BERITA KRIMINAL

GEGARA Uang Jajan, Dua Bocah Disiksa Ayah Kandung hingga Luka Parah dan Tewas

Gegara ketahuan mengambil uang jajan senilai Rp 450 ribu milik ayahnya, seorang bocah tewas dianiaya sang ayah. Sedangkan kakaknya luka parah.

ISTIMEWA
Dua bocah di Cimahi dianiaya ayah kandungnya gara-gara ketahuan mengambil uang jajan senilai Rp 450 ribu. Foto Ilustrasi 

TRIBUNBATAM.id, CIMAHI - Seorang bocah perempuan berumur 10 tahun berinisial AH tewas di tangan Ade Bogel (37) yang tak lain ayah kandungnya sendiri.

Sebelum tewas, AH dan kakaknya AMN (12) disiksa sang ayah karena kedapatan mengambil uang senilai Rp 450 ribu milik sang ayah yang dipakai untuk jajan dan dibagi-bagikan ke teman-temannya.

Berbeda dengan AH yang tewas, kondisi AMN masih selamat tapi kini masih dirawat di RS Sartika Asih, Kota Bandung.

Selama disiksa oleh pelaku, kedua bocah itu diduga berusaha menahan tangis dan tidak berteriak meskipun sekujur tubuhnya luka-luka.

Sehingga, tetangga di sekitar rumah kontrakan korban tidak mengetahui ada penyiksaan tersebut.

Penyiksaan diduga dilakukan Ade pada Senin (6/2/2023).

Hal itu diperkuat dengan pernyataan Jubaedah, tetangga pelaku yang mendengar suara benturana di lantai dua.

Baca juga: Oknum Polisi Anggota Densus 88 Habisi Nyawa Sopir Online Sering Buat Masalah

"Kalau kejadian persisnya saya enggak tahu. Tapi kemarin memang terdengar suara bledag-bledug seperti anak main loncat-loncatan dari lantai 2. Saya kira memang anaknya saja yang lagi main-main," kata Jubaedah, Selasa (7/2/2023).

Saat itu Jubaedah tak curiga karena tak ada suara anak menangis.

Ia baru sadar suara itu karena ada penganiayaan, setelah paman korban mendatangi rumah kontrakan, di Jalan Pesantren, RT 07/RW 07, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat. 

Ade kemudian ditangkap oleh polisi di rumah kerabatanya di daerah Sarijadi, Kota Bandung pada Senin (6/2/2023) malam.

Ade adalah seorang pengamen di Jalan Cipaganti, Kota Bandung.

Ia kemudian menikah lagi dengan N, seorang penyanyi.

Kasus tersebut terungkap saat paman korban yang beprofesi sebagai petugas kepolisian mendatangi rumah kontrakan yang ditinggali keponakannya.

Lalu dengan kondisi panik sang paman mendatangi tetangga pelaku, Jubaedah (63) dan bertanya ambulans yang terdekat dari lokasi.

"Nah tiba-tiba ada pamannya datang, nanya ada ambulans nggak ke sini. Saya kan nggak tahu ya. Saya tanya siapa yang meninggal, dia bilang anak yang di atas. Saya kaget waktu dengar itu," kata Jubaedah, Selasa (7/2/2023).

Dibantu warga, sang paman kemudian mendobrak kamar yang terkunci di lantai dua.

Saat dibuka, AMN terlihat diam tak berdaya.

Tubuhnya telihat lebam dan membiru.

Ia pun segera dibopong oleh sang paman ke lantai bawah.

Sementara itu AH diketahui sempat dibawa ke rumah sakit oleh sang ayah.

Sena Ramadhan (38), tetangga pelaku mengatakan ia melihat Ade Bogel menggendong anak keduanya turun dari lantai dua dan akan membawa anaknya ke rumah sakit.

Menurut Sena, awalnya Ade akan membawa anaknya dengan motor milik teman Sena.

Namun karena motor itu tak segera menyala, Ade membawa anaknya ke rumah sakit dengan menggunakan ojek online.

"Saya lihat kondisi anak itu (AH) memar dan biru di sekujur badan dan tangannya juga kayak patah gitu. Itu kelihatan karena badannya enggak ditutup," kata Sena.

"Jadi yang dibawa ayahnya itu anak yang perempuan. Kalau yang laki-laki masih di atas, lalu didobrak. Kondisinya sama, memar-memar tapi enggak meninggal," tambah da.

Sementara itu, Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono mengatakan pelaku mengaku menganiaya dua anaknya karena korban mengambil uang tanpa izin.

Total uang yang diambil adalah Rp 450.000.

Pelaku mengatakan kedua anaknya mengaku uang tersebut digunakan untuk jajan dan dibagikan ke teman-temannya.

"Menurut pelaku yang ambil uangnya itu kedua anaknya. Saat ditanya ke anak oleh pelaku emang uangnya untuk apa. Ternyata uangnya untuk jajan dan dibagikan kepada teman-temannya," papar Aldi.

Karena gelap mata, pelaku kemudian memukul dan menendang kedua anaknya hingga babak belur.

"Dari pengakuan pelaku, putrinya yang bungsu (AH) ditendang dan dipukuli sebanyak 15 kali. Penganiayaan itu menyebabkan anaknya meninggal dunia," ujar Aldi.

"Sementara kakaknya yang masih hidup, (AMN) sama juga ditendang dan dipukuli sebanyak tujuh kali oleh pelaku," imbuhnya.

Penganiayaan yang dilakukan oleh Bogel dilakukan di sebuah kamar kecil dengan pintu tertutup.

Bahkan tetangga pun tak pernah menaruh curiga bahwa pelaku melakukan penyiksaan.

"Saat kita gali informasi ke tetangga, mereka tidak mendengar suara jeritan atau tangisan.

Namun tetangga mendengar suara jedag-jedug (benturan)," tutur Aldi.

Rupanya, korban menahan tangis atas pukulan dan tendangan sang ayah.

Kedua anak itu hanya diam saat pelaku menghajar mereka dengan brutal.

"Pas kita tanya ke pelaku, korban juga tidak menangis (saat dipukuli). Itu hasil Riksa sementara dari pengakuan pelaku," tambahnya.

Putri bungsu korban lebih dulu tumbang, tubuhnya terkulai ke lantai tak bergerak.

Siang itu, pelaku kemudian membawanya ke rumah sakit untuk memastikan kondisinya.

Sementara putra korban disekap di sebuah kamar kontrakan tempat ayahnya mengeksekusi, sampai akhirnya paman korban datang dan mendobrak pintu rumah kontrakan.

Saat dievakuasi, AMN dalam keadaan lemas tak berdaya dengan luka lebam di bagian wajah dan membiru di beberapa bagian tubuh.

"Lebih jauhnya kami akan periksa psikologis pelaku. Saat ini kami masih pendalaman," tuturnya. (kompas.com)

 

*Artikel ini telah tayang di Kompas.com

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved