BATAM TERKINI

Kepala BP Batam Ungkap Alasan RS Internasional di Sekupang Belum Dibangun

Kepala BP Batam, Muhammad Rudi mengungkapkan penyebab rumah sakit internasional di KEK Kesehatan Sekupang Batam masih belum dibangun sampai sekarang.

BP Batam untuk Tribun Batam
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi mengungkapkan penyebab rumah sakit internasional di KEK Kesehatan Sekupang Batam masih belum dibangun sampai sekarang. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Badan Pengusahaan (BP) Batam belum bisa melakukan pembangunan Rumah Sakit (RS) di Sekupang Batam saat ini.

Lantaran pihaknya masih menunggu kawasan tersebut berstatus Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kesehatan.

"Kalau tahun ini Kepres KEKnya keluar baru kita lanjutkan," kata Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, Jumat (12/8/2022).

Rudi mengaku kawasan KEK ini nantinya bisa menjadi kawasan kesehatan yang baik.

Beberapa waktu yang lalu Investor asal Saudi Arabia atau Timur Tengah, akan masuk Batam.

Nilai investasi yang disiapkan sekitar Rp 7 triliun.

"Investasi itu untuk pembangunan rumah sakit internasional dan kampus," kata Rudi.

Diakuinya investor itu akan menggunakan lahan di rencana lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sekupang, Batam.

Baca juga: KISAH Pria Lulusan SD yang Kerap Ditipu Orang, Kini Sebulan Beromzet Rp 500 Juta

"Dalam waktu dekat, akan dibangun sebuah rumah sakit dan kampus kedokteran yang akan dibangun di kawasan KEK Kesehatan di Sekupang," kata Rudi.

Rudi mengatakan, investor asal Saudi Arabia itu sudah mengajukan lahan sekitar 20 hektare.

Digunakan untuk pembangunan rumah sakit internasional dan kampus. 

Saat ini, rencana KEK Kesehatan di Sekupang, diajukan BP Batam ke pemerintah pusat.

KEK Kesehatan dibangun sebagai bagian dari Indonesia Health Tourism Board (IHTB), untuk wisata medis atau medical tourism nasional.

Dengan demikian, Sekupang, nantinya akan menjadi  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Internasional Sehat (KIS).

Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam, Enoh Suharto Pranoto, mengharapkan, rencana pengembangan KEK KIS dapat menangkap peluang wisatawan medis.

BP Batam menerima masukan berkaitan model kerjasama yang bisa dikembangkan karena diharapkan Batam, mendapatkan partner internasional. 

Terutama yang selama ini berobat ke luar negeri.

Wisata medis diharap dapat berkembang, tanpa mengganggu pelayanan medis yang ada saat ini.

“Pengembangan KEK KIS ini juga dapat menciptakan ekosistem medis yang mendukung kawasan kesehatan seperti industri farmasi, alat kesehatan dan jasa akomodasi," kata Enoh belum lama ini.

BP Batam saat ini tengah menyusun rencana pengembangan KEK Kesehatan Internasional Sekupang, untuk menangkap potensi pasar kesehatan Indonesia, di mana sebelum kondisi pandemi, pengeluaran pasien untuk berobat ke Luar Negeri mengalami peningkatan dari tahun 2015 hingga 2019.

"Untuk itu, perlu adanya suatu strategi pengembangan, pemasaran, dan model kerjasama kawasan kesehatan bertaraf internasional yang tepat sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia," katanya.

Sementara Kepala Pusat Pengembangan KPBPBB dan KEK BP Batam, Irfan Syakir Widyasa mengatakan, Kawasan Sekupang menjadi magnet baru sebagai wisata kesehatan.

Terintegrasi dengan destinasi wisata baru lainnya yang akan di-launching. 

"Yaitu Taman Rusa BP Batam dan di daerah Sekupang juga ada Kawasan Agribisnis Sekupang, Fisherism Tanjung Riau dan Kawasan Agro Marina," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan, aturan wisata medis sedang disederhanakan. 

Regulasi itu, Perkonsil No. 97 Tahun 2021 tentang Adaptasi Dokter Spesialis WNI Lulusan Luar Negeri, Revisi Permenkes No. 67 Tahun 2013 tentang Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing, Peraturan Pemerintah (PP) No. 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan, dan PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. (TRIBUNBATAM.id / Roma Uly Sianturi)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved