Reaksi Pedagang, Sapi di Kepri Akan Didatangkan Dari Lampung Via Jalur Laut Jelang Idul Adha 2022

Gubernur Kepri Ansar mengatakan untuk impor kebutuhan sapi dalam daerah di Indonesia jelang Idul Adha 2022 direncanakan akan didatangkan dari Lampung

Penulis: Endra Kaputra | Editor: Dewi Haryati
Diskominfo Kepri untuk Tribun Batam
Gubernur Kepri Ansar Ahmad saat memimpin rapat koordinasi di Rupatama Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Senin (23/5/2022) 

TANJUNGPINANG, TRIBUNBATAM.id - Jelang Hari Raya Idul Adha atau Idul Adha 2022, kebutuhan sapi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang kurang akan ditambah.

Rencananya hewan ternak itu akan didatangkan dari Lampung.

Hal ini termasuk hasil rapat koordinasi Gubernur Kepri bersama instansi dan pihak-pihak terkait terhadap pemenuhan kebutuhan hewan qurban saat Idul Adha, Senin (23/5/2022) di Rupatama Kantor Gubernur Kepri, Dompak.

"Tadi sudah dirapatkan untuk kebutuhan menjelang Idul Adha dan kebutuhan harian. Termasuk sumber didatangkan dari mana, kita sudah zoom ke kabupaten/kota juga," kata Gubernur Kepri Ansar Ahmad, usai Rapat Paripurna di Kantor DPRD Kepri.

Ia mengatakan untuk impor kebutuhan sapi dalam daerah di Indonesia, direncanakan akan didatangkan dari Lampung.

"Prioritas kita dari Lampung. Kalau Kabupaten/Kota di Kepri sudah mencukupi, tidak perlu lagi. Pemprov juga tidak menerima dari provinsi yang kabupaten/kotanya terdampak PMK (Penyakit Mulut dan Kuku)," ujarnya.

Terhadap jalur penyaluran impor tersebut, Ansar mengatakan, akan mengubah jalur dengan menggunakan mode transportasi laut.

"Dari Lampung langsung ke Kepri, tidak melalui darat yang melintasi berbagai daerah lagi. Itu cara, agar sapi yang datang juga terjamin," ucapnya.

Baca juga: Gubernur Kepri Izinkan Peternak Ambil Sapi dan Kambing dari Lampung Jelang Idul Adha

Baca juga: Waspada Wabah PMK, Gubernur Ansar Bentuk Satgas PMK di Kepri, Sekdaprov Jadi Ketuanya

Nantinya setelah sampai ke Kabupaten/Kota yang ada di Kepri, akan dilakukan masa inkubasi atau karantina.

"Aturannya itu selama 14 hari, kalau dicek oleh petugas yang berwenang aman, baru bisa dijual," ucapnya.

Lebih lanjut, Ansar mengatakan, PMK tidak membahayakan manusia.

"Penyakit PMK tidak membahayakan manusia," ujarnya.

Sebagai informasi, PMK merupakan penyakit yang menyerang hewan berkuku belah dengan gejala ditemukan lepuh yang berisi cairan atau luka yang terdapat pada lidah gusi, hidung dan teracak/kuku hewan, hewan tidak mampu berjalan (pincang), air liur berlebihan dan hilang nafsu makan.

Namun PMK tidak menular kepada manusia.

Stok Hewan Ternak Kurang

Berkembangnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di berbagai daerah yang ada di Indonesia berdampak pada peternak atau pedagang sapi di Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Hal itu disampaikan Ketua Asosiasi Pedagang Sapi dan Kambing Tanjungpinang-Bintan, Thamrin.

"Dampak pertama sekali dalam menyambut Idul Adha dengan adanya penyakit PMK ini, menghambat masuknya hewan ternak sapi dan kambing ke Kepri, khususnya di Tanjungpinang, " ujarnya, Senin (23/5/2022).

