KHAZANAH ISLAM

Awal Puasa Muhammadiyah dengan Penerintah-NU Berbeda tapi Lebaran Sama, Ini Penjelasannya

Meski awal Ramadhan tahun ini berbeda antara warga Muhammadiyah dengan Pemerintah dan Nahdatul Ulama (NU) hal itu tidak terjadi pada penetapan Lebaran

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Ilustrasi pengamatan hilal - Awal Puasa Muhammadiyah dengan Penerintah-NU Berbeda tapi Lebaran Sama, Ini Penjelasannya 

"Jumlah hari di bulan Hijriah sudah tetap 29 atau 30. Hanya berbeda soal menentukan apakah malam ini sudah masuk bulan baru atau belum," terangnya.

Baca juga: Resep Sambal Goreng Kentang Enak dan Praktis, Cocok Dihidangkan saat Lebaran Idul Fitri

Baca juga: Deretan Amalan Sunah Sebelum Melakukan Shalat Idul Fitri, Makan Sebelum Shalat Id

Sementara itu, Guru Besar Peradaban Islam UIN Raden Mas Said Surakarta Syamsul Bakri mengatakan, seluruh umat Islam sepakat bahwa puasa dimulai pada 1 Ramadhan.

Namun, yang menjadi perbedaan adalah bagaimana menentukan awal Ramadhan tersebut.

"Semua sepakat bahwa munculnya hilal adalah 1 Ramadhan, tetapi berbeda pendapat tentang apakah malam itu sudah muncul atau belum," kata Syamsul, Senin (25/4/2022) malam.

Adapun metode yang digunakan untuk menentukan kemunculan hilal, yakni rukyat dan hisab.

Rukyat adalah melihat hilal atau Bulan dengan mata atau teropong.

Sementara hisab, yakni menggunakan ilmu astronomi atau ilmu falak.

Syamsul melanjutkan, dengan menggunakan ilmu hisab, awal bulan sudah dapat diketahui tanpa harus mengamati hilal secara langsung.

Meski begitu, Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat sudah memenuhi kriteria MABIMS, yakni tinggi hilal minimal harus 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

"Di Indonesia, pada 29 Ramadhan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat," jelas Kamaruddin di Jakarta, Senin (25/4/2022), dikutip dari laman Kemenag.

Jika saat pengamatan atau rukyat hilal nanti benar demikian maka Idul Fitri 1443 H akan dilaksanakan secara serentak pada Senin, 2 Mei 2022.

Artinya, Muhammadiyah menjalankan puasa selama 30 hari, sedangkan Kemenag atau pemerintah hanya berpuasa selama 29 hari. Mengapa bisa demikian?

Baca juga: Walikota Tanjungpinang Tinjau Posko Pengamanan Hari Raya Idul Fitri

Baca juga: Penuhi Persyaratan, Ribuan Napi di Batam Diusulkan Dapat Remisi Idul Fitri 2022

Jumlah hari di bulan kalender Hijriah pasti 29 atau 30

"Di hadis dikatakan jika melihat Bulan, berpuasa. Tetapi jika belum, digenapkan Syakban-nya jadi 30 hari. Bagi Muhammadiyah (hilal 1 Ramadhan) itu sudah muncul ketika NU belum melihat (hilal). Muhammadiyah sudah melihat dengan hisab," terang Syamsul.

Ia menambahkan, sidang isbat 1 Ramadhan 1443 H lalu, kondisi hilal jika dilihat atau diamati dengan mata, diragukan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved