BINTAN TERKINI
Perketat Keamanan di Laut, Lantamal IV Tanjungpinang Gelar Operasi di Perairan Kepri
Sebanyak 250 personel dari 14 unsur Angkatan Laut dikerahkan untuk melakukan pengamanan dan menangkal, menindak pelanggaran hukum di perairan Kepri
Penulis: Alfandi Simamora | Editor: Dewi Haryati
BINTAN, TRIBUNBINTAN.com - Sebanyak 250 personel dari 14 unsur Angkatan Laut dikerahkan untuk melakukan pengamanan dan menangkal serta menindak pelanggaran hukum di perairan Provinsi Kepri, Senin (7/3/2022) kemarin.
14 unsur itu terdiri dari 7 unsur Satrol Lantamal IV (KAL Welang, KAL Anakonda, KAL Marapas, KAL Mapor, Sea Rider, Patkamla Setumu dan Patkamla Paku), 3 unsur dari Lanal Batam (KAL Nipah, Combat Boat, Sea Rider) dan 4 unsur dari Lanal Tanjung Balai Karimun (KAL Pelawan, Combat Boat, Sea Rider 1 dan Sea Rider 2).
14 unsur personel dilepas langsung oleh Komandan Lantamal IV Tanjungpinang, Laksamana Pertama TNI Dwika Tjahja Setiawan di Dermaga Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) Mentigi Tanjung Uban, Kabupaten Bintan.
Dalam kegiatan pelepasan operasi itu, Komandan Lantamal IV Tanjungpinang, Laksamana Pertama TNI Dwika Tjahja Setiawan juga turun menggunakan KAL Mapur untuk melakukan operasi dari Bintan ke Batam.
Komandan Lantamal IV Tanjungpinang, Laksamana Pertama TNI Dwika Tjahja Setiawan menuturkan, sore hari pihaknya akan melaksanakan apel gelar pasukan kesiapsiagaan tentang satgas pengamanan keamanan laut.
Kegiatan ini merupakan perintah dari pemimpin Angkatan Laut Kogab Kepala Staft Angkatan Laut melalui Panglima Komando Armada I (Pangkoarmada I) Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah untuk membentuk Satuan Tugas Khusus.
Tujuannya untuk menanggulangi maraknya berbagai permasalahan, khususnya yang berkembang saat ini terkait kejadian-kejadian di selat Singapura.
"Seperti yang baru-baru ini insiden yang terjadi perompakan, pencurian bahkan kegiatan ilegal. Salah satunya TKI ilegal dan lain sebagainya. Maka dari itu kami menyiapkan diri membentuk satgas dengan unsur udara dari satuan penerbangan TNI AL dan kekuatan pemukul kami satuan Kopaska," terangnya.
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 Bintan Dinamis, Kadinkes Gesa Vaksinasi Door to Door
Baca juga: Pembangunan Sirkuit Balap Internasional Dipindah ke Bintan, Ini Reaksi Kepala BP Batam
Ia melanjutkan, semua ini bertujuan untuk menutup semua celah-celah yang mungkin akan dilakukan kegiatan ilegal.
"Intinya kami siap melaksanakan tugas pengaman dan membuat mereka-mereka yang ingin berbuat ilegal harus berpikir dua kali," ucapnya.
Dwika juga menjelaskan, kekuatan 14 unsur ini sebagiannya sudah ada di laut.
"Ini merupakan tugas kita sepanjang tahun. Tapi saat ini kita lebih fokus terhadap kejadian-kejadian yang ada saat ini, termasuk terkait insiden TKI ilegal. Jadi setiap saat kita selalu ada di laut untuk mengamankan perairan Provinsi Kepri, khususnya di Selat Singapura," jelasnya.
Saat disinggung di mana wilayah yang rawan, Dwika menyebutkan yang rawan terjadi ilegal di Selat Singapura.
Sebab jaraknya tidak terlalu jauh untuk ditempuh, dan yang kedua dengan adanya keramaian lalulintas kapal di perairan Kepri, menjadi upaya mereka untuk sarana bersembunyi sambil juga mereka melihat di daerah wilayah Kepri ini banyak pelabuhan-pelabuhan tikus.
"Nah inilah yang kita antisipasi dan amankan supaya semua titik bisa tertutupi, dan jika kita temukan adanya kegiatan ilegal dan pelanggaran hukum laut saat beroperasi, kita tidak segan-segan akan menindak dan tangkap dan kemudian kita sidik sesuai dengan perkaranya," jelasnya.