BATAM TERKINI
Batam Zona Merah PMK, Panitia Maklum Perolehan Hewan Kurban Tahun Ini Turun
Status Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) zona merah penyakit mulut dan kuku (PMK) ganggu perolehan hewan kurban pada Idul Adha 1443 Hijriah.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Jumlah kurban di Batam menurun pada Idul Adha 1443 Hijriah, Minggu (10/7/2022).
Hal ini diakui oleh seorang panitia kurban di wilayah Batubesar, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Ismanudin.
Bertugas di Masjid Al Barokah, Kecamatan Nongsa Batam, Ismanudin menyebut jika jumlah hewan kurban pada tahun ini tak sebanyak tahun lalu.
Meski begitu, ia memaklumi kondisi ini.
Apalagi setelah Batam telah berstatus zona merah Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK yang menyerang sapi.
"Hanya ada dua ekor sapi dan 10 kambing. Kami ikut kesulitan mendapat suplai hewan kurban," ujarnya kepada TribunBatam.id.
Baca juga: Jumlah Hewan Kurban di Masjid Agung Al Hikmah Tanjungpinang Menurun Akibat PMK

Minat masyarakat untuk berkurban pun ikut menurun akibat wabah PMK tersebut.
Kementerian Agama (Kemenag) Batam mencatat, terdapat 2.717 total hewan kurban di Kota Batam pada Idul Adha tahun 2022 ini.
Rinciannya, terdiri dari 1.006 sapi dan 1.711 kambing.
"Tahun lalu total jumlah hewan kurban kita sebanyak 3.042. Terdiri dari 1.035 sapi dan 2.004 kambing," ungkap Kepala Kantor Kementerian Agama (Kekanmenag) Kota Batam, Zulkarnain Umar.
Anggota Komisi II DPRD Batam, Muhammad Syafei, mengimbau agar warga dapat mengolah daging sapi dengan benar sebelum dikonsumsi.
"Virus itu mati jika berada di suhu cukup panas. Melalui proses yang benar, virus akan mati jika sudah 30 menit dipanaskan," ungkap politisi asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Ia juga meminta agar Satuan Tugas (Satgas) PMK Batam dapat terus melakukan pengawasan di lapangan sebelum kurban dilaksanakan oleh masyarakat.
KENALI Penanganannya
Berikut penanganan daging ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) menurut dokter hewan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, Jusak Wira Hardja, di antaranya:
- Warga tidak perlu khawatir sebab daging yang terjangkit PMK sebenarnya bisa tetap dikonsumsi asalkan cara memasaknya benar.
Penyakit mulut dan kuku diketahui menyerang hewan ternak berkuku belah.
Baca juga: DP3 Anambas Pastikan Stok Hewan Kurban Cukup dan Bebas PMK Jelang Idul Adha
Seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan babi.
- Manusia tidak memiliki receptor terhadap 'aphthovirus' yang menjadi penyebab penyakit mulut dan kuku atau PMK.
Sehingga, daging hewan ternak yang terjangkit PMK sebenarnya tetap bisa dikonsumsi manusia, asalkan cara memasaknya tepat.
- Virus PMK yang ukurannya sangat kecil sekitar 30 nanometer ini dapat mati jika dimasak pada suhu di atas 70 derajat celcius selama 30 menit.
- -Selain itu, virus ini juga sangat peka dengan perubahan Ph.
Sehingga, ketika dikonsumsi akan mati dengan sendirinya karena asam di dalam lambung.
- Warga tak perlu panik.
Jusak mengimbau agar masyarakat tidak panik akan adanya wabah PMK ini.
Proses karantina yang dilakukan terhadap hewan ternak saat ini semata hanya untuk mencegah penularan antarsesama hewan di peternakan.
Baca juga: IDUL ADHA 1443 H, BP Batam Kurban 21 Sapi dan Empat Kambing Tahun Ini
Ia menambahkan, meski tidak dapat terjangkit PMK, manusia tetap berpotensi menjadi wadah penyebaran virus apabila tidak teliti dalam melakukan penyembelihan atau pemeliharaan.
- Virus PMK yang ukurannya sangat kecil itu dapat menyebar dengan cepat melalui udara, atau menempel di pakaian.
Oleh karenanya, penanganan atau pemusnahan hewan ternak ber-PMK harus dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan alat pelindung diri (APD).
- Bagian-bagian tubuh hewan yang rawan mengandung virus terutama adalah bagian tulang, kepala, hidung, mulut dan kuku.
Oleh karenanya, jarak standar kandang ternak bergejala PMK dengan kandang lainnya biasanya harus berjarak paling tidak 10 kilometer.(TribunBatam.id/Ichwan Nur Fadillah/Hening Sekar Utami)
Sumber: Dokter hewan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, drh. Jusak Wira Hardja
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Berita Tentang Batam