Kisah Getir Perantau Asal Jambi di Batam, Junaidi Kini Hidup dengan Satu Kaki
Junaidi perantau asal Jambi sempat dirawat di RSBP Batam akibat tetanus yang menyerang kakinya hingga diamputasi dan dipulangkan ke kampung halaman.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Junaidi dibawa turun dari kamar Teratai lantai lima gedung Rumah Sakit BP Batam menuju lantai dasar, Kamis (14/7/2022) siang.
Menggunakan ambulans RSBP Batam, Junaidi yang berumur 51 tahun itu kemudian dibawa ke Pelabuhan Roro ASDP Telaga Punggur Batam untuk dipulangkan ke kampung halamannya di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Pada Jumat (15/7/2022), Junaidi tiba di Kuala Tungkal, Ibu Kota Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Meski sudah berada di Jambi, namun Junaidi belum sampai ke rumahnya.
Dari Kuala Tungkal, Junaidi diangkut lagi menggunakan mobil travel untuk dibawa ke kampung halamannya, Sei Penuh, Kabupaten Kerinci, Jambi.
Baca juga: Lima Perantau Bingung Cari Tempat Berteduh, Rumah Kontrakan Terbakar saat Ditinggal Kerja

"Beliau diberangkatkan Kamis, pukul 15.00 WIB menggunakan kapal RoRo tujuan Kuala Tungkal. Lalu pada Jumat naik kapal travel di sana (Kuala Tungkal) menuju kampung halaman di Kerinci," kata Syafriadi, Ketua Pengurus Himpunan Keluarga Kerinci (HKK) kepada TribunBatam.id.
Junaidi merupakan satu dari perantau asal Provinsi Jambi yang mencoba mengadu nasib di Kota Batam.
Selama di Batam, ia bekerja serabutan dan kadang mencoba mengadu nasib ke negeri jiran demi kehidupannya dan keluarganya di kampung halaman di Jambi.
Ia memiliki satu istri dan satu orang anak yang berusia dua puluhan di kampung halaman.
Apa boleh buat, Junaidi terpaksa meninggalkan Kota Batam pada Kamis 14 Juli 2022 dan dibantu pulang ke kampung halamannya setelah kondisinya tak memungkinkan lagi bekerja di Batam.
Ia kehilangan salah satu kakinya setelah diamputasi di Rumah Sakit BP Batam, Jalan RE Martadinata, Kecamatan Sekupang.
Ia sempat dirawat, hingga akhirnya pihak rumah sakit memutuskan mengamputasi kakinya yang sudah membusuk.
Atas kondisi itu, Junaidi tak bisa lagi bekerja seperti dulu saat kondisi kakinya masih normal.
Syafriadi menuturkan, pihaknya trenyuh mengetahui kondisi Junaidi.
"Sebagai sesama perantau asal Kerinci, kami benar-benar sedih mengetahui ada orang sekampung kita mengalami hidup yang sulit karena sakit di sini (Batam)," katanya.
Baca juga: Tiga Gadis Perantau Lebaran Pertama di Batam, Berharap Tahun Depan Bisa Kumpul dengan Keluarga