Basoeki Abdullah dan Lukisan Pangeran Diponegoro yang Fenomenal

Selain lukisan Pangeran Diponegoro, Basoeki Abdullah pernah melukis Nyi Roro Kidul, penguasa Pantai Selatan dengan kereta kencananya.

TribunBatam.id via https://museumbasoekiabdullah.or.id/
Lukisan Pangeran Diponegoro karya Basoeki Abdullah yang fenomenal. 

Basuki Abdullah merupakan pelukis beraliran realis dan naturalis, yang pernah memenangi sayembara melukis Ratu Juliana pada 1948, mengalahkan 87 pelukis Eropa.

Ia pun sempat dipilih oleh Presiden Soekarno sebagai pelukis langganan istana.

Berkat keahliannya dalam bidang seni lukis, Basuki Abdullah mendapatkan panggilan untuk melukis raja, kepala negara, dan mengadakan pameran lukisanya di mancanegara, seperti di Singapura, Italia, Portugal, Inggris, dan beberapa negara lainnya.

Peran Basuki Abdullah dalam kancah Internasional itu membuatnya disebut sebagai duta seni lukis Indonesia.

Baca juga: Serial Anya Geraldine Masuk Episode Terakhir, Refal Hady Unggah Foto Lukisan Ini

Ia merupakan putra dari pelukis pertama Indonesia abad ke-20, Abdullah Suriosubroto, sekaligus cucu Wahidin Sudirohusodo, tokoh kebangkitan nasional.

Sejak usia empat tahun, ia menunjukkan bakat dan kegemarannya akan melukis.

Basuki kecil telah melukis beberapa tokoh ternama, seperti Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, Krishnamutri, dan beberapa lainnya.

Basuki sempat bersekolah di HIS Katolik dan MULO Katolik di Solo.

Kemudian, pada 1933, ia mendapat beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa di Den Haag, Belanda.

Ia menyelesaikan studinya pada 1936 dan mendapat penghargaan Sertifikat Royal International of Art (RIA).

Setelah bersekolah di Belanda, Basuki melanjutkan studinya di beberapa sekolah seni rupa di Eropa, seperti di Paris dan Roma.

Seperti ayahnya, Basuki Abdullah tumbuh menjadi pelukis Mooi Indie Indonesia yang sangat menonjol, bahkan mengangkat tema yang lebih luas.

Pada 1939, karya yang telah dihasilkan oleh Basuki Abdullah di Eropa dibawa ke Indonesia untuk dipamerkan.

Pameran itu dilakukan di beberapa kota, di antaranya di Surakarta, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan Medan.

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, ia bergabung dalam organisasi Putera atau Pusat Tenaga Rakyat yang dibentuk pada 19 Maret 1943.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved