BERITA SINGAPURA

Singapura Dibikin Pusing Pertumbuhan Ekonomi Melambat, MTI Ungkap Sebabnya

Pemerintah Singapura mengambil langkah untuk mengatasi melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di negara itu selama kuartal kedua tahun 2022.

Roslan RAHMAN / AFP
Suasana Marina Bay di Singapura pada 14 November 2021. Singapura mulai dibuat pusing dengan laju pertumbuhan ekonomi mereka yang melabat selama kuartal kedua tahun 2022. 

SINGAPURA, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Singapura mulai dibuat pusing dengan laju pertumbuhan ekonomi negara mereka.

Pemerintah Singapura bahkan dilaporkan terpaksa memangkas angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) hingga 4,4 persen secara year on year.

Kebijakan ini diambil pemerintah Singapura setelah pertumbuhan ekonomi Negeri Singa itu melambat selama kuartal kedua tahun 2022.

Jumlah tersebut melesat jauh dari perkiraan awal pemerintah.

Singapura sebelumnya memperkirakan pertumbuhan PDB akan mencapai 4,8 persen.

Namun, adanya gejolak panas pada pasar global, imbas invasi Rusia ke Ukraina telah membuat perekonomian Singapura berkontraksi.

"Risiko penurunan dalam ekonomi global tetap signifikan. Konflik Rusia-Ukraina dapat memperburuk gangguan pasokan global dan memperburuk tekanan inflasi melalui harga pangan dan energi yang lebih tinggi," kata Gabriel Lim, Sekretaris Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura.

Baca juga: Peringatan Hari Kemerdekaan Singapura Jadi Mencekam, Menhan Angkat Bicara

Tak hanya invasi, perlambatan manufaktur elektronik dari China juga menjadi faktor pendorong lambatnya prospek ekonomi Singapura selama kuartal kedua.

Reuters mencatat laju ekonomi Singapura menyusut sebanyak 0,2 persen sementara angka pertumbuhan hanya melesat di angka 0,8 persen.

Penurunan juga terjadi pada dolar Singapura, di pasar Asia mata uang negara Lion City ini ambles 0,1 persen.

Dengan penurunan tersebut, kini perkiraan pertumbuhan ekonomi tahunan Singapura diperketat menjadi 3 persen hingga 4 persen, lebih rendah dari proyeksi awal yang saat itu dipatok di angka 3 persen hingga 5 persen.

Meski saat ini Singapura tengah mengalami perlambatan ekonomi, namun Kepala Ekonom OCBC Bank Selena Ling mengatakan bahwa kondisi tersebut akan segera pulih.

Optimisme ini didukung dengan adanya penguatan pada sektor penerbangan dan pariwisata di Singapura.

Mengantisipasi terjadinya pembengkakan inflasi yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi negara, bank sentral Singapura rencananya akan kembali memperketat kebijakan moneternya dengan mengerek naik suku bunga acuan pada pertemuan di bulan Oktober mendatang.

Baca juga: Singapura Cemas Hubungan China Amerika Serikat Memanas Terkait Taiwan

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong pada Senin (8/8/2022) menyebut, saling curiga antara Amerika Serikat dengan China menjadi tantangan lain dalam memulihkan ekonomi negara yang bertetangga dengan Batam itu.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved