NATUNA TERKINI

Proyek Embung Pusat Sudah Rampung Tapi 5 Tahun Belum Beroperasi, Warga Masih Beli Air Bersih

Embung Serbaguna Sedanau Hulu di Kabupaten Natuna belum beroperasi sejak 5 tahun selesai pengerjaannya oleh pemerintah pusat. Ada apa?

TribunBatam.id/Muhammad Ilham
Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Nusa Kabupaten Natuna, Muhammad Zaki. 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Kebutuhan akan air bersih masih menjadi perhatian warga, khususnya di daerah terdepan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Tapi di Kabupaten Natuna lain ceritanya. Proyek embung pemerintah pusat yang sudah rampung pengerjaannya sejak 2017 hingga kini belum beroperasi.

Embung Serbaguna Sedanau Hulu yang berada di Desa Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, hingga saat ini belum dioperasikan hingga 5 tahun lamanya.

Embung ini merupakan proyek Pemerintah Pusat melalui Direktorat Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang pengerjaannya diselesaikan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) IV.

Embung dengan luas genangan kurang lebih 7,5 hektare dengan volume tampungan kurang lebih 150.000 m3 dibangun dengan tujuan untuk upaya konservasi air di Pulau Sedanau dan sebagai cadangan air baku untuk masyarakat setempat.

Baca juga: Sempat Tertunda, Bupati Natuna Tegaskan Pembangunan Embung Sebayar Selesai Tahun Ini

Baca juga: 15 Pejabat Pemko Batam Pensiun, di Antaranya Direktur RSUD Embung Fatimah dan Wakilnya

Namun hingga saat ini belum belum dioperasikan.

Menanggapi hal ini, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Nusa Kabupaten Natuna, Muhammad Zaki menuturkan, embung tersebut baiknya segera dioperasikan agar masyarakat segera dapat merasakan manfaatnya.

Ia menilai pengoperasian embung itu terbilang mendesak karena dua alasan.

Yang pertama adalah untuk mengantisipasi kerusakan infrastruktur dan sarana embung yang sudah lama tidak terpakai.

Yang kedua, karena selain fisik embung, terdapat juga beberapa sarana yang sudah disediakan di sana seperti pintu air, pintu penguras, intake dan mesin pompa serta pipa induk.

"Barang-barang ini kalau lama-lama tidak digunakan bisa rusak. Kasian juga jadinya," tutur Zaki kepada sejumlah awak media di Ranai Square, Ranai, Jumat (20/5/2022) kemarin.

Alasan lain dari mendesaknya pengopersian embung itu adalah untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.

Selama ini masyarakat Sedanau hanya menggunakan air bersih yang dibeli seharga Rp. 15 ribu perkubik.

Baca juga: DPRD Natuna Sambut Baik Rencana Pembangunan Embung di Pulau Serasan Tahun 2022

Baca juga: Pemkab Bintan Anggarkan Rp 5,8 M, Ganti Rugi Lahan Embung Air Baku Hulu Bintan

Harga ini dinilainya sama dengan harga penjualan air untuk kebutuhan sektor industri.

"Kemudian kasihan masyarakat yang harus beli air dengan harga mahal. Mereka beli air satu kubik Rp. 15 ribu, harga ini sama rata, tidak ada bedannya harga industri dan masyarakat umum. Kan kasihan juga," sebut Zaki lagi.

Beda halnya jika embung itu dapat dikelola oleh PDAM selaku perpanjagan tangan pemerintah dalam urusan air bersih masyarakat, maka diyakini harga air itu akan dapat dibayar dengan harga yang lebih murah oleh masyarakat.

"Kalau embung itu dioperasikan harga bayar air perkubik paling setengah harga dari harga beli yang sekarang. Atau paling tidak Rp8 ribu lah perkubiknya," ujar Zaki.

Dengan demikian ia berharap embung itu segera dapat dioperasikan agar tujuan pembangunannya juga segera dapat diwujudkan.

"Maka, sebaiknya embung ini segera dapat dioperasikan. Kami juga sudah berkomunikasi intens dengan pemerintah terkait pengoperasiannya. Mudah-mudahan segera bisa terlaksana," tutup Zaki.

Harapan yang sama juga disampaikan oleh Ketua Komisi Il DPRD Natuna, Marzuki.

Ia berharap agar embung serba guna secepatnya bisa difungsikan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat.

Sebab pada musim-musim seperti saat ini persediaan air untuk masyarakat Sedanau sangat berkurang.

Baca juga: Pemkab Bintan Anggarkan Rp 5,8 M, Ganti Rugi Lahan Embung Air Baku Hulu Bintan

Baca juga: Jalan Depan RSUD Embung Fatimah Batam Terendam Air, Kendaraan Susah Lewat

"Saat ini masyarakat sulit air, kami berharap agar embung Serbaguna Sedanau bisa difungsikan, sebab sayang uang sudah habis puluhan miliar untuk membangun embung, tetapi tidak bisa difungsikan sesuai peruntukan," kata Marzuki saat dihubungi melalui telepon, Minggu (22/5/2022).

Marzuki menambahkan, pada tahun 2020 lalu, ia pernah mendatangi Badan Wilayah Sungai Sumatra IV Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menyampaikan persoalan embung tersebut, dan meminta agar embung segera difungsikan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Sedanau.

"Menurut keterangan pihak BWSS IV ada rembesan air laut yang masuk ke dalam embung sehingga air menjadi payau, namun setelah mereka melakukan pengecekan lagi baru-baru ini kepayauan air di dalam embung sudah berkurang dan bisa dipergunakan untuk kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Lanjut Marzuki, dari informasi yang ia terima bersama dengan pembangunan Embung Sebayar yang sedang berlangsung saat ini, juga akan dilakukan studi kelayakan terhadap air baku yang ada di dalam embung Serbaguna Sedanau.

"Jika hasil studi mereka menyatakan air embung Sedanau layak dipergunakan, kita berharap agar secepatnya dioperasikan. Sehingga kebutuhan air masyarakat setempat terpenuhi dan embung bisa berfungsi sesuai yang kita harapkan," tutupnya.(TribunBatam.id/Muhammad Ilham)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Berita Tentang Natuna

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved