Singapura Tetangga Kepri Temukan Kasus Cacar Monyet, Dinkes Sebar SE Khusus

Dinas Kesehatan Kepulauan Riau (Dinkes Kepri) mengeluarkan surat edaran khusus setelah Singapura menemukan kasus cacar monyet atau monkeypox.

TribunBatam.id via visitsingapore.com
Patung Merlion ikon Singapura. Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Dinkes Kepri) mengeluarkan surat edaran khusus ke sejumlah kabupaten dan kota setelah tetangga Kepri, Singapura menemukan kasus cacar monyet atau monkeypox. 

SINGAPURA, TRIBUNBATAM.id - Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mewaspadai penularan cacar monyet atau monkeypox setelah negara tetangga, Singapura melaporkan adanya kasus tentang penyakit itu.

Provinsi Kepulauan Riau pun diketahui memiliki sejumlah pintu masuk bagi pelaku perjalanan luar negeri, termasuk dari Singapura dan Malaysia, terutama pintu masuk jalur laut Internasional.

Singapura tetangga Kepulauan Riau itu sebelumnya melaporkan 10 kasus cacar monyet hingga 26 Juli 2022.

Kasus tersebut merupakan akumulasi sejak Juni 2022.

Meski belum ditemukan pasien dengan penyakit cacar monyet di Tanah Air, Pemerintah Provinsi Kepri sebagai wilayah terluar NKRI yang berbatasan dengan sejumlah negara tetap melakukan pencegahan.

Baca juga: Tanjungpinang Awas Cacar Monyet Setelah Singapura Laporkan Kasus Monkeypox

Salah satunya, Dinas Kesehatan Provinsi Kepri telah menyebarkan Surat Edaran (SE) 'khusus'.

Surat edaran itu berisi kewaspadaan cacar monyet atau monkeypox ke seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kepri.

Surat edaran itu juga dikeluarkan untuk menindak lanjuti edaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI terkait kewaspadaan terhadap penyakit monkeypox di negara non-enemis.

"Kami sudah membuat dan menyebarkan surat edaran kewaspadaan. Hingga saat ini belum ada ditemukan (kasus cacar monyet) di Kepri," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Mochammad Bisri yang diwawancarai, Senin (1/8/2022).

Bisri mengatakan di dalam surat edaran yang disebarkan tersebut disampaikan apabila ditemukan ada pasien yang dicurigai menderita cacar monyet harus segera melakukan tindakan lebih lanjut.

"Isinya kalau ada pasien yang dicurigai, atau menemukan gejala penyakit yang berbeda, maka sampelnya segera dikirimkan ke BPTKL-PP," terang dia.

Menurut Bisiri, pihak Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tanjungpinang juga pasti melakukan pengawasan terhadap penumpang kapal ferry yang datang dari luar negeri.

Baca juga: Pakar Sebut Penyebaran Monkeypox atau Cacar Monyet Tak Secepat Covid-19, Waspadai Cara Penularannya

"Bisa saja di pelabuhan ada yang terpantau demam. Nanti pasti ditelusuri. Kalau kita (Dinkes) secara umum. Biasanya pasien yang demam akan ke pelayanan," sebut Bisri.

Sementara Kepala KKP Kelas II Tanjungpinang, Agus Jamaluddin mengimbau agar masyarakat tidak panik dan tidak percaya akan berita-berita hoaks terkait wabah penyakit.

"Serta tetap laksanakan prokes Covid-19 dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat," pesan Agus yang diwawancara terpisah.

Untuk diketahui, gejala cacar monyet antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

Berbeda dengan cacar air, penyakit ini menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening atau limfadenopati.

Gejala Cacar Monyet

Dilansir dari Healthline, Dokter Rajiv Bahl menjelaskan, bahwa gejala cacar monyet yang muncul umumnya cenderung ringan dan secara keseluruhan tidak mengancam nyawa sebagian besar orang.

Namun, rasa sakit dan kondisi tubuh pasca terjangkit penyakit ini bisa menjadi parah.

