Menpan RB Hingga Anggota DPR RI Dukung Usul Kapolri Soal WFH Usai Libur Lebaran
Kapolri sebelumnya mengusulkan kepada instansi pemerintah maupun swasta untuk menerapkan kerja dari rumah sesudah libur lebaran.
TRIBUNBATAM.id - Arus balik mudik lebaran belakangan menjadi perhatian Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Ia menyarankan kepada instansi pemerintah, termasuk swasta untuk menerapkan kebijakan work from home (WFH) setelah momen lebaran berakhir.
Saran yang disampaikan Kapolri ini bukan tanpa alasan.
Selain mencegah terjadinya kemacetan saat arus balik.
Langkah ini sekaligus menjadi cara untuk mencegah penambahan kasus baru covid-19.
Kebijakan bekerja dari rumah menurutnya dapat diterapkan selama satu minggu setelah puncak arus balik lebaran yang diprediksi jatuh pada 8 Mei 2022.
"Kami juga mengimbau untuk mengurai arus balik, khususnya bagi instansi- instasi baik itu swasta atau pemerintah yang masih mungkin untuk satu minggu ini, bisa melaksanakan aktivitas dengan menggunakan media yang ada ,seperti online maupun work from home," katanya di Garuda Wisnu Kencana, Desa Unggasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (5/5/2022).
Baca juga: Cegah Macet Arus Balik Lebaran, Kapolri Himbau Pegawai Swasta dan ASN WFH Satu Minggu
Baca juga: Puncak Omicron Februari hingga Maret 2022, Luhut Imbau Perusahaan Ambil Opsi WFH
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo pun mendukung usul Kapolri Jenderal (Polisi) Listyo Sigit Prabowo, agar aparatur sipil negara (ASN) dan karyawan swasta menjalankan work from home (WFH) untuk mencegah kemacetan arus balik.
Untuk itu, Tjahjo meminta seluruh pejabat pembina kepegawaian (PPK) agar mengatur jadwal WFH di instansi masing-masing.
“Saya setuju dengan pendapat Kapolri agar instansi pemerintah menerapkan kebijakan WFH. Seluruh PPK diharapkan mengatur pembagian jadwal agar penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan,” kata Tjahjo dalam siaran pers, Jumat (6/5/2022) malam.
Tjahjo pun memastikan WFH tidak akan mengganggu pelayanan, urusan administrasi, serta layanan pemerintahan lainnya.
Sebab, instansi pemerintah telah menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang memungkinkan ASN bekerja tanpa batas ruang dan fleksibel menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang ada.
Selain itu, sistem WFH juga dapat memberi waktu bagi ASN dan keluarganya yang baru kembali dari kampung halaman untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
"WFH juga bisa jadi kesempatan untuk isoman agar mencegah adanya pertambahan kasus Covid-19,” ujar Tjahjo.
Tidak hanya Menpan-RB, anggota Komisi III DPR RI Taufik Basari menilai, usul Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar aparatur sipil negara (ASN) dan karyawan swasta menjalankan work from home (WFH) setelah libur Lebaran merupakan imbauan yang tepat.
Baca juga: Resep Kopi ala Kafe, Bisa Temani Kerja WFH Selama PPKM
Baca juga: CATAT! Malaysia Bakal Cabut Aturan WFH Mulai 1 April 2021
Taufik meyakini, kebijakan tersebut dapat mengurangi kepadatan arus balik menuju Jakarta karena pemudik dapat membagi waktu kepulangannya dari kampung halaman.
"Menurut saya ini adalah imbauan yang baik dan tepat dari Kapolri. Diperkirakan arus balik akan lebih padat karena mengejar masuk kantor secara fisik. Dengan membagi waktu gelombang arus balik diharapkan dapat mengurai kemacetan yang diperkirakan akan pasti terjadi," kata Taufik dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/5/2022).
Taufik berharap, usul tersebut dapat ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD dan perusahaan swasta, khususnya di Jakarta, Depok, Bekasi dan Tangerang.
Menurut dia, kebijakan ini bisa dilakukan dengan mempertimbangkan pembagian sektor, tugas dan fungsi mana yang dapat memberlakukan WFH dan mana yang mesti tetap bekerja dari kantor atau work from office (WFO).
Politikus Partai Nasdem itu berpendapat, bagian pelayanan publik di pemerintahan ataupun swasta seperti pelayanan administrasi, perbankan, kesehatan tetap menerapkan WFO.
Sementara, jenis tugas tertentu lainnya yang memungkinkan dilakukan secara daring atau online bisa dengan WFH.
"Dengan catatan, WFH ini bukan berarti menambah hari libur, melainkan bekerja dan melaksanakan tugas di daerahnya masing-masing yang seluruhnya dimaksudnya untuk membuat kelancaran arus balik," kata Taufik.
Ia menambahkan, kerja sama semua pihak membantu pemerintah dan kepolisian untuk mengurai potensi kemacetan saat ini sangat diperlukan.
Pasalnya, jumlah pemudik pada tahun ini meningkat akibat banyak pemudik yang sudah menunda selama dua tahun tidak pulang ke kampung halaman akibat pendemi.
"Sehingga tanpa adanya kebijakan yang progresif, sulit untuk menghindari parahnya kemacetan arus balik tahun ini," ujar Taufik.
(TribunBatam.id) (Kompas.com/Ardito Ramadhan)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Sumber: Kompas.com