OKNUM POLISI PERAS PENGUSAHA
Curhat Pengusaha Batam Ditodong Senjata, Diperas Oknum Aparat Modus Penggerebekan Narkoba
Budianto, pengusaha di Batam, korban pemerasan oleh oknum aparat menceritakan ulang kejadian kelam yang menimpanya Kamis (16/10) di rumahnya sendiri
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Dewi Haryati
Ringkasan Berita:
- Budianto, pengusaha di Batam jadi korban pemerasan libatkan oknum TNI dan polisi Kamis, 16 Oktober 2025 di rumah korban
- Para pelaku tiba-tiba masuk ke rumahnya, saat korban dan temannya sedang main biliar
- Pelaku ngaku ada penggerebekan narkoba
- Korban ditodong senjata di kepala, pelaku mengklaim menemukan barang bukti narkoba
- Korban diperas Rp1 miliar, tapi disanggupi Rp300 juta
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Budianto Jawari, seorang pengusaha di Batam, tak pernah membayangkan malam santai bermain biliar di rumahnya sendiri akan berubah menjadi mimpi paling buruk.
Bukan tanpa sebab, Budianto harus melewati masa kelam. Tempat tinggalnya digerebek sekelompok pria mengaku aparat, lalu diancam dan kepalanya ditodong senjata.
"Saya masih trauma," ujar Budianto dengan suara bergetar, usai membuat laporan di depan gerbang Detasemen Polisi Militer (Denpom) 1/6 Batam di Jalan Sudirman, Senin (3/11/2025) siang.
Wajahnya pucat. Keringat dingin membasahi dahinya, meski cuaca tidak terlalu panas. Ia baru saja selesai membuat laporan tentang pemerasan dengan ancaman kekerasan yang menimpanya.
Kejadian ini diduga melibatkan oknum anggota TNI dan polisi.
Budianto mengulang ceritanya dengan terbata-bata. Tanggal 16 Oktober 2025, sekitar pukul 22.00 WIB, ia sedang bermain biliar bersama enam temannya di ruang biliar rumahnya, rumah toko dua lantai.
Tidak ada yang istimewa malam itu. Hanya obrolan ringan, tawa, dan bunyi bola biliar yang beradu.
Namun pintu rumah terbuka sedikit. Tiba-tiba mereka masuk. Tujuh orang. Langsung memborgol dirinya bersama lima temannya tanpa ada penjelasan dan surat tugas.
Baca juga: Pengusaha di Batam Korban Pemerasan Oknum TNI dan Polisi Buat Laporan ke Denpom
"Mereka bilang dari BNN. Bilang ada penggerebekan narkoba. Tapi saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya bermain biliar dengan teman-teman," ujar Budianto.
Ditodong Senjata
Yang paling membuat Budianto trauma ketika para oknum ingin menaiki tangga menuju lantai dua. Di atas, istrinya yang sedang hamil delapan bulan sedang tidur. Budianto panik.
"Saya mohon-mohon. Saya bilang, 'Jangan ke atas, istri saya hamil tua, 8 bulan. Tolong jangan ganggu dia.' Saya sangat takut dia keguguran kalau kejadian," katanya sambil menyeka air mata.
Tapi permohonannya diabaikan. Justru yang ia terima adalah ancaman yang lebih mengerikan.
"Saya langsung ditodong pistol. Di kepala. Di pelipis saya. Saya benar-benar merasa akan mati malam itu," ujarnya.
Budianto mengatakan, di momen itu ia tidak bisa berpikir jernih. Ketakutan melumpuhkan seluruh tubuhnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.