BATAM TERKINI
Pemprov Kepri Dukung Pembangunan Sekolah Inklusi Anak Berkebutuhan Khusus
Pemprov Kepri mendukung pembangunan sekolah bagi anak berkebutuhan. Saat ini hanya ada 22 sekolah di Kepri baik negeri dan swasta.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pembangunan sekolah inklusi anak berkebutuhan khusus (difabel) di Provinsi Kepri masih menjadi perhatian serius berbagai pihak.
Pasalnya, hanya 22 sekolah inklusi anak berkebutuhan khusus yang berdiri di Provinsi Kepri. 10 sekolah negeri dan 12 lainnya adalah sekolah swasta.
Dari banyak sekolah tersebut, pendidikan khusus untuk anak tuna rungu dan memiliki keterlambatan bicara masih sangat minim adanya.
Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Kepri pun mengapresiasi langkah Smart Aurica School Kota Batam dalam memenuhi kebutuhan sekolah inklusi saat ini. Khususnya untuk anak tuna rungu.
"Sekolah ini yang pertama kali di Kepri untuk membantu anak-anak tuna rungu. Sebetulnya, ada lima pengkhususan yaitu tuna netra, tuna rungu, anak grahita, anak tuna daksa, dan autis. Memang kita masih akan terus membangun untuk sekolah inklusi ke depannya," ujar Kabid Pembinaan Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Elmie, kepada Tribun Batam saat menghadiri perayaan ulang tahun Smart Aurica School, Minggu (19/2/2023).
Pihaknya berharap agar Smart Aurica School dapat bersinergi baik dengan pemerintah.
Mengingat, Pemerintah Provinsi Kepri juga menyiapkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) baik untuk sekolah negeri ataupun swasta yang ada saat ini.
Elmie membeberkan bahwa besaran dananya pun berbeda-beda tiap sekolah.
Baca juga: KECELAKAAN KERJA DI BATAM, Pengawas Tenaga Kerja Bakal Datangi PT Ably Metal Indonesia
Seperti di Kabupaten Anambas, dana BOS yang diberikan untuk sekolah inklusi anak berkebutuhan khusus sebesar Rp 5 juta.
"Dengan banyaknya kepedulian masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus, kami siap mendukung apa yang akan direncakan ke depannya. Batam ini baru ada satu sekolah negeri untuk berkebutuhan khusus. Tahun ini Pemerintah Provinsi Kepri juga akan kembali membangun sekolah lain di Batu Aji," tambahnya.
Sementara, Ketua Yayasan Smart Aurica School Kota Batam, Seftiana Sari, berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan anak-anak berkebutuhan khusus yang ada.
Seperti bantuan pendidikan atau pemakaian alat bantu pendengaran.
"Total siswa kita kurang lebih 16 orang, sama yang terapi juga. Siswa kami dominan adalah anak tuna rungu. Tapi tidak itu saja, ada juga anak yang mengalami speech delay atau keterlambatan bicara," ujarnya kepada Tribun Batam.
Sari mengatakan jika Smart Aurica School telah berdiri kurang lebih satu lamanya di Kota Batam.
Pihaknya berupaya agar ke depan dapat kembali membuka sekolah untuk anak tuna rungu lainnya di kabupaten atau kota yang ada.
Gembok Merah Bea Cukai Terpasang di Puluhan Kontainer Diduga Berisi Limbah Elektronik di Batam |
![]() |
---|
Janin 4 Bulan Diberi Nama Bhayangkara Simbol Duka Keluarga Korban Kekerasan Oknum Polisi |
![]() |
---|
74 Kontainer Limbah Elektronik Ilegal di Batam Diamankan, Dua Kontainer Dikembalikan ke Negara Asal |
![]() |
---|
Sudah Sepekan Warga Bengkong Kesulitan Dapat Gas LPG 3 Kg, Mereka Cari Hingga ke Batam Centre |
![]() |
---|
Hendra Asman Ajak Warga Batam Rayakan Mid Autumn dengan Damai dan Penuh Kasih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.