Kenali Pemicu Suhu Udara Panas, BMKG Prediksi Suhu Udara Batam Tembus 33 Derajat Celcius

BMKG mengumumkan kondisi cuaca, termasuk suhu udara pada sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Apa pemicunya?

TribunBatam.id/Ronnye Lodo Laleng
Penumpang kapal Pelni KM Kelud saat tiba di Pelabuhan Batu Ampar, Kota Batam, Kepri, Jumat (6/5/2022). Mereka tampak berjalan kaki meski cuaca panas karena lama menunggu bus dari dermaga. 

Fenomena cuaca panas yang terjadi di siang hari dipicu oleh beberapa hal, yaitu:

- Posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau, di mana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang.

Sehingga, cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.

- Dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimumkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi.

Sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.

Baca juga: Malaysia Tak Wajibkan Cek Suhu Tubuh saat Masuk Sekolah, Berlaku Besok

Baca juga: Info Cuaca Besok Pulau Bintan, BMKG Sebut Waspada Hujan Pagi Hingga Dini Hari!

Adapun data hasil pengamatan BMKG selama periode 1-7 Mei 2022, suhu maksimum berkisar 33-36,1 °C dengan suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 °C terjadi di wilayah Tangerang, Banten dan Kalimarau, Kalimantan Utara.

Sementara itu, suhu maksimum tertinggi di Indonesia pada bulan April selama 4-5 tahun terakhir sekitar 38,8 °C di Palembang pada tahun 2019.

Sedangkan di bulan Mei sekitar 38,8 °C di Temindung Samarinda pada tahun 2018.

Sebagai tambahan informasi, World Meteorological Organization (WMO) menjelaskan, gelombang panas atau dikenal dengan heatwave merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut.

Di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.

Biasanya fenomena gelombang panas terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.

Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian.

Untuk menjaga tubuh dari cuaca panas yang terjadi, masyarakat dapat tetap memenuhi kecukupan cairan tubuh terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan agar tidak dehidrasi. (TribunBatam.id) (Kompas.com/Mela Arnani)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Sumber: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved