BATAM TERKINI
Hingga September 2022, Jumlah DBD di Batam Capai 665 Kasus, Lima Meninggal
Warga Batam diminta untuk tetap mewaspadai bahaya penyakit DBD terutama di musim pancaroba. Sebab, selama 2022 jumlah kasus DBD di Batam ada 665 kasus
Penulis: Beres Lumbantobing |
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Selain kasus Covid-19, masyarakat Kota Batam diimbau untuk lebih waspada terhadap peningkatan nyamuk pembawa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Terutama di musim peralihan musim pancaroba seperti sekarang ini, kasus DBD cenderung mengalami peningkatan yang signifikan.
Populasi nyamuk DBD akan lebih cepat berkembang pada genangan air, sehingga kebersihan lingkungan dan tempat tinggal menjadi prioritas utama.
"Kasus DBD ini bersifat fluktuatif. Di saat musim hujan populasi nyamuk demam berdarah meningkat dan tentu saja akan berpotensi meningkatkan jumlah kasus," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Batam, Melda Sari, Rabu (28/9/2022).
Masyarakat perlu membiasakan 3 M yakni menguras tempat penampungan air, menutup agar tidak dijadikan tempat kembang biak nyamuk dan mengubur tempat yang dapat terjadi genangan air yang sudah tidak dipakai (sampah).
Selain itu, berbagai upaya dilakukan Dinkes Kota Batam dalam meminimalisir penyebaran DBD ini.
Salah satunya dengan melakukan fogging di perumahan dan sekaligus mengaktifkan peran juru pemantau jentik (jumantik) dengan program Gerakan satu rumah satu orang pemantau jentik.
Para jumantik ini akan diberikan sosialisasi dan penyuluhan serta pemahaman.
Baca juga: RUMAH di Bengkong Batam Dibobol Maling, Emas dan Jam Tangan Seharga Puluhan Juta Raib
Peran jumantik ini dilakukan di seluruh wilayah seperti di antaranya, edukasi jentik bersama tim Jumantik Bida Ayu Blok G,Kelurahan Mangsang, Sosialisasi Jumantik di Bukit Barelang Kelurahan Tanjungpiayu, Pembinaan Jumantik Cilik di Bengkong Mahkota, Bengkong.
"Gejala demam berdarah di antaranya, demam tinggi terus menerus, suhu badan sekitar 39 – 40 derajat celcius dan menyebabkan sakit kepala, mual, pegal atau nyeri sendi, dan munculnya bintik-bintik merah," tambahnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Batam, sepanjang tahun 2022 atau periode Januari sampai 25 September ini, ada sebanyak 665 kasus DBD. Bahkan, lima orang pasien diantaranya meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah tersebut.
"Angkanya cukup tinggi dan perlu diwaspadai," tuturnya.
Menurutnya sampai saat ini sebanyak lima pasien DBD yang meninggal dunia itu merupakan balita. Pertama pasien usia satu tahun warga Mediterania, Batam Kota.
Lalu pasien berusia 4 tahun warga Pelita, Nongsa, dan ketiga warga Kavling Sejunlung berusia 6 bulan.
Balita usia 5 tahun warga Tembesi Makmur dan terakhir balita berusia 1 tahun.