Ia melanjutkan, kebutuhan hewan ternak pun menjadi tidak seimbang saat ini. Pada tahun 2021, sapi kurban yang terjual sebanyak 2 ribu ekor, dan kambing 4 ribu ekor.

"Dari hewan ternak saat ini sapi adanya 5 ratus ekor saja, kalau kambing belum ada. Itu baru untuk ketersediaan hewan kurban, belum yang untuk kebutuhan harian. Setiap hari di Tanjungpinang perlu 2 ekor sapi potong. Ini sudah mau 2 minggu belum ada sapi potong yang masuk," ujarnya.

Dilanjutkan Thamrin, stok sapi 5 ratus ekor tersebut dipelihara peternak untuk kebutuhan Idul Adha.

Sebab sapi untuk kurban saja dengan berat daging 60 kilogram, modal peternak mencapai Rp 17 sampai 18 juta.

"Artinya 300 ribu per kilogramnya. Tentu akan banyak diprotes pembeli, sedangkan harga daging sapi Rp 160 ribu per kilogram saja masyarakat sudah mengeluh," sebutnya.

"Jadi kalau ada pejabat yang sebut ketersediaan sapi potong siap itu ngawur. Sebab kondisinya kami yang lebih tahu. Kalau itu yang disebut sapi kurban juga tentu kurang, berkaca dari tahun 2021 lalu," tambahnya protes.

Sapi kurban lebih mahal?

Thamrin menjelaskan, bahwa sapi yang dijual untuk kurban mempunyai spesifikasi sendiri.

"Pertama sapinya dipotong gagah, memenuhi kreteria umur sudah 2 tahun, dan standar dagingnya ada juga. Jadi kalau sapi untuk kurban dipotong jadi sapi daging harian, pasti pedagang rugi. Sebab ruginya bisa Rp 8 sampai 9 jutaan," jelasnya.

Dengan kondisi kelonggaran aturan masa pandemi mengarah ke endemi, Thamrin beserta pedagang lainnya optimis ada peningkatan tahun ini.

"Kalau kami pedagang pasti optimis, apalagi aturan pandemi menuju endemi sudah longgar. WNA dari singapura dan malaysia juga sudah bisa masuk, dan pasti meningkatnya bisa 200 ekor untuk sapi dan kambing," ucapnya.

Lebih lanjut, Thamrin memberi respons terkait upaya Pemprov Kepri mendatangkan sapi dari Lampung ke Kepri melalui jalur laut.

Menurut Thamrin, hal itu pernah dicoba pada beberapa tahun yang lalu, dengan mendatangkan sapi dan kambing dari Lampung dan Bali.

"Kalau langsung begitu ada dampaknya bagi sapi dan kambing. Hewan itu tidak tahan terlalu lama berada di atas laut dengan perjalanan yang memakan waktu bisa 2 sampai 3 malam baru sampai Batam. Saat tiba ke Tanjungpinang sapi teler. Dan dampaknya lagi, tentu pedagang banyak rugi besar," sebutnya.

Ia menyarankan, memang untuk memenuhi kebutuhan stok sapi dan kambing menjelang Idul Adha harus mendatangkan dari Lampung.

"Tetap gunakan jalur darat saja. Namun, sebelum diberangkatkan, sapinya mendapatkan vaksin dulu. Dengan perjalanan melalui Palembang, dan Jambi. Tapi apakah 2 provinsi itu bisa lewat? Takutnya ada yang pro dan kontra juga. Kalau tidak ada kendala itu, saat tiba di Kuala Tungkal, langsung pakai roro ke Kepri. Jadi tidak lama sapi lewat lautnya," sarannya.

"Saat tiba di Kepri atau Batam, sapi mendapatkan semprot disinfektan. Pas masuk ke pedagang, sapi-sapi mendapatkan karantina 14 hari di kadang kosong. Tidak gabung dengan sapi yang sudah ada di kandang sebelumnya. Jangan dicampurkan," ujarnya.

(Tribunbatam.id/endrakaputra)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved