NATUNA TERKINI

Harga Tiket Pesawat Batam Natuna Tembus Rp 2,3 Juta, Danlanud Bantah TNI AU Ikut Campur

Danlanud Raden Sadjad bereaksi terkait kabar miring yang menyebut keterlibatan TNI AU dalam mahalnya harga tiket pesawat Natuna-Batam dan sebaliknya.

TribunBatam.id/Dokumentasi Lanud Raden Sadjad
Komandan Pangkalan Angkatan Udara Raden Sadjad (Danlanud RSA), Kolonel Pnb Jajang Setiawan dalam pertemuan di VIP Room Bandara Raden Sadjad, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (21/6/2022). Dalam pertemuan itu, pihaknya membantah keterlibatan TNI AU terkait mahalnya tiket pesawat maskapai komersial dari Natuna ke Batam maupun sebaliknya. 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Harga tiket pesawat untuk satu orang baik dari maupun menuju Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencapai Rp 2,3 juta.

Ini berlaku untuk tiket satu kali perjalanan orang dewasa.

Mahalnya tiket pesawat ini jadi perbincangan warga terdepan Provinsi Kepri itu.

Sorotan kemudian tertuju pada Pangkalan Angkatan Udara Raden Sadjad.

Warga menduga, mahalnya tiket pesawat karena ada campur tangan oknum TNI AU di sana.

Seperti diketahui, aktivitas penerbangan komersial di Kabupaten Natuna masih menumpang di bandara milik TNI AU itu.

Baca juga: KPU Natuna Usulkan Rp 37 Miliar Buat Pemilu Serentak 2024, Lebih Besar dari Pilkada 2020

Baca juga: Pemkab Natuna Serahkan Bandara Ranai dan Aset Lainnya Senilai Rp 8,36 M ke Pusat

Komandan Pangkalan Angkatan Udara Raden Sadjad (Danlanud RSA) Kolonel Pnb Jajang Setiawan bereaksi terkait kabar miring yang beredar di daerah yang dikenal akan penghasil migas itu.

Ia membantah jika mahalnya harga tiket pesawat dari Natuna ke Batam maupun sebaliknya disebabkan oleh TNI AU.

Bahkan untuk meluruskan informasi tak sedap yang beredar itu, Danlanud RSA Kolonel Pnb Jajang Setiawan mengadakan rapat mendengarkan keluhan masyarakat terkait harga tiket pada Selasa (21/6/2022) di VIP Room Bandara Raden Sadjad.

Tidak hanya unsur TNI AU, perwakilan dua maskapai penerbangan yang ada di Natuna yaitu NAM Air dan Lion Air Group bersama Ketua Dewan Perkalian Rakyat Daerah (DPRD) Natuna berserta anggota dan perwakilan masyarakat ikut hadir dalam pertemuan itu.

Dalam rapat tersebut ia mengklarifikasi semua isu yang beradar, dimana pada kesimpulan rapat tersebut TNI AU bukan penyebab tinggi harga tiket.

"Bahwa ini tidak benar. Yang harus diketahui adalah, TNI AU tidak punya kewenangan untuk menentukan harga tiket," tegas Danlanud, Selasa (21/6/2022).

Baca juga: PPDB Natuna, Link Pendaftaran Online SMAN 1 Bunguran Timur, Terima 288 Peserta Didik

Baca juga: PPDB di SMAN 1 Bunguran Timur Natuna Dibuka Akhir Juni, Kuota 288 Siswa

Menurutnya, kebijakan mengenai harga tiket merupakan kewenangan pemerintah dan maskapai itu sendiri.

Pihaknya selalu mendukung apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam penggunaan fasilitas militer sebagai sarana transportasi umum.

Ia berharap dengan adanya rapat pertemuan itu, isu yang berkembang segera hilang mengingat hal tersebut menjadi beban tersendiri bagi dirinya sebagai pemimpin di Lanud RSA.

Perwakilan maskapai NAM Air, Yati yang hadir saat itu membenarkan hal tersebut, Ia mengatakan pihak TNI AU tidak andil dalam penentuan harga tiket.

Justru TNI AU telah banyak membantu memudahkan proses perizinan landing pesawat di Bandara Raden Sadjad saat mereka mengajukannya.

"Tidak benar sama sekali jika mahalnya harga tiket di Natuna atas campur tangan dari pihak Lanud. Bahkan sebenarnya pihak Lanud sudah cukup banyak berperan dalam membantu kelancaran penerbangam di daerah ini," kata Yati.(TribunBatam.id/Muhammad Ilham)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Berita Tentang Natuna

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved