium maka minyak jenis itu tidak lagi dapat dinikmati oleh warga.

"Kalau selain solar dan minyak tanah tidak ada yang berani ngangkut ke Pulau Laut, Bang. Jadi sekarang solar satu harga saja yang ada. Persoalannya itu tadi, tidak ada transportasi," terang Camat Bambang melalui sambungan telepon, Kamis (17/2/2022).

Baca juga: Stok BBM Jenis Pertalite dan Bio Solar di SPBU Karimun Kosong, di Pertamini Masih Ada

Baca juga: Usai Premium Hilang Giliran Pertalite Bakal Dihapus Pemerintah, Ini Penjelasannya

Diakuinya juga bahwa BBM satu harga yang berjenis pertalite memang bererdar di Pulau Laut, hanya saja minyak itu beredar melalui agen-agen minyak, bukan melalui lembaga penyalur yang ditunjuk pemerintah.

"Maka harganya jadi lebih mahal atau tidak satu harga. Di sini harga pertalite berkisar antara Rp. 10.500 sampai Rp. 12. 000. Kalau harga yang satu harga Rp. 8.000 ribu kan?," tegasnya.

Bambang meminta kepada pemerintah dan BPH Migas agar segera mengatasi persoalan ini sehinga program pemerintah ini dapat berjalan sepenuhnya di wilayah kecamatan yang dipimpinnya.

"Maka kepada semua pihak terkait kami minta agar segera dapat mengupayakan kapal pengangkut BBM ini ke Pulau Laut, agar kita juga dapat yang satu harga," pintanya.

Baca juga: Harga Pertalite Tembus Rp 50 Ribu Per Liter, Kok Bisa Harga BBM Melambung?

Baca juga: Promo Pertamina Pertalite Harga Rp 6.850, SPBU di Tanjungpinang Dipadati Pengendara

Halaman
12
Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved