BATAM TERKINI
Sapi tak Bisa Masuk Batam, 2 Lapak Daging Sapi Segar di Pasar Mega Legenda Tutup
2 lapak penjual daging sapi segar di Pasar Legenda Batam sudah tak berjualan selama dua hari terakhir akibat stok sapi di Batam menipis.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Dampak diberhentikannya pengiriman sapi dan kambing ke Kota Batam berdampak kepada beberapa pedagang daging sapi segar di Pasar Mega Legenda Batam Center, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Pantauan Tribunbatam.id, ada 3 lapak pedagang sapi segar, namun 2 diantaranya tutup pada Jumat (20/5/2022).
"Sudah 2 hari ini mereka tutup. Mungkin karena sudah habis stoknya," ujar seorang pedagang daging sapi segar di pasar Mega Legenda, Kota Batam Kepulauan Riau, Rizal.
Diakuinya stok daging sapi segar yang ia miliki juga sudah semakin menipis.
Pasokan daging sapi segar di kedainya hanya mencukupi hingga satu pekan ke depan.
"Mulai kosong daerah Batam untuk ke depannya kurang tau lagi. Ya mungkin cukup untuk 1 minggu ke depan saja," kata Rizal.
Dengan keterbatasan pasokan hewan ternak di Batam saat ini, Rizal memperkirakan harga daging sapi segar akan melonjak lagi dalam waktu dekat.
Apalagi saat ini harga daging sapi segar masih sama harganya saat momen Lebaran Idul Fitri lalu.
Baca juga: STOK Sapi dan Kambing di Batam Menipis, Pemko Tolak Keluarkan Rekomendasi Pengiriman dari Lampung
Baca juga: BATAM Jadi Jalur Emas Masuknya Narkoba dari Luar, Ini Cara BNNP Memberantas Pengedarnya
"Memang betul dampaknya besar sekali ya, karena sapi terbatas masuk dari Jawa atau daerah lain ke Batam. Terus harga terutama akan melonjak itu," ujarnya.
Sekarang, Harga daging segar di pasar Mega Legenda Batam Center mencapai Rp 140 ribu per kilogram.
Padahal biasanya di kondisi normal hanya dijual dengan harga Rp 110 ribu hingga Rp 120 ribu per kilogramnya.
"Ini masih kita jual biasa Rp 140 ribu, untuk ke depannya pasti naik, karena stok barang terbatas, apalagi sapi," kata Rizal.
Penjualan daging sapi segar saat ini masih normal.
Didominasi oleh Ibu Rumah Tangga untuk kebutuhan makan sehari-hari saja.
"Hanya untuk makan sehari-hari," katanya.
Di tempat yang sama, pembeli daging sapi segar, Aziz membeli daging sapi segar setengah kilogram dengan harga Rp 70 ribu.
Daging ini akan dimasak menu rendang oleh isterinya.
"Disuruh isteri beli daging sapi segar untuk direndang," kata warga Perumahan Hang Tuah ini.
Ia mengaku tidak khawatir mengkonsumsi daging sapi. Walaupun adanya isu PMK di Indonesia.
"Saya yakin daging sapi segar di Batam aman. Lantaran sudah di cek sebelum dijual. Dan wilayah kita tidak bukan daerah ternak," katanya.
Pria yang sudah berjualan daging sapi segar selama 10 tahun di Pasar Mega Legenda ini mengaku tak berniat beralih untuk menjual daging sapi es. Apabila pasokan daging sapi segar sudah tidak ada lagi.
"Saya tak bisa jualan daging sapi es. Takut pelanggan saya pada kabur," katanya.
Ia berharap kendala pasokan sapi di Batam segera di atasi dengan sigap oleh pemerintah setempat. Sehingga seluruh persoalan kelangkaan sapi bisa diatasi.
"Kalau bisa kendala seperti ini bisa di atasi, semua kena dampaknya apalagi jelang Idul Adha," ujar pria yang sudah berjualan sapi segar ini sejak 1980 lalu.
Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PKM) ini memang memicu kekhawatiran terhadap lonjakan harga hewan ternak menjelang idul adha di kota Batam.
Pemilik Peternakan Hewan Kurban Kakan Sri Agung mengatakan, kenaikan harga hewan kurban tahun ini bakal melejit karena gangguan distribusi dan ternak.
"Tiap tahun pasti ada kenaikan. Tapi tahun ini bakal tinggi. Kendala seluruh pedagang di Batam sejak seminggu lalu tidak bisa melakukan pengiriman dari daerah asal ke Batam," kata Agung.
Diakuinya hewan kurban yang masuk ke kota Batam kebanyakan dari Lampung dan Sumatra Selatan.
Namun, sejak adanya Penyakit Mulut dan Kuku pendistribusian hewan ternak itu terkendala.
Sehingga ketersediaan hewan kurban sangat minim.
"Pihak karantina di Jambi mengeluarkan pemberhentian untuk Kepri. Jadi semua pesanan yang sudah ada di Jambi harus dikembalikan ke daerah asal," katanya.
Ia melanjutkan untuk ketersediaan hewan kurban saat ini sangat minim hanya sekitar 10 persen jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Terkait harga, dirinya menyebut untuk sapi bobot 340-350 kilogram berkisar di harga Rp 25 juta naik Rp 5 juta dibandingkan sebelumnya yang hanya Rp 20 juta.
Sementara sapi bobot 380-420 kilogram seharga Rp 27,5 juta naik dibandingkan harga sebelumnya yang hanya Rp27 juta.
"Itu belum lagi biaya lab yang mencapai Rp600 ribu per hewan kurban. Untuk stok sekarang sangat menips 10 persen nya. Hanya ratusan yang biasanya sampai ribuan untuk hewan kurban," kata dia.
Dirinya berharap ada kejelasan dari pemerintah pusat maupun daerah terkait pendistribusian hewan ternak ini.
Apalagi sekarang sudah mau memasuki Idul adha.
"Kita minta kejelasanlah soal pendistribusian ini. Kan Batam bukan daerah penghasil. Kita ini konsumtif jadi harus ada aturan yang jelas soal itu," katanya. (TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)