FEATURE

Cerita Warga Batam di Kampung Tua Tiawangkang Gantungkan Hidup Dari Rumput Hidup

Mata pencaharian utama warga yang tinggal di Kampung Tua Tiawangkang Batam yakni nelayan rumput laut atau disebut juga petani rumput laut

Editor: Dewi Haryati
tribunbatam.id/Aminuddin
Warga Kampung Tua Tiawangkang Kota Batam menjadi petani rumput laut dalam menggerakan ekonomi lokal. Foto warga saat mengeringkan rumput laut 

Lautan yang menghampar di Kampung Tua Tiawangkang menyediakan banyak jenis rumput laut.

Dengan menggunakan pompong, mereka mengangkut puluhan bahkan ratusan kilogram rumput laut dari lautan tersebut dan membawanya pulang ke daratan.

Warga Kampung Tua Tiawangkang Kota Batam menjadi petani rumput laut dalam menggerakkan ekonomi lokal
Warga Kampung Tua Tiawangkang Kota Batam menjadi petani rumput laut dalam menggerakkan ekonomi lokal (tribunbatam.id/Aminuddin)


"Nanti setelah kita ambil di laut pakai pompong, rumput lautnya kita jemur sampai kering," katanya.

Setiap rumput laut yang dikeringkan punya kualitas berbeda-beda. Umumnya rumput laut kering berkualitas bagus yang warnanya kekuning-kuningan seperti emas berkilauan.

Biasanya warna tersebut terjadi karena intensitas cahaya matahari yang menyinari bumi pas.

Sementara jika cuaca mendung atau hujan, rumput laut cenderung akan berubah warna menjadi hijau pucat.

"Kayak ini, hijau pucat, ini karena kurang mendapatkan pasokan sinar matahari yang cukup jadi warnanya berubah menjadi hijau pucat," kata Sardi sambil memperlihatkan beberapa rumput laut yang tengah dijemur berwarna kehijauan.

Rumput laut yang sudah kering kemudian dikemas dalam karung goni dan siap untuk dijual ke toke pengumpul.

Per kilogram rumput laut kering dihargai Rp 1.500. Semakin banyak karung yang dijual, maka semakin banyak pendapatan yang bisa dibawa pulang.

Sardi mengaku dirinya masih kategori pengumpul rumput laut kecil-kecilan, karena sekali panen cuma bisa menghasilkan satu karung goni. Untuk kategori kelas besar sekali menjual bisa sampai 20-an karung.

Baca juga: Gubernur Kepri Dorong Pengembangan Budidaya Rumput Laut, Ikut Panen di Karimun

Tentu tidak mudah juga untuk menjadi petani rumput laut kelas besar karena keterbatasan fasilitas.

"Kalau saya ya begini, sekali dikumpul cuma mencapai satu karung saja. Yang lain ada sampai puluhan, semakin banyak yang bisa dijual tentu semakin besar juga pendapatan," katanya.

Meski begitu Sardi mengaku sudah cukup puas dengan pendapatan yang dia dapatkan. Pasalnya pendapatan itu sudah mampu membantu ekonomi keluarga.

"Ya lumayanlah bisa membantu ekonomi keluarga, karena rata-rata kita di sini memang hidup dari ini (budidaya rumput laut)," ucapnya.

Ia berharap nantinya usaha rumput laut yang dia kembangkan saat ini bisa berkembang lebih besar. Sehingga pendapatan yang didapatkan juga bagus. (Tribunbatam.id/AMINUDDIN)

Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved