BERITA JEPANG

Polisi Ungkap Motif Penembakan eks PM Jepang Shinzo Abe Hingga Meninggal

Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe meninggal setelah terkena tembakan oleh Tetsuya Yamagami saat berpidato. Polisi pun mengungkap motifnya.

TribunBatam.id/Tribunnews.com/Richard Susilo
Kolase foto Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe saat berpidato dekat Stasiun Yamato-Saidaji di Kota Nara, Jumat (8/7/2022) sekira pukul 11.30 waktu setempat. Polisi masih menyelidiki asal senjata yang digunakan Tetsuya Yamagami termasuk pemilihan senjata untuk menembak mantan PM Jepang itu hingga meninggal dunia. 

JEPANG, TRIBUNBATAM.id - Polisi mengungkap motif Tetsuya Yamagami menembak mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.

Otoritas keamanan setempat menangkap warga Kota Nara, Jepang ini setelah menembak Shinzo Abe saat tengah berpidato dekat Stasiun Yamato-Saidaiji Jumat (8/7/2022) sekira pukul 11.30 waktu setempat.

Pria yang dilaporkan berumur 41 tahun itu merupakan Pasukan Bela Diri Maritim Jepang selama tiga tahun hingga sekitar 2005.

Pasukan Bela Diri Maritim termasuk dalam bagian Angkatan Laut Jepang seperti diberitakan AFP.

Setelah mantan PM Jepang ditembak, Shinzo Abe dilarikan ke rumah sakit pada pukul 11.54 dan langsung ditangani dokter.

Hingga akhirnya Shinzo Abe meninggal pada Jumat sore.

Polisi mengatakan, Tetsuya Yamagami mengaku sengaja menarget Shinzo Abe karena menyimpan dendam terhadap organisasi yang dia yakini terkait dengan mantan PM Jepang tersebut.

Baca juga: Presiden Korsel Berbelasungkawa Meninggalnya Shinzo Abe, Mantan PM Jepang Ditembak

"Tersangka menyatakan bahwa dia menyimpan dendam terhadap organisasi tertentu, dan dia melakukan tindak kejahatan karena yakin mantan perdana menteri Abe memiliki hubungan dengan itu," kata seorang polisi senior di wilayah Nara, Jepang, kepada wartawan dikutip dari AFP seperti diberitakan Kompas.com.

Namun, polisi menolak memberikan rincian lebih lanjut terkait hal ini.

Tetsuya Yamagami sebelumnya dikenakan tuduhan percobaan pembunuhan.

Adapun motif Tetsuya Yamagami menembak Shinzo Abe yang meninggal dunia pada usia 67 tahun itu karena tidak puas dengan eks PM Jepang itu dan hendak membunuhnya.

Motif itu diungkap pelaku saat diinterogasi oleh polisi.

Tetsuya kini ditahan di kantor polisi Nara Nishi.

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang berujar, senjata yang dipakai pelaku tampaknya buatan tangan.

REAKSI Perdana Menteri Jepang

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menahan air matanya dan hampir menangis saat menyampaikan konferensi pers terkait peristiwa penembakan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Jumat (8/7/2022) siang.

PM Fumio Kishida mengatakan jika mantan PM Jepang Shinzo Abe sempat dalam kondisi kritis dan dirawat di Rumah Sakit Universitas Medis Nara di Kota Kashihara, Prefektur Nara.

PM Fumio Kishida sempat menahan kesedihannya dengan mengalihkan pandangannya ke atas atap kantor PM Jepang.

Baca juga: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Ditembak, Polisi Selidiki Asal Senjata Pelaku

PM Fumio Kishida tiba di kantor PM Jepang dari daerah Yamagata (utara Jepang) menggunakan helikopter langsung ke kantor PM Jepang tiba sekitar jam 2 siang tadi.

"Kami masih terus menyelidiki lebih lanjut kasus percobaan pembunuhan ini. Akan diberitahu segera apabila semua telah jelas nantinya. Saya tak bisa memaafkan kejadian tersebut," kata PM Kishida.

Kishida mengatakan penjagaan di lokasi pidato kampanye di Nara seharusnya dilakukan dengan sangat ketat karena tokoh politisi besar yang hadir di sana.

"Semua penjagaan selama kampanye pemilu seharusnya dilakukan dengan konfirmasi yang ketat serta penjagaan yang baik. Itu tanggung jawab semua pihak keamanan. Saya tahu bahwa tindakan darurat yang keras sedang diambil sekarang. Saya sangat berharap Shinzo Abe akan selamat," kata Kishida.

Kejadian tersebut menurutnya adalah barbarisme licik yang terjadi selama pemilihan yang merupakan dasar demokrasi, dan itu tidak dapat dimaafkan.

Baca juga: Yoshihide Suga Bakal Jadi Perdana Menteri Jepang, Gantikan Shinzo Abe

Mengenai pemilihan Dewan Penasihat (majelis tinggi parlemen) yang akan datang, Kishida menegaskan terkait itu.

"Saya akan menyalahkannya dengan kata-kata yang paling keras. Kita mungkin akan menyentuh dampak pada situasi politik masa depan sekarang, namun saya sendiri tidak memikirkan itu. Tidak ada yang diputuskan saat ini. Kita harus memahami situasi dan mengambil tindakan yang tepat," tegasnya.(TribunBatam.id) (Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Sumber: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved