BATAM TERKINI
2 Sekolah Baru di Batam Belum Selesai Dibangun, Siswa Baru Terpaksa Numpang di Sekolah Lain
Dua sekolah baru yakni SD dan SMP yang dibangun Pemko Batam pada 2022 ini belum selesai pengerjaannya, sehingga belum dapat dipakai.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dua sekolah baru yakni SD dan SMP yang dibangun oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam pada 2022 ini belum selesai pengerjaannya, sehingga belum dapat digunakan untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
"Tahun ini (2022) baru dibangun, biasa selesai pembangunannya di akhir tahun anggaran," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan saat berada di Hotel Golden View, Kota Batam, Kepulauan Riau, Selasa (17/5/2022)
Kendati pembangunan diprediksi akan selesai pada akhir 2022, menurut Hendri PPDB untuk kedua sekolah ini sebenarnya sudah bisa juga dilakukan.
Tetapi bisa menumpang sementara waktu ke sekolah lainnya.
"Kami izin dulu ke Pak Wali Kota, apakah bisa terima calon siswa atau menunggu tahun depan. Kami harap tahun ini bisa terima siswa baru, tapi menumpang dulu beberapa bulan. Menunggu bangunan selesai Januari siap pakai," tuturnya.
Seperti diketahui, adapun 2 unit sekolah itu adalah SDN dan SMPN di Kecamatan Batu Aji. Kedua sekolah ini bisa digunakan untuk zonasi Sagulung dan Batu Aji.
Daya tampung siswa tahun ini tak jauh berbeda dengan 2021 lalu. Artinya daya tampung sekolah negeri memang terbatas. Tetapi didukung dengan keberadaan sekolah swata sehingga cukup untuk menampung seluruh calon siswa tingkat SD dsm SMP.
Baca juga: BUKAN 10 Kali, Manasik Haji Tahun Ini di Batam hanya 6 Kali, Cek Rinciannya
Baca juga: Mau Tutup Lapak Jualan, Seorang Pedagang Pasar Kaget di Batam Tewas Kesetrum
"Cuma tinggal pilihan saja. Kalau semua orang memilih sekolah negeri saja otomatis tidak bisa menampung itu. Jadi kami sarankan juga kepada orang tua yang mungkin berkemampuan agar memilih sekolah swasta," kata Hendri.
Sekolah swasta, lanjut dia, merupakan partner dari pemerintah.
Daya tampung sekolah swasta juga memiliki perencanaan yang bagus dan terbatas.
"Paling banyak mereka terima 32 siswa perkelas. Jadi kalau belajar dalam kelas cuma 28-32 orang saja pasti kondusif, daripada harus mendesak masuk sekolah negeri yang isinya sampe 40 orang dalam 1 kelas itu kan terlalu ramai," katanya.
Hendri mengimbau orangtua yang paham terkait investasi pendidikan anak, pilih saja sekolah swasta yang memiliki sarana prasana yang baik. Sekolah swasta juga tidak ada zonasi nya jadi mereka bisa pilih sekolah mana saja. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi)