NATUNA TERKINI

Tertunda Akibat Cuaca Ekstrem Natuna, KM Sabuk Nusantara 80 Berangkat Hari Ini

KM Sabuk Nusantara 80 sempat terdampak cuaca ekstrem Natuna. Syahbandar tak mengeluarkan izin berlayar karena gelombang tinggi.

TribunBatam.id/Rahma Tika
Kapal Motor atau KM Sabuk Nusantara 80 sandar di Pelabuhan Tarempa, Jalan Pelabuhan Perintis, Kecamatan Siantan, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri, Senin (2/3/2020). Pelayaran kapal perintis ini kembali berjalan setelah sempat tertunda akibat cuaca ekstrem di Natuna. 

NATUNA, TRIBUNBATAM.id - Dampak cuaca ekstrem di Natuna berdampak pada keberangkatan Kapal Motor atau KM Sabuk Nusantara 80.

Gara-gara cuaca ekstrem di Natuna ini, KM Sabuk Nusantara 80 itu tidak berangkat selama beberapa hari dan berlabuh di Pelabuhan Selat Lampa.

Pelayaran KM Sabuk Nusantara 80 yang terganggu akibat cuaca ekstrem di Natuna itu disampaikan Kepala Syahbandar Ranai, Liber Fery Hutahaean.

Ia menjelaskan, izin pelayaran KM Sabuk Nusantara 80 tidak dikeluarkan sebab cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah perairan Natuna.

"BMKG sudah mengeluarkan warning sejak 27 Desember kemarin dan puncaknya hari ini. Jadi KM Sabuk Nusantara 80 tidak kami berikan izin berlayar," kata Libert kepada TribunBatam.id, Senin (2/1/2023).

Baca juga: Cuaca Ekstrem, Kepala BPBD Bintan Imbau Warga Tak Berenang di Kawasan Pantai

Selain itu, tidak dikeluarkan izin berlayar, kapten KM Sabuk Nusantara 80 juga tidak berani mengingat cuaca buruk.

Ia melanjutkan, dikarenakan cuaca hari ini sudah membaik dan mendukung untuk pelayaran, pihaknya pun memberikan izin berlayar untuk KM Sabuk Nusantara 80.

"Karena cuaca sudah reda, insyaallah kapal Sabuk kita berangkatkan nanti pukul 12 malam ke Midai," ungkapnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ranai mengeluarkan peringatan dini ancaman hujan dan angin kencang di wilayah Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (1/1/2023).

Forecaster On Duty BMKG Ranai, Resa Agna F. Denryanto mengatakan, beberapa wilayah di Pulau Bunguran, Pulau Laut, Pulau Subi dan Serasan berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang disertai angin kencang.

Baca juga: Warga Natuna Waspada Cuaca Ekstrem, BMKG Ranai Keluarkan Peringatan Dini

Menurutnya, akibat hujan dan angin kencang dapat mengakibatkan bencana banjir, angin puting beliung, longsor dan lain sebagainya.

Resa menjelaskan, adanya pola angin siklonik di wilayah utara Kalimantan menyebabkan meningkatnya pertumbuhan awan hujan di wilayah Natuna.

Peningkatan kecepatan angin serta adanya belokan angin (shearline) di wilayah Natuna juga dapat menyebabkan meningkatnya pertumbuhan awan hujan.

"Secara umum kondisi cuaca Kepulauan Natuna hari ini dan esok hari diprakirakan berawan dengan potensi hujan intensitas ringan hingga sedang dan angin kencang pada siang, sore, malam, dan dini hari di beberapa wilayah Pualau Bunguran, Pulau Laut, Pulau Subi dan Serasan," kata Resa melalui pesan singkat WhatsApp, Minggu (1/1/2023).

Ia memprediksi kondisi angin beberapa hari ke depan dominan dari arah Barat Laut hingga Timur Laut dengan kecepatan sekitar 05 hingga 40 kilometer per jam dan kecepatan sekitar 05 hingga 50 kilometer per jam untuk wilayah Laut Natuna Utara.

Baca juga: Penumpang Lion Air Batam Tujuan Padang Panik, Pesawat RTB Imbas Cuaca Ekstrem

Untuk saat ini dan beberapa hari kedepan perlu diwaspadai kondisi cuaca yang mudah berubah dan angin kencang di wilayah Natuna yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti genangan air, banjir, tanah longsor pohon tumbang, dan juga dapat merusak atau menghancurkan bangunan, ataupun benda-benda lainnya akibat angin kencang.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam beraktivitas baik di darat maupun yang melakukan kegiatan di lepas pantai dan laut mengingat kondisi cuaca dan gelombang di wilayah Natuna yang mudah berubah dan saat ini kita masih berada dalam masa musim utara," imbuhnya.

Pihaknya juga menghimbau para Nelayan agar lebih berhati-hati dan selalu mewaspadai potensi cuaca buruk dan gelombang tinggi saat di laut.

"Hendaknya dapat menahan diri terlebih dahulu ketika keadaan cuaca dan gelombang laut tidak memungkinkan sehingga tidak terjadi resiko yang mungkin terjadi," katanya.(TribunBatam.id/Muhammad Ilham)

Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved