BATAM TERKINI

Bertahun-tahun Perum Jodoh Permai Batam Krisis Air, Tiap Bulan Bayar Tagihan dan Beli Air

Warga perumahan Jodoh Permai Batam mengaku sudah bertahun-tahun mengalami krisis air bersih karena pasokan air SPAM Batam tidak lancar.

Penulis: ronnye lodo laleng |
ISTIMEWA
Sejumlah warga sedang menunggu air bersih di depan rumahnya. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Sebanyak 230 rumah di Perumahan Jodoh Permai, Kelurahan Sei Jodoh, Kecamatan Batuampar, hingga kini masih menantikan solusi terbaik terkait masalah krisis air bersih yang dialami selama ini.

Meski telah berulang kali membuat laporan ke kantor pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang saat ini dikelola oleh PT Moya Indonesia, namun tak kunjung mendapatkan titik terang.

Kondisi ini pun semakin membuat warga meradang.

Mereka berharap kepada Walikota sekaligus Kepala BP Batam, H. M. Rudi bisa mengambil sikap dengan permasalahan ini.

Hingga pagi ini, warga masih menantikan air bersih tersebut.

Hampir di setiap rumah tampak beberapa ember yang bertujuan untuk menampung air bersih atau air hujan.

Salah satu warga berinisial AG mengaku, permasalahan ini sudah menahun dialaminya dan tak kunjung ada titik terang.

Malahan, sejak pergantian pengelolaan dari PT ATB ke PT Moya Indonesia, bukannya menjadi lebih baik, justru semakin menyengsarakan warga.

"ATB dulu tidak separah ini. Sekarang air mati bisa sampai seminggu. Kami sudah bolak balik mengadukan, tapi tidak mendapat jawaban," kata AG, Jumat (17/2/2023).

Yang lebih membuat warga gondok, tagihan untuk pembayaran air selalu datang namun air tak kunjung mengalir.

Jika telat bayar, surat pemutusan langsung datang.

"Sekarang ini kami bayar double. Tagihan air harus dibayar, dan juga kami harus membeli air bersih dari pihak lain," keluhnya.

Meski adapun bantuan air bersih dari Pemerintah Kota Batam, namun tidak mencukupi kebutuhan ratusan rumah di kawasan tersebut.

"Yang datang hanya 1 mobil tangki, dan harus dibagi untuk setiap rumah. Mana cukup. Ada sekitar 230 rumah mulai dari Blok A hingga Blok H di kawasan ini," jelasnya.

Imbasnya, warga terpaksa harus mengeluarkan biaya ekstra membeli air seharga Rp 350 ribu untuk satu tangki. 

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved