LINGGA TERKINI
Festival Seni Budaya di Lingga, Desa Mepar Tampilkan Permainan Ambung Gila
Desa Mepar menampilkan permainan Ambung Gila saat malam puncak Festival Seni dan Budaya di Lingga, Selasa (20/12/2022).
Penulis: Febriyuanda | Editor: Septyan Mulia Rohman
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Festival Seni dan Budaya di Lingga yang berlokasi di Desa Mepar semakin meriah dengan permainan rakyat Ambung Gila.
Ambung Gila yang dipertontonkan saat acara puncak Festival Seni dan Budaya di Lingga tepatnya di Desa Mepar, Selasa (20/12/2022) malam.
Selain permainan rakyat Ambung Gila, dalam Festival Seni dan Budaya di Lingga juga menggelar lomba dayung sampan tradisional yang bertempat di Desa Mepar pada Minggu (18/12).
Festival Seni dan Budaya di Lingga yang digelar di Desa Mepar ini juga menampilkan marawis, rebana, joget dangkung yang digerakkan Pemuda Karang Taruna.
Masyarakat setempat bisa menyebut permainan rakyat ini dengan sebutan Ambung Gile.
Baca juga: Misteri Ambung Gila Permainan Rakyat Kepri Penuh Nuansa Magis

Ambung merupakan sebutan masyarakat Melayu yang artinya keranjang.
Permainan ini antusias ditonton oleh masyarakat setempat, karena jarang sekali bisa dilihat.
Permainan ini hanya ada di Desa Mepar. Apalagi telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda atau WBTB tahun 2019 oleh Kemendikbud RI.
Ambung Gila juga sudah dibukukan dalam permainan rakyat tradisional Bunda Tanah Melayu tahun 2017, oleh penulis Lazuardi bersama Zulkifli Harto, Dedi Arman dan lainnya.
Itu juga sudah dibukukan dalam permainan rakyat tradisional Bunda tanah Melayu tahun 2017.
Mirip seperti permainan bambu gila, permainan ini masih dipercaya berbau mistis.
Baca juga: Wakil Bupati Lingga Temui BNPB RI, Usul Pengganti Speedboat BPBD Terbakar
Baca juga: Ulat Bulu di Lingga Tak Lagi Serang Warga Desa Jagoh
Ambung ini pun dipegang oleh orang yang memainkannya dan diletakkan di atas kemenyan atau dupa yang telah dibacakan doa atau mantra oleh tokoh tetua di Desa Mepar.
Semakin lama dipegang, maka Ambung ini akan bergerak dengan sangat cepat hingga bisa membuat pemainnya hilang kendali dan harus memegang erat.
Kepala Desa Mepar, Faif Sundoyo mengatakan, bahwa permainan ini dihadirkan untuk melestarikan warisan budaya yang ada.
Di samping hiburan yang lain, pria yang disapa Handoyo ini menyebutkan, permainan Ambung Gila ini banyak mendapatkan antusias masyarakat yang menyaksikan.