FEATURE
Kakek 72 Tahun di Lingga Jualan Keliling dengan Sepeda Tua hingga Bisa Umrah ke Tanah Suci
Kakek Azam di Lingga bisa berangkat umrah ke Tanah Suci, Mekkah tahun ini di usia 72 tahun dari hasil menabungnya sebagai pedagang keliling
Penulis: Febriyuanda | Editor: Dewi Haryati
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Pengalaman tak terlupakan dialami Azam Bujang (72), warga Desa Lanjut, Kecamatan Singkep Pesisir, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Ia bisa berangkat umrah ke Tanah Suci, Mekkah dari hasil menabungnya selama ini sebagai pedagang keliling.
Sehari-harinya, ia menggunakan sepeda ontel miliknya menjajakan dagangan dari Desa Lanjut menuju kota Dabo Singkep di Lingga.
Banyak yang ia jual, seperti hasil dari kebunnya, kerupuk, hingga menjual ikan.
Uang hasil jerih payah itulah yang mengantarkan Kakek Azam bisa sampai ke Tanah Suci.
Setiap hari, Kakek Azam harus menempuh jarak sepanjang 14 kilometer dari rumahnya ke Dabo Singkep, dengan membawa barang yang diletakkan di barang bawaan sepeda tua miliknya.
Panas terik dan hujan sudah menjadi makanan sehari-hari kakek Azam untuk mencari nafkah.
Belum lagi saat tiba di Dabo Singkep, Kakek Azam harus bersepeda menuju pasar dan ke rumah-rumah warga.
Baca juga: KISAH Pedih Warga Aceh di Negeri Jiran Malaysia, Kerja 7 Tahun Tak Digaji
Itu berarti lebih dari 30 kilometer, pergi dan pulang ia mengayuh sepeda setiap harinya.
Jauh di dalam hatinya, Kakek Azam memang selalu berniat agar bisa berangkat ke Tanah Suci menunaikan ibadah.
Alangkah senangnya hati Kakek Azam, saat niat baiknya itu dikabulkan Allah di tahun 2022 ini.
Bahkan perasaan harunya tidak dapat diungkapkan olehnya, ketika berada di Mekkah.
"Sangat senang saya tiba di sana (Mekkah), serasa tak ingin pulang. Tak ingat dengan kampung, tak ingat dengan sepeda, satupun barang di kampung tidak saya ingat, senang hati saya di sana," ungkap Azam saat ditemui Tribunbatam.id di kediamannya, Senin (14/11/2022).
Sedikit demi sedikit uang yang ia kumpulkan bertahun-tahun, membawa niat baiknya menuju ke rumah Allah.
Kulit yang sedikit legam menjadi saksi perjuangan kakek Azam selalu berada di bawah teriknya matahari, menjajakan jualannya.
"Duit buat umrah kurang dibantu anak-anak untuk nambah, seperti keperluan buat paspor dan macam-macam," ungkapnya.
Kakek Azam sudah lama berjualan keliling ke kampung-kampung Dabo Singkep dan dianggap sesosok pria yang baik oleh masyarakat.
Ia juga terkenal ramah terhadap siapapun yang ditemuinya.
Baca juga: KISAH Pilu Abdul, Pelihara 9 Sapi untuk Modal Haji, Kini Semua Mati Tersambar Petir
Untuk perjalanan dari rumah, lebih kurang sampai dalam waktu hampir 1 jam.
"Untuk jualan ikan sama kerupuk ini saya ambil sama orang, kemudian dijual lagi. Yang banyak hasil jualan panen dari kebun," tuturnya
Hanya sebagai pedagang keliling, penghasilannya pun sering tidak menentu.
Meski pekerjaannya tampak lelah, namun tidak ada setutur kata pun yang menunjukkan keluhan Kakek Azam ke TribunBatam.id.
Pekerjaan itu ia jalani dengan rasa syukur dan selalu bersemangat, meski usianya sudah tak muda lagi.
Kakek Azam pun terus mengucapkan syukur, akhirnya dia bisa sampai ke Tanah Suci untuk beribadah lebih dekat kepada Allah.
(Tribunbatam.id/Febriyuanda)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google