Baca juga: Virus Monkeypox Bermutasi Sangat Cepat, Ada 50 Mutasi Strain Baru Cacar Monyet Ditemukan

Gejala ruam dan flu dapat muncul dalam beberapa minggu setelah terinfeksi.

Selain itu, limfadenopati, atau pembesaran kelenjar getah bening, juga muncul setelah gejala pernapasan bagian atas mulai meradang.

Sedangkan gejala klasik cacar monyet pada dasarnya tak jauh berbeda dengan cacar lain pada umumnya, seperti muncul lenting yang membesar di beberapa bagian tubuh.

Lesi kulit bisa muncul di berbagai area tubuh diantaranya wajah, tangan, kaki, dada, alat kelamin, bokong, dan kadang-kadang di dalam mulut karena virus ini sebagian besar ditularkan melalui kontak dekat termasuk kontak seksual atau intim.

Bagaimana cara mengobatinya dan pilihan pengobatan apa yang tersedia?

Hingga saat ini, belum ada pengobatan spesifik yang diklaim mampu menyembuhkan infeksi monkeypox. Namun, para tenaga kesehatan menggunakan beberapa obat-obatan yang dinilai berpotensi mampu memberikan dampak positif pada kasus yang parah.

Sebagian besar kasus cacar monyet sembuh hanya dengan penggunaan obat yang diperuntukkan bagi perawatan simtomatik.

Baca juga: Sudah Terdeteksi di Singapura, Ini Gejala dan Penularan Virus Cacar Monyet

Namun, kasus yang lebih parah dapat diobati dengan obat antivirus yang disebut Tecovirimat atau TPOXX.

Meskipun obat ini diklaim mampu memberikan efek positif pada pasien cacar monyet, penggunaan obat ini haruslah berada dibawah pengawasan dokter.

Penggunaan Tecovirimat disetujui pada tahun 2018 untuk pengobatan cacar pada orang dewasa dan anak-anak. Tetapi, penggunaan Tecovirimat belum diteliti secara lebih lanjut pada pasien penderita cacar monyet.

Sementara uji klinis pada hewan telah menunjukkan bahwa Tecovirimat disinyalir memiliki kemanjuran saat mengobati semua penyakit yang disebabkan oleh virus orthopox, termasuk Monkeypox.

Umumnya, penggunaan obat-obatan tersebut diperuntukkan bagi para penderita atau pasien cacar monyet parah.

Jika pasien hanya mengalami gejala ringan, tingkat infeksi Monkeypox pada tubuh dapat berkurang dengan sendirinya dalam kurun waktu 4 minggu.

Dengan syarat, pasien harus memiliki waktu istirahat yang cukup dan dibantu dengan vitamin-vitamin yang mampu merangsang pertumbuhan antibodi atau daya tahan tubuh.

Baca juga: Singapura Klaim Warga Indonesia Paling Banyak Kunjungi Negeri Singa

Obat lain yang disebut dapat mengatasi infeksi cacar monyet yakni brincidofovir atau CMX001.

Namun, terlepas dari itu semua, obat-obatan tersebut masih belum tersedia secara merata untuk semua rumah sakit dan apotek.

Pencegahan Cacar Monyet

Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat, karena lesi dapat mengandung virus, dan paparan terhadap lesi yang dapat menyebabkan berkembangnya penyakit.

Cara mencegah infeksi atau penyebaran virus monkeypox, di antaranya:

  • Hindari kontak dekat dengan orang yang tengah terinfeksi dan orang-orang yang memiliki ruam yang tampak seperti cacar monyet.
  • Hindari memegang pakaian, seprai, selimut, atau bahan lain yang pernah kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi.
  • Isolasi orang yang tengah terinfeksi cacar monyet dari orang yang sehat.
  • Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi.
  • Hindari hewan yang mungkin membawa virus.(TribunBatam.id) (Kompas.com/Elhadif Putra)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google

Sumber: Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved