BERITA SRI LANKA
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Mundur, Kirim Surat dari Singapura
Ketua Parlemen Sri Lanka menerima pengunduran diri Gotabaya Rajapaksa sebagai presiden melalui surat yang ia kirim dari Singapura
SRI LANKA, TRIBUNBATAM.id - Gotabaya Rajapaksa akhirnya mengundurkan diri sebagai Presiden Sri Lanka.
Gotabaya Rajapaksa mengirim surat pengunduran dirinya dari Singapura hingga diterima oleh Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardana.
Seperti diketahui, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa bakal mundur Rabu (13/7).
Pada waktu itu pula, ia dilaporkan berada di Maladewa dan belum menyatakan pengunduran dirinya.
Ia berada di Singapura Kamis (14/7) menggunakan maskapai komersial Saudi Arabia.
Ketua Parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardana pada Jumat (15/7/2022) mengungkap jika Gotabaya Rajapaksa sebelumnya telah meninggalkan negaranya pada awal pekan ini dan mengirim surat pengunduran diri dari Singapura.
Baca juga: Menlu Singapura Tegaskan Kedatangan Presiden Sri Lanka Bukan Cari Suaka
"Gotabaya telah mengundurkan diri secara sah mulai Kamis (14/7/2022). Saya telah menerima pengunduran diri (Presiden Gotabaya)," ucap dia sebagaimana dikutip dari AFP.
Lantas, siapa penggantinya Gotabaya Rajapaksa?
Dalam konstitusi Sri Lanka, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe akan secara otomatis menjadi penjabat presiden sampai parlemen dapat memilih seorang anggota parlemen untuk menggantikan Rajapaksa selama sisa masa jabatannya.
Namun, Ranil Wickremesinghe juga telah diminta untuk mundur dari jabatannya oleh rakyat Sri Lanka.
Saat diwawancara di kediamannya, Abeyweardana mengatakan bahwa Parlemen akan bersidang pada Sabtu (15/7/2022) untuk memulai proses pemilihan presiden baru.
Dia mengharapkan poses ini akan berjalan hanya dalam waktu tujuh hari ke depan.
"Saya berharap bisa menyelesaikan proses pemilihan presiden baru dalam waktu tujuh hari. Saya meminta kerja sama semua pihak untuk melengkapi persyaratan konstitusional" katanya, dikutip dari Associated Press (AP)," ungkap dia.
PENEGASAN Singapura
Singapura sebelumnya diketahui menjadi tujuan Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa yang didesak mundur oleh mayoritas rakyatnya akibat krisis ekonomi parah itu dilaporkan mendarat di Singapura pada Kamis (14/7/2022) menggunakan pesawat komersial Arab Saudi.
Baca juga: Krisis Sri Lanka, Kemenlu Ungkap Kondisi 340 Warga Indonesia di Kolombo
Sebelum ke Singapura, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa berada di Maladewa Rabu (13/7).
Menteri Luar Negeri Singapura melaporkan jika Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa memasuki Singapura dengan kapasitas pribadi, bukan untuk mencari atau diberi suaka seperti dilansir Kompas.com.
Hingga saat ini Rajapaksa belum mengundurkan diri dari jabatannya.
Padahal, sebelumnya Rajapaksa mengatakan, akan mengundurkan diri pada Rabu.
Sri Lanka sebelumnya mengumumkan keadaan darurat nasional pada Rabu (13/7/2022).
Pengumuman ini disuarakan beberapa jam sebelum Presiden Gotabaya Rajapaksa pergi meninggalkan negara itu ke Maladewa.
Tak lama setelah Rajapaksa meninggalkan negara itu, pengunjuk rasa menyerbu kantor Pelaksana tugas (Plt) Presiden Ranil Wickremesinghe untuk menuntut pemecatannya.
Wickremesinghe menanggapi aksi tersebut dengan menyerukan jam malam skala nasional pada Rabu.
Baca juga: Tiga Menteri Sri Lanka Dapat Tugas Khusus Bidik Rusia dan Qatar Cari Diskon Minyak Mentah
Banyak pengunjuk rasa telah bersumpah untuk terus berdemonstrasi sampai keduanya mundur.
Seorang pejabat tinggi militer mengatakan kepada CNN bahwa Wickremesinghe telah menunjuk komite komandan angkatan bersenjata senior untuk memulihkan hukum dan ketertiban di seluruh negeri.
Di tengah kelangkaan bahan bakar yang melumpuhkan, banyak kendaraan yang ditinggalkan berderet-deret di jalan-jalan dekat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Selain itu, krisis ekonomi di Sri Lanka dipicu oleh kekurangan mata uang asing yang telah menghentikan impor kebutuhan pokok seperti bahan bakar, makanan dan obat-obatan.
Krisis keuangan berkembang setelah pandemi covid-19 menghantam ekonomi yang bergantung pada pariwisata dan memangkas pengiriman uang dari pekerja luar negeri.
Hal ini telah diperparah oleh utang pemerintah yang besar dan terus bertambah.
Kenaikan harga minyak dan larangan tujuh bulan untuk mengimpor pupuk kimia tahun lalu yang menghancurkan pertanian.
Bahan bakar sangat dijatah dan antrean panjang terbentuk di depan toko-toko yang menjual gas untuk memasak.
Pemerintah telah meminta masyarakat untuk bekerja dari rumah dan menutup sekolah dalam upaya menghemat bahan bakar.(TribunBatam.id) (Kompas.com/Irawan Sapto Adhi)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Sumber: Kompas.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/batam/foto/bank/originals/Gotabaya-Rajapaksa-Mundur-dari-Presiden-Sri-Lanka.jpg)