Kapal Pembawa PMI Ilegal Tenggelam di Batam, Nasib 7 Orang Masih Belum Jelas Hingga Kini
Semenjak informasi adanya kapal penyelundupan PMI ilegal ini tenggelam, Tim SAR Gabungan sudah melakukan pencarian. Hingga saat ini, Tim SAR memperlua
BATAM, TRIBUNBATAM.id -Tujuh Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang hilang saat hendak berangkat ke Malaysia masih belum ditemukan.
Sejauh ini, nasib ke tujuh orang tersebut belum bisa dipastikan.
Semenjak informasi adanya kapal penyelundupan PMI ilegal ini tenggelam, Tim SAR Gabungan sudah melakukan pencarian.
Hingga saat ini, Tim SAR memperluas lokasi pencarian hingga ke Perairan Lagoi.
Tim SAR gabungan kembali melanjutkan pencarian tujuh Pekerja Migran Indonesia (PMI) korban kapal tenggelam hingga ke perairan Lagoi Bintan, Senin (20/6/2022) siang.
Baca juga: Bawa Mobil Ugal-ugalan dan Tabrak Motor, Mobil Toyota Agya Hancur Diamuk Massa
Baca juga: BREAKING NEWS, Tim Sar Hentikan Sementara Pencarian PMI Korban Kapal Tenggelam di Batam
Hanya saja, hingga saat ini upaya pencarian yang melibatkan lintas instansi tersebut belum membuahkan hasil.
Puluhan Personil telah diterjunkan, lengkap dengan sarana operasi masing-masing.
Basarnas misalnya, meluncurkan kapal KN SAR Purworejo berukuran panjang 60 meter.
Sementara KPLP meluncurkan kapal patroli Kalimasada.
Ada juga dukungan sarana operasi dari Bea Cukai Batam, Lanal Batam, Bakamla Zona Barat, Ditpolairud Polda Kepri, Korpolairdu Baharkamabes Polri.
Tak hanya penambahan jumlah Personil, tim SAR gabungan yang dipimpin Basarnas juga telah melakukan perluasan area pencarian.
Tak tanggung-tanggung, area pencarian telah dijangkau tim SAR gabungan hingga 24,2 km dari titik kordinat kejadian kapal tenggelam. Jarak lokasi ini hingga ke bibir pantai Lagoi, Bintan.
Peristiwa kapal tenggelam ini dinilai tim Resque masih misteri. Bukan tanpa alasan, berbagai upaya telah dilakukan namun masih nihil.
“Sudah hari ke-4 pencarian, sudah dilakukan perluasan area pencarian. Sudah diinformasikan kepada nelayan sekitar, namun satu pun dari tujuh korban belum ada yang ditemukan,” ujar seorang Resque SAR, Wawan.
Wawan baru saja turun dari kapal Ruber Boat, ia bersama rekannya baru saja melakukan penyisiran tidak jauh dari lokasi kejadian.
Menurut pengalaman Wawan semestinya jika sudah memasuki hari ke-4 pencarian korban tenggelam, korban yang tenggelam sudah seharusnya mengapung.
“Biasanya dua hari hingga tiga hari, seorang korban yang tenggelam seharusnya sudah mengapung. Karena tubuh manusia itu kan mengandung bakteri, gas, nah itulah yang membuat korban ketika tenggelam akan timbul,” terang Wawan.
Berbeda halnya kalau organ tubuhnya pecah, lanjut Wawan menerangkan maka korban akan tenggelam. Itulah alasan mengapa SOP SAR dilakukan tujuh hari karena mempertimbangkan hal tersebut.
Kendati pencarian belum membuahkan hasil tim SAR gabungan hingga kini terus melakukan upaya pencarian.
Pantauan Tribun di lokasi, tepatnya di bibir pantai Pulau Putri Nongsa telah berdiri posko SAR.
Posko dilengkapi sejumlah perlengkapan dan peralatan SAR. Tim informasi juga tersedia di sana.
Sebelumnya, proses pencarian pekerja migran Indonesia (PMI) korban kapal tenggelam di sekitar perairan Pulau Putri, Kecamatan Nongsa, Kota Batam terkendala cuaca buruk.
Tim SAR gabungan bahkan terpaksa menghentikan sementara proses pencarian tujuh PMI itu.
Kepala Pos SAR Batam, Reza mengatakan, pihaknya belum dapat menyelam hari ini untuk mencari karena jarak penglihatan hanya berkisar 200 meter.
Kendati dihentikan sementara, Reza menyampaikan tim SAR gabungan tetap siaga di posko yang letaknya tidak jauh dari lokasi kejadian kapal tenggelam.
“Pagi ini, cuaca buruk, hujan lebat berangin dan ombak kuat. Terpaksa kita hentikan sementara menunggu cuaca membaik,” ujarnya kepada TribunBatam.id, Senin (20/6) pagi.
Memasuki hari keempat, proses pencarian belum membuahkan hasil.
Pagi ini, tim SAR telah menyusun rencana operasi SAR dengan perluasan area pencarian.
Sebanyak 30 PMI asal Nusat Tenggara Barat (NTB) sebelumnya berada dalam kapal itu dengan tujuan Malaysia, Kamis (16/6/2022) malam.
Nahas, kapal yang mereka tumpangi tenggelam setelah menabrak kayu.
Belum diketahui secara pasti penyebab kapal tersebut karam.
Dari laka laut ini, petugas berhasil mengevakuasi sebanyak 23 orang penumpang kapal.
Sedangkan tujuh orang lainnya masih dalam pencarian petugas.
Selain perluasan area, tim SAR juga melibatkan semua stakeholder yang ada di Batam.
“Pagi ini, kami sudah meminta bantuan stakeholder lainnya. Termasuk Bea Cukai sudah menurunkan armada dan timnya. Semoga pencarian ini membuahkan hasil,” tutur Reza.(TRIBUNBATAM.id/Bereslumbantobing)