KHAZANAH ISLAM

Awal Puasa Muhammadiyah dengan Penerintah-NU Berbeda tapi Lebaran Sama, Ini Penjelasannya

Meski awal Ramadhan tahun ini berbeda antara warga Muhammadiyah dengan Pemerintah dan Nahdatul Ulama (NU) hal itu tidak terjadi pada penetapan Lebaran

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Ilustrasi pengamatan hilal - Awal Puasa Muhammadiyah dengan Penerintah-NU Berbeda tapi Lebaran Sama, Ini Penjelasannya 

Hal tersebut lantaran derajat hilal masih rendah sekali, sehingga NU dan pemerintah memutuskan untuk menggenapkan bulan Syakban menjadi 30 hari.

"Kalau besok (1 Syawal) itu hampir ya menurut ilmu hisab sama dengan apa yang nanti diperoleh saat rukyat. Jadi bagi NU puasanya 29 (hari), bagi Muhammadiyah 30 hari karena tidak mungkin lebih dari itu," ujar Syamsul.

Wakil Rektor UIN Raden Mas Said ini juga memastikan, jumlah hari di bulan pada sistem penanggalan Hijriah adalah 29 atau 30.

"Jumlah hari di bulan Hijriah sudah tetap 29 atau 30. Hanya berbeda soal menentukan apakah malam ini sudah masuk bulan baru atau belum," terang dia, dikutip dari kompas.com.

Tak seperti pada kalender Masehi yang berbasis Matahari, kalender Hijriah atau sistem penanggalan dengan Bulan ini memiliki hari yang tidak pasti.

Seperti menurut sidang isbat Kemenag, Ramadhan 1439 H atau Ramadhan 2018 berjumlah 29 hari.

Sehingga, Idul Fitri 2018 dirayakan keesokan hari setelah sidang isbat, yakni pada 15 Juni 2018.

Tahun berikutnya, sidang isbat memutuskan bahwa Ramadhan 1440 H atau Ramadhan 2019 digenapkan menjadi 30 hari lantaran hilal tidak terlihat.

Hal tersebut berbeda dengan bulan pada kalender Masehi yang memiliki jumlah hari tetap, kecuali bulan Februari yang terdiri dari 28 atau 29 hari.

Baca juga: Isi Surat Edaran (SE) Wali Kota Batam soal Aturan Libur Nasional Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah

Baca juga: Kalimat Sungkem Lebaran Bahasa Jawa Halus ke Orangtua saat Idul Fitri

Bahkan perbedaan jumlah hari di Februari pun, rutin setiap empat tahun sekali atau pada saat tahun kabisat.

"Kalau kalender Matahari (Masehi) kan jelas, kalau Maret sekian hari, April sekian hari, Mei sekian hari, jelas. Kalau Hijriah bisa 29 atau 30, tidak mesti," imbuh Syamsul.

.

.

.

(TRIBUNBATAM.id)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved