KECANTIKAN
Cara Mengetahui Waktu yang Tepat Mengganti Tabir Surya, Menurut Ahli Dermatologi
Sama seperti produk perawatan kulit lainnya, seiring berjalannya waktu, sunscreen atau tabir surya juga bisa tidak memberikan manfaat maksimalnya dala
Penulis: Lia Sisvita Dinatri | Editor: Rimna Sari Bangun
TRIBUNBATAM.id - Sama seperti produk perawatan kulit lainnya, seiring berjalannya waktu, sunscreen atau tabir surya juga bisa tidak memberikan manfaat maksimalnya dalam melindungi kulit.
Tabir surya digunakan untuk melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet berlebih.
Tabir surya digunakan sepanjang waktu di banyak bagian tubuh.
Namun, tabir surya yang sudah kedaluwarsa benar-benar tidak boleh digunakan kembali.
"Seperti makanan, tabir surya bisa membusuk dan bahan-bahannya bisa rusak," papar ahli dermatologi, Shari Marchbein, melansir Allure.
Dalam kondisi rusak, tabir surya menjadi kurang efektif, bahkan meningkatkan risiko kulit terbakar.
Ada dua masalah utama dengan tabir surya kedaluwarsa.
Baca juga: Cara Memakai Tabir Surya yang Tepat untuk Dapatkan Hasil Efektif dan Optimal
Baca juga: Cara Merawat Kulit Wajah Bebas dari Flek Hitam, Konsumsi Vitamin C dan Pakai Tabir Surya
Pertama, tabir surya kedaluwarsa tak lagi mampu melindungi kulit.
Kedaluwarsa berarti produk tak lagi mencapai tingkat SPF yang tertera pada label.
Masalah kedua adalah sekali pun bahan SPF masih terbilang baik, namun perubahan formula di dalamnya dari waktu ke waktu dapat membuatnya tidak lagi efektif.
Alih-alif efektif, kualitas tabir surya yang memburuk justru menimbulkan masalah pada kulit.
Kondisi tersebut umumnya disebabkan oleh kebiasaan pengguna sendiri dalam memperlakukan tabir surya.
Misalnya saja kebiasaan menggunakan tabir surya dengan tangan kotor atau sering membuka dan menutup tabir surya yang membuatnya terpapar bakteri.
Bakteri yang tumbuh di dalam tabir surya bisa menyebabkan jerawat.