BERITA SINGAPURA
Menteri Dalam Negeri Singapura Kritik UAS Sebut Negeri Singa Bagian Tanah Melayu
Menteri Dalam Negeri Singapura, Mr K Shanmugam kembali bereaksi dengan pernyataan yang disampaikan Ustaz Abdul Somad (UAS).
"Pertama saya datang ke Singapura (untuk) liburan, membawa istri, anak dan sahabat-sahabat sebanyak 7 orang bukan untuk ceramah, kajian atau kegiatan politik dan lain sebagainya," katanya.
Selanjutnya, UAS menerangkan, terkait pernyataan Singapura dalam tiga poin, di antaranya menyebut dirinya ekstrimis, hal itu semuanya sudah pernah diklarifikasi oleh UAS.
UAS mencontohkan, soal gerakan mati sahid di Palestina, hal itu pernah ia klarifikasi sekira 6 tahun lalu.
Bahwa, pernyataan itu, untuk menjawab pertanyaan mengenai gerakan Palestina dan itu hanya khusus di Palestina.
"Bahwa kaum muslimin (di Palestina) dalam keadaaan lemah tidak ada cara lain, dan itupun mengutip fatwa para ulama bukan fatwa Abdul Somad," ujarnya.
Lalu, soal patung yang ada jin di dalamnya, UAS menyatakan hal itu berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW.
Ia kemudian menyebutkan referensi dari sejumlah ulama.
Sementara untuk penyebutan kafir, UAS mengatakan hal itu merupakan bagian dari ajaran Islam.
"Orang yang tidak percaya kepada Nabi Muhammad SAW itu orang yang mengingkari kedatangan Nabi Muhammad SAW itu disebut orang yang kafir. Kafir itu artinya ingkar. Jadi, penjelasan itu dijelaskan di dalam masjid kepada kaum muslimin, menjawab pertanyaan lalu video itu dipotong, itu udah clear pak Karni. Udah dijelaskan bertahun-tahun yang lalu. Sudah diklarifikasi," bebernya.
Baca juga: Pas Macam Liang Lahat Ustaz Abdul Somad Ditahan di Ruangan Imigrasi Singapura, UAS Batal Liburan
Baca juga: Ustaz Abdul Somad (UAS) Isi Tabligh Akbar BP Batam, Ini Pesan yang Disampaikannya
Lebih lanjut, soal tuduhan dirinya menyebarkan ekstrimisme, UAS mempertanyakan adanya perbedaan penilaian dari negara-negara ASEAN.
"Adapun kalau saya disebut sebagai ekstimis and segregation as teaching sementara saya mengajar sebagai visiting profesor di University Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam, saya mendapatkan gelar doktor honoris causa dari University Internasional Antar Bangsa Selangor Malaysia. Kenapa beda penilaian antara negara-negara ASEAN?," ujarnya.
UAS pun menilai, penolakan masuk dirinya bersama rombongan ke Singapura merupakan masalah politik.
"Ini masalah politik, asalah kekuatan umat Islam saja. Kalau di suatu negeri itu umat Islam kuat saya bisa masuk, saya bisa mengajar, saya bisa tausiah, saya bisa ceramah. Kebetulan di Singapura itu umat Islamnya lemah," katanya.(TribunBatam.id) (Kompas.com/Ericssen) (Tribunnews.com)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Sumber: Kompas.com