Dampak Gempa Pasaman Barat, 10 Ribu Warga Diperkirakan Mengungsi, Terparah di Nagari Kajai

Bupati Pasaman Barat Hamsuardi memperkirakan, ada sekitar 10.000 warga harus mengungsi pascagempa yang terjadi pada Jumat (25/2) pagi.

Editor: Dewi Haryati
TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR
Dampak Gempa Pasaman Barat, 10 Ribu Warga Diperkirakan Mengungsi, Terparah di Nagari Kajai. Foto Bupati Pasaman Barat Hamsuardi 

PASAMAN BARAT, TRIBUNBATAM.id - Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat diguncang gempa Magnitudo 6,1 pada Jumat (25/2/2022) pagi.

Akibat gempa itu, sedikitnya empat warga Pasaman Barat dilaporkan meninggal dunia, sedangkan puluhan korban lainnya mengalami luka berat, sedang dan ringan.

Bupati Pasaman Barat Hamsuardi mengatakan, berdasarkan perkiraan, ada sekitar 10.000 orang warga Pasaman Barat harus mengungsi pascagempa.

"Lima orang yang mengalami luka berat dirawat di RSUD Pasaman Barat, sementara yang luka sedang dan ringan di rawat di Puskesmas," ujar Hamsuardi kepada awak media, Sabtu (25/2/2022) sore dilansir dari TribunPadang.com.

Bupati Hamsuardi menyampaikan, lokasi terparah terdampak gempa di wilayahnya ialah di Nagari Kajai.

"Di sana ada lebih dari 1.000 ribu rumah yang rusak, rusak berat maupun rusak ringan," ujarnya.

Hamsuardi melanjutkan, posko utama penanggulangan bencana di Pasbar ialah di rumah Dinas Bupati Pasbar.

Selain itu juga ada enam titik posko lainnya, posko tersebut kata dia, berada di lokasi distribusi bantuan.

Baca juga: Gempa Bumi di Sumatera Barat, Getaran Terasa Hingga ke Karimun Kepri dan Negeri Jiran

Baca juga: Gempa Pasaman Barat Telan Korban Jiwa, Pasien Puskesmas Panik Ada Gempa Susulan

"Bantuan telah diterima dari berbagai pihak, Rp 500 juta dari BNPB, BI ,PLN, bupati dan wali kota di Sumbar," kata dia.

Semoga kata dia, penyaluran bantuan dapat dilakukan dengan baik, sehingga pengungsi dapat pelayanan terbaik.

BMKG Lakukan Survei

Dilansir TribunPadang.com, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan melakukan survei dan pendataan terkait gempa yang berpusat di Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (26/2/2022).

Kepala BMKG Indonesia, Dwikorita Karnawati, langsung datang ke Provinsi Sumatera Barat untuk melihat langsung lokasi gempa.

"Jadi survei kami adalah survei yang terkait dengan Geofisika, yaitu untuk mengantisipasi bagaimana dengan gempa-gempa susulan yang masih mungkin terjadi," kata Dwikorita Karnawati saat ditemui di Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Pihaknya akan melihat ke lokasi langsung untuk mengetahui jika terjadi gempa susulan seberapa resiko dampaknya.

"Misalnya, sering terjadi saat ada gempa yang kekuatannya di atas 6 magnitudo sehingga tebing-tebing pada rontok dan batu-batunya pada lepas meluncur.

Kami kalau melihat peta di sepanjang Sianok, Bukittinggi, Padang Pariaman misalnya itu lereng-lerengnya curah ada bebatuan. Lembah Anai itu juga," katanya.

Kedatangannya untuk melihat seberapa parah dampak gempa ini terhadap kejadian reruntuhan batuan atau longsoran itu.

"Karena pada saat ini puncak musim hujan. Pada puncak musim hujan itu, maka curah hujan akan lebat bahkan ekstrem," katanya.

Baca juga: Pasaman Barat 2 Kali Diguncang Gempa Bumi, Terasa Hingga Pariaman, Warga Berhamburan Keluar

Lereng yang sudah terkena dampak gempa dan sudah runtuh sebagian bisa otomatis runtuh dan membahayakan bagi masyarakat di sekitarnya.

"Hal yang lebih penting lagi, kita akan melakukan survei pengukuran di lapangan pada berbagai jenis tanah dan batuan di sekitar episenter," katanya.

Saat terjadi gempa sudah dianalisis secara sistematis, bukan berdasarkan sesungguhnya.

"Ini harus kita verifikasi, apakah perhitungan matematikanya itu benar gak dengan yang ada di lapangan," katanya.

Dari hasil pengukuran itu, bisa ditetapkan secara lebih terverifikasi zona mana yang rentan yang mengalami guncangan kuat atau tidak di kemudian hari.

"Nantinya akan dapat disimpulkan mana yang memiliki kerentanan yang kuat, kerentanan yang menengah, kerentanan yang rendah," katanya.

Pihaknya akan mencari tahu dimana lokasi yang ada gempa, tapi lokasinya tidak terlalu bergetar.

Informasi ini dibutuhkan oleh Pemerintah Darah untuk pasca gempa dalam pembangunan kembali atau rekonstruksi.

Karenanya, harus tahu lokasi yang akan dibangun itu apakah termasuk zona, yang rentannya tinggi terhadap getaran gempa.

"Kalau dibangun di zona yang rentannya tinggi, konstruksinya harus dibangun dengan yang tahan gempa," katanya.

Kata dia, bangunan yang roboh diduga konstruksinya tidak tahan gempa, sehingga pihaknya akan menginformasikan zona mana yang aman untuk dibangun.

"Kalau dibutuhkan tempat untuk relokasi, mencari tempat yang aman untuk membangun rumah kembali itu bisa kami berikan dimana zona yang aman," katanya.

Selain itu, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak cemas dan gelisah.

"Jangan sampai masyarakat itu mudah termakan isu yang hoax," katanya.

Kepala BMKG Padang Panjang, Suaidi Ahadi, mengatakan bahwa pada saat ini tim BMKG Padang Panjang telah melakukan survei dahulu.

Survei ini dilakukan di Nagari Kajai yang informasinya ada 80 persen kerusakan.

"Karena pada sore hari ini, tim dari Jakarta itu akan datang sebanyak dua tim dengan membawa peralatan lengkap untuk pengukuran geofisika," katanya.

Suaidi Ahadi berharap, besok sudah mulai bekerja dan mendapatkan informasi yang sangat bermanfaat untuk menenangkan masyarakat. (TribunPadang.com/Rezi Azwar/Wahyu Bahar)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Update Gempa Guncang Pasaman Barat, Bupati Hamsuardi Perkirakan, 10 Ribu Warga Mengungsi

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved