HUMAN INTEREST

Istri Walikota Batam Marlin Agustina Berhasil Nabung Rp 10 Juta dari Hasil Jualan Sampah

Istri Walikota Batam sekaligus Wakil Gubernur Kepri, Marlin Agustina ternyata memiliki kepedulian tinggi terhadap isu sampah. Ini buktinya.

tribunbatam.id/istimewa
Istri Walikota Batam sekaligus Wakil Gubernur Kepri, Marlin Agustina ternyata memiliki kepedulian tinggi terhadap isu sampah. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sampah masih dipandang sebagai barang yang kotor dan tak berguna. Ironisnya, terkadang masyarakat pun terkesan tak ingin repot dengan limbah yang mereka hasilkan. 

Ketidakpedulian itu semakin menjadi, manakala mereka dengan santainya membuang sampah sembarangan.

Berangkat dari sinilah, program Bank Sampah gencar mengampanyekan pentingnya mengelola sampah karena memiliki nilai jual.

Pasalnya tidak hanya dapat mendapatkan uang, dengan memilah sampah juga dapat membantu meringankan kerja petugas sampah.

Oleh sebab itu, Ketua TP-PKK Kota Batam, Marlin Agustina Rudi mengajak para ibu-ibu rumah tangga untuk bijak memilah sampah. Kemudian dikumpulkan di bank sampah. 

"Tabungan saya sekarang sudah sampai Rp 10 juta dong. Ada bukunya," ujar Marlin dengan tersenyum kepada Tribunbatam.id saat berada di Dataran Engku Puteri Batam Center, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Sembari menutup pintu mobilnya, Marlin dengan sumringah menceritakan nominal Rp 10 juta ini merupakan hasil dari sampah botol-botol bekas saja.

Lebih rinci lagi, bahkan nominal Rp 8 juta didapat dari hasil tabungan selama 2 tahun saja.

"Di rumah saya itu botol-botol bersih seperti sampo, sabun mandi. Satu bulan satu kali saya telpon DLH untuk timbang," tutur wanita kelahiran Tanjung Balai Karimun, 15 Agustus 1971 ini.

Berdasarkan pengalaman wanita yang menjabat sebagai Wakil Gubernur Kepri ini ada beberapa item yang nilai ekonomisnya tinggi, seperti botol sampo bekas.

Ada juga sampah yang murah seperti plastik kresek.

Baca juga: Kisah Guru Hinterland Batam di SD Pulau Bertam, Setia Mengabdi di Tengah Keterbatasan

"Tapi kalau banyak nilai ekonomisnya jadi tinggi," kata Marlin.

Sebulan sekali, kata dia, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota batam mengambil sampah pilahan di kediamannya. Tepatnya di Perumahan Rosdale Batam Center, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Sekali sampah tersebut ditimbang, memang hanya dapat Rp 50 ribu hingga Rp 80 ribu dan tergantung timbangannya.

Namun, siapa sangka dari tabungan ini, ia berhasil mendapat Rp 10 juta.

Selain ibu rumah tangga dan berkarier, Marlin juga memprioritaskan kesehariannya buat berolahraga, demi menjaga kesehatan. Salah satunya yakni dengan bersepeda.

Saat Marlin bersepeda di komplek rumah bersama anaknya yang paling bontot, dirinya mengajarkan anaknya untuk mengambil sampah yang bisa didaur ulang.

Bahkan mereka sengaja membawa plastik kresek dari rumah untuk memungut sampah yang ada diseputaran komplek rumah.

"Saya ajarkan anak saya mengambil sampah itu dan saya katakan, itu duit loh dek. Dia pun semangat mengambil. Untuk bulan Mei 2022 ini saja kita sudah nabung lagi," katanya.

Dirinya berpartisipasi di dunia Bank Sampah saat suaminya, Muhammad Rudi masih menjadi Wakil Wali Kota Batam.

Bahkan dirinya selalu memotivasi kaum-kaum ibu rumah tangga lainnya.

“Kalau masalah sampah, saya sudah lama ikut berpartisipasi. Saat bapak (Wali Kota Batam) masih menjadi Wakil Wali Kota Batam saya sudah ikut mensosialisasikan bank sampah,” kata Marlin.

Hingga saat ini, Marlin berhasil memiliki 3 buku tabungan. Sehingga sampah pun baginya memiliki nilai ekonomi.

"2018 lalu kita sudah dapat 10 mesin jahit untuk membuat payung. Sudah saya sebarkan. Lalu motor Tosa dapat 2 unit, kita bagikan lagi. Lalu mesin cacah untuk kompos," katanya.

Menurut Marlin dengan memilah sampah dan mengumpulkan ke bank sampah, dirinya saat ini memiliki tabungan. 

Karena itu tentu ini hal yang positif bagi ibu-ibu rumah tangga, karena bisa mendapatkan uang dari sampah. Hal itulah yang membuat pihaknya terus mensosialisasikan bank sampah.

“Tidak lupa saya juga ucapkan apresiasi dan terimakasih kepada bapak dan ibu satgas kebersihan yang membuat Batam menjadi bersih seperti saat ini,” katanya.

Menurutnya, kalau sampah hanya dibuang dan diangkut oleh pengangkut sampah tidak maksimal sehingga harus dipilah.

"Di rumah saya itu, bekas cucian daging, ikan dan sayur jadi siram ke tanaman. Sementara sampah yang bisa diurai seperti sisa nasi, sayur, digali lobang di belakang," katanya

Bank sampah ini sudah beroperasi sejak 2014 lalu dikelola ibu-ibu kader posyandu dan warga sekitar. Hasilnya lumayan besar, dalam sebulan mereka mampu mengumpulkan 500 kilogram (kg) hingga 1 ton sampah non organik.

Menurutnya, bank sampah ini di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam.

Sampah-sampah yang dikumpulkan warga akan dijemput setiap bulannya. Nilai atau harga sampah bervariari tergantung bentuk dan jenisnya

”Tujuan awal kami berdiri awalnya ingin mengurangi sampah yang bisa diolah atau non organik. Sehingga tak terbuang semuanya ke tong sampah di setiap rumah,” katanya.

Selain itu, dengan terpilahnya sampah, bisa mengurangi sampah-sampah yang ada di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Telaga Punggur.

Bagaimana cara pembayaran sehingga bisa menjadi uang? Sampah tersebut akan dikumpulkan di bank sampah kemudian setiap sebulan sekali akan dijemput oleh petugas dari DLH Batam.

Setiap sampah yang dikumpulkan akan ditimbang dan dibayar. Bagi mereka yang ingin menabung, akan dibuat dalam bentuk buku tabungan.

”Harapan kami dengan adanya bank sampah ini bisa mengurangi sampah di Kota Batam dan sekaligus menjaga umur TPA Punggur,” kata Marlin. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved